x

liga 1

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 29 Agustus 2021 16:09 WIB

Liga 1 Jangan Kebanting dari Siaran Langsung Sepak Bola Mancanegara

Publik sepak bola nasional baru saja dimanjakan oleh tontonan sepak bola kelas dunia, Piala Eropa 2020, Copa America 2021, Piala Emas 2021, dan Olimpiade Tokyo 2020. Sekarang berlanjut tayangan labgsung dari liga domestik Eropa dan kompetisi antar klub Eropa. Maka, Liga 1 jangan kebanting.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Laga pembuka kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 antara Bali United versus Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) berjalan lancar dan kondusif. Bali United pun mampu mengemas 3 poin perdana setelah menudahi perlawanan si Macan Putih dengan skor 1-0.

Artinya, dari 3 laga awal yang dijadikan sebagai ujian agar kompetisi dapat terus dilangsungkan sesuai persyaratan protokol kesehatan ketat, laga ke-1= lulus. Para suporter pun disiplin menonton pertandingan di rumah saja.

Kini tertersisa dua laga ujian lagi. Laga ke-2, yaitu Persipura Jayapura melawan Persita Tangerang pada Sabtu, 28 Agustus 2021 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Laga ke-3, Bhayangkara FC melawan Persiraja Banda Aceh pada Minggu, 29 Agustus di Stadion Indomilk Arena, Tangerang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belum menarik, membosankan

Kendati laga pembuka atau ke-1= lulus sesuai aturan protokol kesehatan, namun bentrok antara Bali United melawan Persik Kediri terbilang belum menarik. Laga berjalan dengan tempo lambat, skema dan strategi bertanding kedua tim pun masih belum nampak sebagai laga layaknya kompetisi kasta tertinggi di negara lain.

Secara kasat mata yang terlihat, sebagai juara bertahan, Bali United berusaha tampil menyerang, sementara Persik Kediri tampil tertutup, konsentrasi di barisan pertahanan.

Namun, secara keseluruhan permainan kurang menarik. Aliran bola sering tersendat. Bahkan pemain dari kedua tim sangat sering salah melakukan passing, bermain tidak simpel, banyak pemain yang tetap memaksa mengumpan atau melewati lawan bak sepak bola zaman kuno. Banyak kesalahan elementer yang seharusnya tak banyak terlihat di sepak bola level tertinggi.

Laga kedua tim pun mengingatkan penampilan timnas Indonesia yang di beberapa waktu juga lebih banyak tampil seperti demikian, karena budaya bermain di kompetisi klub terbawa ke timnas.

Pelatih harus upgrade diri

Dari laga tersebut juga nampak, bahwa cara bermain dengan strategi yang diterapkan itu, adalah hasil dari apa yang selama ini ditorehkan oleh si pelatih kepada para pemain.

Seharusnya, sepak bola kasta tertinggi, sudah bermain dengan gaya sepak bola modern. Gaya tersebut tercermin dari gelaran Piala Eropa 2020, Copa America 2021, Piala Emas 2021, dan Olimpiade Tokyo 2020.

Setiap pemain cerdas intelegensi dan personaliti, maka kuat dalam penguasaan bola indivudu dan kuat dalam penguasaan bola secara tim yang terdeskripsi dari kualitas skill teknik dan fisik.

Bahwa kompetisi sepak bola di Indonesia memang sudah lama terhenti karena corona, tapi hal itu tidak bisa dijadikan justifikasi (pembenaran) hingga laga pembuka Liga 1 tak greget, tak menarik, kaku, banyak kesalahan elementer, dan tak nampak hasil polesan pelatih.

Kompetisi adalah peta kecil dari pondasi awal terbentuknya atau lahirnya timnas yang handal. Karenanya, bila Liga 1  tersaji seperti demikian, maka tergambar pula bagaimana timnas dibentuk, terbentuk, dan penampilannya.

Ayolah, khususnya para pelatih Liga 1, upgradelah, tingkatkan kualitas permainan tim yang dibesut. Jadikan tim yang dinakodai di klub Indonesia yang bermain dalam model sepak bola modern. Kuat skill individu (control-passing), dan kuat penguasaan bola secara tim. Bermain mengalir dari kaki ke kaki. Toh, semua Stadion di Indonesia untuk Liga, lapangan dan rumputnya sudah standar FIFA.

Masa, di era modern, publik sepak bola nasional masih disuguhi permainan sepak bola gradak-gruduk, pletak-pletok, salah control, salah passing dll.

Dari catatan lulusnya pelaksanaan laga ke-1 sesuai aturan protokol kesehatan. Semoga laga ke-2 juga akan kembali sukses dan lulus dari ujian persyaratan kompetisi sesuai aturan.

Tetapi, karena ini laga kasta tertinggi, jangan ada lagi permainan yang tidak menarik. Terlebih, kaca mata penonton hanya terbatas pada gambar apa yang disajikan oleh televisi, jadi bila gambar yang dipertunjukkan kurang menarik karena dari fakta laga yang kaku, penonton pun akan mudah memindah chanel televisi, karena pertandingan membosankan.

Ingat, publik sepak bola nasional baru saja dimanjakan oleh tontonan di televisi dari gelaran siaran langsung sepak bola kelas dunia, Piala Eropa 2020, Copa America 2021, Piala Emas 2021, dan Olimpiade Tokyo 2020 dan sekarang berlanjut tayangan labgsung dari liga domestik Eropa dan kompetisi antar klub Eropa. Maka, Liga 1 jangan kebanting.

Jadi, bila menonton laga Liga 1 tak greget, tak menarik, karena pelatih sepertinya nampak tak mengupgrade diri dalam mengelola tim, di tambah pemain yang masih terkendala teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS), sehingga publik terus disuguhi laga yang isinya kesalahan elementer pemain, maka garansinya adalah kompetisi yang membosankan.

Selepas laga pembuka BRI Liga 1 pun, banyak warganet yang berkomentar, pertandingan tidak seru, jauh dari yang selama ini sudah ditonton dari siaran langsung sepak bola luar negeri.

Ayo, di laga ke-2, Persipura versus Persita Tangerang, greget ya! Jangan banyak kesalahan elementer! Kasih publik pertunjukkan sepak bola yang modern seperti laga-laga dari luar negeri!

Untuk suporter, ingat tiga laga awal akan ada evaluasi dari pihak pemerintah, apabila kompetisi dinilai tak ada masalah.maka Liga 1 2021/2022 bisa dilanjutkan kembali. Jadi, tetap nonton di rumah, jaga prokes ketat

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler