x

Iklan

Main Ngadi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Rabu, 24 November 2021 07:53 WIB

Merdeka Belajar dalam Wacana Saja

Wacana merdeka belajar kini mulai diaplikasikan oleh mereka yang berada di Lembaga Pendidikan namun tidak untuk kami yang ada di pedesaan. Bagaimana tidak, sebelum adanya program Merdeka Belajar sampai dengan hari ini, Aktifitas kami masih sama saja. Sebagai guru bangun pagi ke sekolah, mengajar, disupervisi oleh pengawas, membuat perangkat dan pulang begitu adanya kami. Dimana letak Merdeka Belajar yang katanya akan memberikan kemudahan belajar kapan saja dan situasi apa saja.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Merdeka Belajar Dalam Wacana Saja

Revolusi  industry  4.0  membawa  pengaruh signifikan  terhadap  sistem  pendidikan  saat  ini. Perubahan  yang bergerak semakin cepat ditambah dengan kebutuhan manusia yang semakin  kom pleks  maka  pendidikan  seyogianya  harus  diselaraskan  agar  dapat  menjawab  segala  tantangan zaman. Hal ini sesuai dengan proyeksi  bangsa   dalam   menghadapi  Indonesia   Golden Generation 2045. (Saleh, M. 2020, May)

Revolusi industry 4.0 ini sebetulnya menjadi dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencanangkan merdeka belajar. Namun Program ini menimbulkan pertanyaan besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Bagaimana tidak dari slogan Merdeka Belajar menimbulkan banyak persepsi bagi masyarakat, Guru, Orang Tua Siswa / Mahasiswa ditambah lagi pidato MENDIKBUD ada kata-kata manis yang terucap “Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan” apakah merdeka belajar ini akan memberikan pertolongan kepada Guru atau siswa/mahasiswa atau mengurangi tugas yang di emban atau jangan-jangan hanya akan menjadi wacana belaka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wacana merdeka belajar kini mulai diaplikasikan oleh mereka yang berada di Lembaga Pendidikan namun tidak untuk kami yang ada di pedesaan. Bagaimana tidak,  sebelum adanya program Merdeka Belajar sampai dengan hari ini, Aktifitas kami masih sama saja. Sebagai guru bangun pagi ke sekolah, mengajar, disupervisi oleh pengawas, membuat perangkat dan pulang begitu adanya kami. Dimana letak Merdeka Belajar yang katanya akan memberikan kemudahan belajar kapan saja dan situasi apa saja.

Kami sebagai guru terus berupaya melaksanakan tugas yang mulia dengan ikhlas merasa senang Ketika kalimat Merdeka Belajar itu muncul kami berpikir bahwa sebagai guru yang selama ini digaji tidak menentu merasa kami akan merasakan merdeka yang sesungguhnya. Namun kenyataannya bagi kami Merdeka Belajar sekedar wacana saja bagi kami para guru. Betul adanya siswa merdeka dari USBN menjadi assesmen oleh sekolah, UN diubah menjadi Assesmen Kompetensi Minimum dan Survey karakter, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disederhanakan dan Sistem PPDB Zonasi dilaksanakan secara fleksibel. Inikah merdeka belajar yang sesungguhnya ? tentu tidak bagi kami para guru honorer yang masih mencari nafkah setelah pulang sekolah untuk tetap bertahan hidup.

Prof. Dr.  Hj. Sylviana  Murni,  SH,  M.Si selaku DPD/ MPR RI 2019-2024, dalam Seminar Nasional “Merdeka  Belajar:  Dalam  Mencapai Indonesia Maju 2045” yang diselenggarakan di Universitas Negeri Jakarta, pada tanggal 10 Maret  2020 menyatakan adanya peran strategis provinsi & kabupaten/ kota dalam menyikapi program “Merdeka Belajar” salah satunya Pusat lebih banyak mengatur aspe administrative anggaran (pencairan  dan pengspj-an TPG, BOS, DAK) ketimbang melahirkan instrument kebijakan edukatif  untuk    memudahkan pemda    dalam  memacu kinerja sekolah/ guru dan mutu belajar siswa. Ini berarti Fleksibelitas pengelolaan BOS baru-baru ini yang diberikan kebebasan kepada pihak sekolah dalam pengelolaan keuangan BOS untuk guru honorer namun lagi-lagi ini hanya menjadi wacana belaka bagi kami para guru honorer yang ada disekolah negeri.

Sesekali cobalah pemerintah yang arif dan bijaksana yang duduk dikursi empuk datang sebentar saja mengantikan kami agar bisa merasakan bagaimana kami menghadapi karakter siswa, keterbatasan fasilitas mengajar dengan perut lapar biar kalian enak dalam mengambil kebijakan nanti. Namun sejalan dengan merdeka belajar saya sebagai guru mengucapkan terimaksih atas recrutmen 1 juta guru yang luar biasa akan menelong, semoga kelak stetatus ASN akan membangkitkan semangat bapak/Ibu guru yang seluruh Indonesia untuk mensukseskan Merdeka Belajar agar tujuan Pendidikan tercapai sebab saya yakin kita adalah symbiosis mutualisme dimana pengambil kebijakan membutuhkan kami yaitu guru untuk menjalankan program dan kami membutuhkan pemerintah untuk kesejatraan.

Naumun dengan situasi yang kami hadapi saat ini, sebagai guru kami terus berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk pendidikan lebih baik lagi. 

Besar harapan kami kepada pemerintah untuk setiap hal baik yang kami lakukan semoga menjadi bahan pertimbangan yang baik pula oleh pemerintah. Kami percaya bahwa setiap hal baik yang kami lakukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa pasti akan dibalas dengan hal baik pula.

Terima kasih atas apresiasi pemerintah terhadap kami sampai hari ini. doakan kami bisa memberikan kontribusi yang baik untuk pendidikan indonesia 

 

Daftar Referensi

Merdeka belajar Sherly, Sherly, Edy Dharma, and Humiras Betty Sihombing. "Merdeka belajar: kajian literatur." UrbanGreen Conference Proceeding Library. 2021.

Saleh, M. (2020, May). Merdeka belajar di tengah pandemi Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional Hardiknas (Vol. 1, pp. 51-56).

SHERLY, Sherly; DHARMA, Edy; SIHOMBING, Humiras Betty. Merdeka belajar: kajian literatur. In: UrbanGreen Conference Proceeding Library. 2021. p. 183-190.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Main Ngadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler