x

Iklan

Adjat R. Sudradjat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 12 November 2021 05:36 WIB

Adu Cepat MotoGP dan Formula E

Tidak lama lagi publik pecandu adu cepat balapan sepeda motor dan mobil akan disuguhi balapan paling bergengsi di dunia, yaitu MotoGP di sirkuit Mandalika. Kemudian di Jakarta direncanakan akan ada balapan Formula E yang diinisiasi pemprov DKI Jakarta. Tapi dalam perjalanannya lembaga antirasuah telah turun tangan lantaran adanya dugaan penyelewengan anggaran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mata publik, wa bil khusus penggemar balapan sepeda motor dan mobil saat ini sedang tertuju kepada dua agenda besar yang baru kali ini akan digelar di negeri ini. 

 

Yang pertama adalah balapan sepeda motor yang paling bergengsi di dunia, yakni MotoGP yang rencananya akan digelar sesuai kalender MotoGP tahun 2022 yang akan datang. Sedangkan tempatnya di sirkuit Mandalika, yang terletak di Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Meskipun memang pada saat pembangunannya ada masalah terkait pembebasan lahan untuk sirkuit balap MotoGP yang konon termegah di kawasan Asia Tenggara tersebut yang terletak di Desa Kuta, Lombok Tengah, NTB, akan tetapi tampaknya hal itu sudah dapat diselesaikan oleh semua pihak. 

 

Adapun anggaran keseluruhan pembangunannya yang menelan dana sekitar Rp 1,7 - 1,8 triliun, itu murni merupakan kerjasama BUMN dengan Bank Himbara yang memberikan kredit investasi pembangunan hingga kredit modal kerja. 

 

Bahkan sebelum digelar ajang balap MotoGP, tidak lama lagi di sirkuit yang dibangun tanpa harus menggunakan APBD maupun APBN itu, akan digelar dua balapan yang juga cukup bergengsi sekaligus, yakni Asia Talent Cup 2021 pada 12-14 November 2021, World Superbike (WSBK) 19-21 November 2021. 

 

Untuk ajang ATC dan WSBK, saat ini tiketnya pun sudah mulai dijual. Dikabarkan animo masyarakat penggemar balapan cukup tinggi. Terbukti dari tiket yang dicetak cukup banyak, ternyata dalam waktu singkat sudah banyak pula yang habis terjual. 

 

Sehingga boleh jadi sejak perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan, hingga digunakannya sirkuit Mandalika, berjalan dengan lancar. 

 

*** 

 

Sementara itu ajang balap Formula E yang diagendakan pemprov DKI Jakarta sejak beberapa tahun lalu, dan yang semula rencananya akan digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), tepatnya  saat itu ada dua sirkuit yang disiapkan. 

 

Pertama, dimulai dari: Silang Monas Tenggara - MI Ridwan Rais- Tugu Tani - MI Ridwan Rais - Merdeka Selatan - Wisma Antara - Kedubes AS- Silang Monas Tenggara. Sedangkan alternatif lainnya berada di jalan: Silang Monas Selatan - belakang Gambir - Ridwan Rais - Merdeka Selatan - Bundaran Patung Kuda - Silang Monas Selatan. 

 

Akan tetapi dalam perjalanan selanjutnya, pemprov DKI Jakarta membatalkan kawasan Monumen Nasional lantaran selain mendapatkan protes dari kalangan pecinta lingkungan, dari pemerintah pusat pun mendapat penolakan. 

 

Padahal ketika itu Gubernur Anies Baswedan sudah gembar-gembor, bahwa penyelenggaraan balap Formula E merupakan program prioritas, dan sebagai ajang kampanye untuk mengurangi penggunaan energi konvensional agar beralih ke energi ramah lingkungan. 

 

Di samping ganjalan berupa lokasi sirkuit yang belum jelas di mana, kemudian muncul pula pandemi Covid-19. Walhasil penyelenggaraan ajang bergengsi balapan Formula E terpaksa harus ditunda. 

 

Padahal sebagaimana sebelumnya, ajang balap Formula E tersebut di mata Anies Baswedan merupakan proyek prestisius, dan paling tidak akan mampu menutupi berbagai janjinya yang pernah disampaikan saat kampanye jelang Pemilukada DKI Jakarta 2017 lalu. 

 

Dengan tertundanya kegiatan balapan Formula E itu, boleh jadi Anies pun dibuatnya pusing tujuh keliling. Terlebih lagi dengan munculnya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mencatat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pembayaran kepada FEO Ltd selaku promotor dan pemegang lisensi Formula E atas penyelenggaraan acara olahraga tersebut senilai 53 juta poundsterling Inggris atau setara Rp983,31 miliar pada 2019-2020. 

 

Anies pun semakin pusing lagi manakala Fraksi PDI-P dan PSI di Kebon Sirih mengajukan interpelasi, dan tak lama kemudian komisi antirasuah ikut-ikutan turun tangan. 

 

Hadeuh. Belum lagi dengan banjir yang terjadi, dan nyatanya tak sesuai dengan teori yang pernah dilontarkannya. 

 

Padahal maksud hati target 2024 adalah fokus utamanya. Siapa tahu elektabilitas produk beberapa lembaga survei bisa jadi kenyataan. 

 

Apa boleh buat, balap Formula E disalip balapan MotoGP di sirkuit Mandalika. Apa boleh buat, banjir tak juga surut dalam tempo enam jam - sebagaimana dikalkulasikannya... ***

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Adjat R. Sudradjat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler