x

ilustr: Search Engine Journal

Iklan

tuluswijanarko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 8 September 2020 09:59 WIB

Waspadai Klaster Keluarga, Tip Pencegahan dan Penanggulangan

Pandemi Covid-19 mulai memasuki fase yang menentukan, yakni merembah klaster keluarga. Klaster ini bisa terjadi saat salah satu anggota keluarga yang positif Covid-19 menularkan pada yang lainnya. Berikut tip pencegahan agar tak terjadi klaster tersebut, dan apa yang mesti dilakukan jika terpaksa melakukan isolasi mandiri

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Berikut protokol kesehatan yang mesti dilakukan agar tak terjadi klaster keluarga seperti ditulis Tempo.co. Laman itu mengutip situs CDC dan Mayo Clinic. 

  1. Selalu mandi usai beraktivitas di luar ruma                                                     Di era new normal banyak orang mulai beraktivitas di luar rumah. Itu bisa berisiko. Cara agar keluarga di rumah tetap steril dari virus adalah bagi yang baru datang dari bepergian adalah dengan langsung mandi. Jangan sekalipun menyentuh benda-benda ataupun keluarga Anda. 

     

  2. Menerapkan cara batuk dan bersin yang benar
    Apabila Anda sedang dalam kondisi tidak enak badan, misalnya flu, saat batuk lakukan dengan cara menutup area mulut dan hidung menggunakan tisu. Bisa juga  mengarahkan batuk ke ke lengan. Jangan lupa pula menggunakan masker jika dibutuhkan

3. Lenbih tegas dalam menerima tamu

Kadang kita melonggarkan kewaspadaan saat menerima kunjungan orang-orang tersayang ke rumah. Padahal perlu dipahami, kita tidak pernah tahu apakah mereka dalam kondisi sehat atau tidak. Apabila salah satu dari tamu yang datang positif Covid-19, itupun meningkatkan risiko seluruh anggota keluarga Anda terjangkit pula. Untuk itu selama pandemi ini, lebih tegaslah dalam menerima kunjungan.

4. Selalu menjaga imunitas tubuh
Setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas imunitas tubuhnya masing-masing. Sebab, kekebalan tubuh berperan penting dalam melindungi diri dari risiko terjangkit Covid-19.

Ada baiknya, anak maupun orang tua sama-sama mengkonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin, hingga rajin berolahraga. Seluruhnya berkontribusi dalam menjaga imunitas supaya jika skenario terburuk salah satu anggota keluarga menjadi pembawa virus corona, tak ada orang serumah pun yang terjangkit Covid-19.

Panduan isolasi mandiri 

Isolasi mandiri atau perawatan di rumah dilakukan terhadap orang yang bergejala ringan dan tanpa kondisi penyerta seperti penyakit paru, jantung, ginjal, dan kondisi immunocompromise. Tindakan ini dapat dilakukan kepada pasien dalam pengawasan, orang dalam pemantauan, dan kontak erat yang bergejala dengan tetap memperhatikan kemungkinan terjadinya perburukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tata laksana isolasi mandiri sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi Ke-5 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada Juli 2020 adalah sebagai berikut

1. Perawatan

Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik (memiliki jendela terbuka, atau pintu terbuka). Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan ruangan bersama (seperti dapur, kamar mandi) memiliki ventilasi yang baik.

Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, dan jika tidak memungkinkan maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien (tidur di tempat tidur berbeda). Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idealnya satu orang yang benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau gangguan kekebalan. Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai pasien benar-benar sehat dan tidak bergejala.

2. Kebersihan tangan

Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan pasien atau lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan kapanpun tangan kelihatan kotor. Jika tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan handsanitizer, dan untuk tangan yang kelihatan kotor menggunakan air dan sabun.

Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk bersih dan segera ganti jika sudah basah.

3. Penggunaan masker

Pasien menggunakan masker bedah jika berada di sekitar orang-orang yang berada di rumah atau ketika mengunjungi fasyankes (fasilitas layanan kesehatan) untuk mencegah penularan melalui droplet. Anak berusia 2 tahun ke bawah tidak dianjurkan menggunakan masker. Orang yang memberikan perawatan menggunakan masker bedah terutama jika berada dalam satu ruangan dengan pasien.

Masker tidak boleh dipegang selama digunakan. Jika masker kotor atau basah segera ganti dengan yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan, tapi mulai dari bagian belakang dengan memegang tali masker). Buang masker bedah segera dan segera cuci tangan.

Gunakan sarung tangan dan masker bedah jika harus memberikan perawatan mulut atau saluran nafas dan ketika kontak dengan darah, tinja, air kencing atau cairan tubuh lainnya seperti ludah, dahak, muntah dan lain-lain.

Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang sarung tangan dan masker. Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telah terpakai.

4. Kebersihan rumah

Pisahkan alat makan untuk pasien (cuci dengan sabun dan air hangat setelah dipakai agar dapat digunakan kembali). Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet dan kamar mandi secara teratur. Sabun atau detergen rumah tangga dapat digunakan, kemudian larutan NaOCl 0.5% (setara dengan 1 bagian larutan pemutih dan 9 bagian air).

Cuci pakaian, seprai, handuk, masker kain pasien menggunakan sabun cuci rumah tangga dan air atau menggunakan mesin cuci dengan suhu air 60-90 derajat Celcius dengan detergen dan keringkan. Tempatkan pada kantong khusus dan jangan digoyang-goyang, dan hindari kontak langsung kulit dan pakaian dengan bahan-bahan yang terkontaminasi.

Menggunakan sarung tangan saat mencuci dan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan sarung tangan. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang di tempat sampah di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius.

Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya, seperti sikat gigi, alat makan-minum, handuk, pakaian dan sprei. Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan rumah, maka selalu perhatikan APD dan ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui droplet.

CDC | MAYOCLINIC

Ikuti tulisan menarik tuluswijanarko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler