x

Sepak bola

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 24 Agustus 2021 15:57 WIB

Ayo Suporter, Sukseskan Kompetisi Liga 1, 2, dan Turunannya!

Semoga, suporter dapat taat, kompetisi berjalan dengan baik, laju penyebaran.corona dapat terus terkendali. Karenanya, para suporter, pecinta sepak bola Indonesia, benar-benar mendukung jalannya kompetisi dengan menonton dari televisi di rumah saja. Tidak ada nonton bareng, bikin kerumunan, apa lagi coba-coba merangsak mendekati stadion.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Izin tersebut diberikan setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengadakan pertemuan dengan Menpora Zainudin Amali di Mabes Polri. Kemudian Listyo Sigit Prabowo menerbitkan izin itu berdasarkan hasil assessment dan evaluasi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun, karena kompetisi akan bergulir di masa pandemi Covid-19, protokol kesehatan wajib dijalankan secara disiplin.

Oleh karenanya, Liga 1 edisi kelima ini, jangan sampai ternoda oleh hal-hal yang dapat menghentikan keberlangsungan kompetisi yang perizinannya tidak mudah diterbitkan.

BRI Liga 1 dan masalah suporter

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbeda dengan edisi sebelumnya, musim ini, nama resmi kompetisi tertinggi Liga Indonesia adalah BRI Liga 1 2021/2022 dan tetap diikuti oleh 18 Klub kasta tertinggi di Liga ini.

Agar kompetisi yang akan bergulir mulai 27 Agustus 2021 dapat berjalan lancar dan sukses, maka syarat yang berikan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jendral Pol. Listyo Sigit Prabowo, wajib ditaati.

Dari sekian persyaratan yang diterbitkan, salah satunya adalah menyoal suporter. uporter dilarang datang ke stadion, menggelar nonton bersama, dan menciptakan kerumunan lainnya. Apabila nantinya ada suporter yang melakukan pelanggaran tersebut, maka pihaknya tidak akan segan menjatuhi hukuman berat untuk klub.

Bahkan hukuman berat itu bukan hanya yang bersifat administrasi, tetapi hingga tidak diperbolehkannya klub bersangkutan ikut bertanding.

“Kalau kemudian aturan ini dilanggar, akan ada sanksi bagi klub. Mulai dari sanksi yang bersifat administrasi hingga klub tersebut tidak boleh mengikuti pertandingan,” ujar Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers di Kantor Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/8/2021).

Atas aturan yang jelas dan tegas tersebut, seharusnya tidak akan ada lagi kelompok suporter yang coba-coba berani melanggar aturan. Namun, melihat fakta, data, sejarah atau pengalaman tindak suporter sepak bola di Indonesia, maka bagi setiap klub dan pemimpin suporternya wajib lebih waspada.

Jangan sampai ada klub dan pemimpin suporternya yang kecolongan oleh perilaku suporter yang tidak bertanggungjawab seperti dalam Piala Menpora yang lalu.

Ada perbedaan sosial, ekonomi, pendidikan

Harus diakui bahwa hingga saat ini, di setiap kelompok suporter klub, kondisi setiap individu suporternya berbeda latar belakang kehidupan ekonomi, pun pendidikan. Sehingga, dari segi kecerdasan intelektual (otak) dan kecerdasan personaliti (emosi) pun sangat signifikan berpengaruh pada sikap dan tindakan.

Bagi para suporter yang sudah terdidik, tentu akan mampu mengendalikan sikap dan perbuatannya karena ada kompetensi kecerdasan otak dan emosi. Namun, bagi para suporter yang masih belum terdidik di bangku sekolah, atau yang memiliki latar belakang terkendala sosial dan ekonomi, tentu biasanya akan sangat mudah membikin ulah dan memancing masalah.

Parahnya lagi, jumlah suporter terdidik kalah banyak dari jumlah suporter yang belum terdidik. Sehingga, bila ada percikan ulah yang memancing.keributan dan rusuh hingga bikin kerumunan, maka dapat dipastikan akan tak mudah dijinakkan dan dikendalikan, meski oleh aparat keamanan karena kelompok suporter yang demikian memang senang mencari ribut, atau rusuh memang hal yang diinginkan. Inilah yang wajib selalu disadari oleh pemimpin kelompok suporter klub.

Tidak terbawa euforia sepak bola Eropa

Di sisi lain, setiap pemimpin suporter klub juga wajib mampu menggaransi bahwa suporter sepak bola di Indonesia tidak ikut-ikutan terbawa euforia sepak bola manca negara khususnya dalam hal kompetisi sepak bola di Benua Eropa, yang kini sudah bergulir, dan hampir semua stadionnya terisi penuh suporter yang bila dilihat di layar kaca sudah tak bermasker dan tak ada lagi menjaga jarak karena kondisi penanangan Covid-19 di sana, sebagian sudah teratasi.

Para suporter sepak bola sudah melakukan vaksinasi, dan juga ada test PCR sebelum masuk stadion. Jadi, jangan sampai suporter sepak bola di Indonesia, mencontek mentah-mentah apa yang terjadi di Eropa.

Semoga saja para pencinta sepak bola Indonesia akan cerdas otak dan emosi hingga mampu mematuhi aturan yang ada, hingga kompetisi dapat tetap berjalan dan tak akan mengganggu klub. Pasalnya, apabila dilanggar, klub akan rugi karena tidak bisa bertanding dan dihukum.

Oleh karena itu, salah satu kunci suksesnya kompetisi Liga 1, 2, 3, dan turunannya adalah terletak pada tertibnya suporter menaati aturan yang sudah dibuat atas kesepakatan bersama antara Satgas Gugus Tugas Covid-19, Kepolisian RI, Kemenpora, PSSI, PT LIB, Klub, dan Suporter yang menjadikan Surat Izin kompetisi resmi diterbitkan.

Nonton di rumah

Semoga, suporter dapat taat, kompetisi berjalan dengan baik, laju penyebaran.corona dapat terus terkendali. Karenanya, para suporter, pecinta sepak bola Indonesia, benar-benar mendukung jalannya kompetisi dengan menonton dari televisi di rumah saja. Tidak ada nonton bareng, bikin kerumunan, apa lagi coba-coba merangsak mendekati stadion.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler