x

Morgan

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 3 November 2021 08:35 WIB

U-23 Dihambat AFC, Pelatih Australia Puji Indonesia

Sepertinya AFC memang ingin menyingkirkan Indonesia di saat pemain Indonesia mulai merumput di manca negara dan memasuki usia emas dengan tetap membirakan Grup G terisi dua tim. Tentu Witan cs tak akan dapat mengulang tampil lagi di timnas U-23. Pupuslah harapan pertama kalinya Indonesia menembus Piala Asia U-23 sejak PSSI berdiri. Semoga saja, regenerasi pemain Indonesia akan muncul Witan-Witan yang lain dan akan mampu menembus Piala Asia U-23 berikutnya. Ayo Witan cs, teruskan perjuangan kalian, hingga mampu menembus Piala Dunia. Aamiin.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Benarkah dalam Kualifikasi Piala Asia U-23 2022, AFC mendahulukan urusan politik dan uang minyak, hingga pembagian grup tak berdasarakan peringkat. Buntutnya banyak tim dirugikan, dan Indonesia juga salah satunya?

Malah, AFC sepertinya sengaja menyingkirkan Indonesia yang pemainnya sedang di usia emas dan pelatihnya Shin Tae-yong (STy) karena hanya merubah regulasi menjadi pertandingan leg 1 dan 2 dengan Australia, sementara di grup lain tetap ada pesta juara grup dan runner-up grup yang lolos?

Masih terasa mengenaskan sebab sebelum timnas U-23 Indonesia benar-benar harus tersingkir di Kualifikasi Piala Asia U-23 2022, sepertinya PSSI nampak pasrah saja dan seperti kerbau dicucuk hidung mengikuti kemauan AFC.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal, seharusnya PSSI pun bisa menolak atau bahkan mundur dari Kualifikasi karena jelas-jelas tak ada keadilan dan sangat dirugikan dengan pengunduran diri China dan Brunei dari Grup G Kualifikasi Piala Asia U-23 2022, tapi Grup G wakilnya berubah hanya juara grup.

Dirugikan tapi pasrah

Jelas-jelas dirugikan, dan jelas-jelas hanya akan menghadapi Australia, tapi PSSI pasrah. Hal itu sama saja bahwa PSSI bak sedang menyiapkan timnas U-23 untuk bunuh diri alias rela terdepak karena jelas-jelas hanya akan bentrok dengan Australia.

STy lah yang justru bersuara, karena tim yang diasuhnya, jelas-jelas dirugikan atas mundurnya China dan Brunei, tapi AFC memaksakan Grup G tetap diisi oleh Australia dan Indonesia, yang lolos pun hanya juara grup, berbeda dengan grup lain yang ada kesempatan lolos bila menjadi salah satu runner-up terbaik.

Nasi sudah menjadi bubur, dan akhirnya, metafora tentang David yang dapat mengalahkan Goliath dan hanya ada di dunia khayalan, benar-benar tak terbukti. Dalam laga dua leg, pasukan STy tetap belum mampu membalikkan prediksi yang masih sebatas mimpi.

Jujur, saya heran, sepertinya PSSI, bahkan publik sepak bola Indonesia juga diam saja tak melakukan upaya apa-apa meski Indonesia didera ketidakadilan. Malah PSSI seolah malah bangga melakukan misi mustahil dan percaya diri bermimpi timnas U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2022, dan mampu menyingkirkan Australia, meski STy sendiri sudah protes karena STy sadar betul kompetensi Bagus dan kawan-kawan dibanding kompetensi pasukan Australia.

Hal ini berbanding terbalik dengan siksp warganet India ramai-ramai mengkritik regulasi AFC yang dinilai tak memberikan keadilan bagi wakil Asia Selatan.

India menyorot negatif terkait regulasi Kualifikasi Piala Asia U-23 2022. Gelaran Kualifikasi Piala Asia U-23 2022 mendapat kendala dengan sejumlah tim yang mengundurkan diri. Indonesia pun menjadi korban.

Kekesalan warga India dicurahkan dengan menghujani kritik pedas di akun Twitter AFC. Di antara kritik pedas itu adalah menuding AFC melakukan ketidakadilan dengan menempatkan negara Asia Selatan bersama negara Asia Barat dan Tengah. Sepak bola India tertinggal karena sistem aneh AFC yang tidak berdasarkan merit atau peringkat, tetapi berdasarkan politik dan uang minyak.

Kritik lain juga menyebut negara Asia Tenggara akan dengan mudah dibantai negara Asia Barat dan Asia Tengah. Tetapi Negara ASEAN yang sangat lemah bisa lolos ke putaran final baik di level klub maupun timnas, karena mereka cuma berhadapan dengan Jepang, Australia, dan Korea. Coba negara ASEAN melawan tim Asia Tengah dan Barat, mereka akan dibantai.

Kritik India nyatanya terbukti, Asia Tenggara saat ini telah meloloskan Malaysia ke putaran final Piala Asia U-23 2022, serta salah satu di antara Vietnam atau Myanmar akan menyusul. Tetapi India dipastikan tak lolos karena hanya mengantongi satu poin di klasemen runner-up grup terbaik. Tidak beda jauh dengan nasib Indonesia.

Timnas U-23 mendekati level Australia= Terlepas dari PSSI dan publik sepak bola nasional yang pasrah, tidak seperti warganet India yang mengkritik pedas India, ada hikmah di balik tetap tersajinya duel antara Indonesia versus Australia, meski perbedaan peringkatnya selisih 131 digit.

Publik sepak bola nasional dan dunia, kini jadi tahu bahwa kinerja STy dalam mengolah penggawa Garuda muda, nampak signifikan perubahannya. Bagaimana pun tim berperingkat 34 dunia, tentu bukanlah lawan sebanding bagi tim berposisi 165 dunia. Namun, di tangan STy, dunia dibikin terperangah karena Indonesia nyatanya mampu menyulitkan dan menyengat Australia.

Sangat tak adil, timnas U-23 ternyata harus tak masuk Babak Final Piala Asia U-23 2022, karena sudah harus bentrok dengan Australia tanpa ada kesempatan menjadi runner-up terbaik.

Andai saja Indonesia berada dalam seperti negara Asia Tenggara lain, bukan mustahil, Witan cs akan lolos. Bahkan mungkin akan mampu menjadi juara grup, bukan runner-up grup, sebab performanya sungguh sangat impresif saat meladeni Australia.= Lebih dari itu, pelatih Australia, Trevor Morgan, yang merasakan langsung anak asuhnya disengat pasukan STy, benar-benar memuji timnas Indonesia U-23 yang tampil begitu spartan. Morgan bahkan yakin, Indonesia bisa mentas ke Piala Dunia dalam waktu dekat.

Pasukan STy telah menunjukkan semangat tak kenal lelah dalam meladeni permainan Australia dan bikin Australia berkeringat setelah cuma kalah 2-4 secara agregat. Hal itu mendapat pujian dari Trevor Morgan. Bahkan dia yakin Indonesia bisa main di Piala Dunia.

“Seratus persen saya yakin Indonesia bisa ke Piala Dunia [junior],” kata Trevor Morgan kepada awak media.

Morgan menambahkan, pasukan Shin Tae-yong punya permainan yang berkualitas. Perlawanan yang diberikan oleh Witan cs dan rekan-rekan disebut olehnya terstruktur dengan baik. Bermain dengan gairah dan memiliki kualitas yang baik.

Sekali lagi, sayang mengapa regulasi AFC tak adil dan merugikan Indonesia? Sayang, mengapa yang keburu harus dihadapi adalah Austarlia seorang diri. Sehingga Indonesia pun harus rela tak masuk Piala Asia, pun tak dapat poin tambahan untuk ranking FIFA.

Sepertinya AFC memang ingin menyingkirkan Indonesia di saat pemain Indonesia mulai merumput di manca negara dan memasuki usia emas dengan tetap membirakan Grup G terisi dua tim. Tentu Witan cs tak akan dapat mengulang tampil lagi di timnas U-23. Pupuslah harapan pertama kalinya Indonesia menembus Piala Asia U-23 sejak PSSI berdiri.

Semoga saja, regenerasi pemain Indonesia akan muncul Witan-Witan yang lain dan akan mampu menembus Piala Asia U-23 berikutnya.

Ayo Witan cs, teruskan perjuangan kalian, hingga mampu menembus Piala Dunia. Aamiin.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler