x

Terjadinya transformasi perubahan dalam kehidupan

Iklan

Muh. Asfar H. Ali

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 November 2021

Minggu, 28 November 2021 15:13 WIB

Waktu Itu Mengubahku

Karya Fiksi yang disajikan berubah cerpen yang terinspirasi dalam pengalaman hidup penulis

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagi saya, Perubahan itu pasti akan terjadi, meski kita menolak untuk tidak terjadi, pasti akan tetap terjadi, terlahir dari daerah yang tidak begitu familiar, tapi itulah tanah kelahiranku, Sejak SD hingga SMP kelas 2 di tahun 1997-2002, saya adalah salah satu murid yang tergolong, biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa dengan saya, bahkan saya memperoleh peringkat di kelas karena melakukan hal-hal yang kurang baik (tidak patut di contoh), di masa itu saat akan ujian catur wulan (istilah dijamannya), sehari sebelum mata pelajaran yang akan diujikan akan berlangsung, saya akan mempersiapkan catatan-catatan kecil yang saya akan gunakan sebagai bahan contekan, tapi saya terbilang anak yang cerdas kenapa karena materi-materi ujian yang akan keluar biasanya saya dapatkan dengan meramu rangkuman-rangkuman pembelajaran yang disajikan bapak-ibu guru kala itu, sehingga, materi yang saya buatkan catatan untuk saya gunakan saat ujian itu, hampir terbilang tepat, itulah yang menjadikan saya juga sebagai salah satu murid yang tidak keluar dari peringkat 5 besar saat pengumuman penerimaan hasil belajar di setiap akhir caturwulan.

Saat itu, saya pernah kedapatan oleh teman-teman saat ujian telah berlangsung dan saya dilaporkan kepada guru yang mengawas saat itu, betapa malunya diri saya disaat itu, tapi inilah awal kebangkitan diri saya, dan perubahan itu mendatangiku, inilah jalan yang diberikan oleh Tuhan YME untuk merubah kebiasaanku, karena mau tidak mau, siap tidak siap maka terjadilah. Tahu tidak diri ini? pernah menjadi orang yang gagal, pernah menjadi orang yang tidak ada apa-apanya namun setiap hari saya berpikir untuk merubah keadaan pasca saya merasa terpukul saat kedapatan menyontek, (terjadi  kelas 2 SMP saat itu), yang dulu menjadi seorang yang selalu di belakang, menjadi orang yang tidak membuka diri, akhirnya saya menyadari itu semua, Kenapa? Itu karena jati diri telah terbentuk, rasa malu mulai menjadi pembentuk karakter bagi saya, meski kala itu, penguatan karakter bagi murid sudah mulai dibentuk. “Bu, Adi melihat buku”, Ujar salah satu teman (Kebayang tidak, bagaimana rasanya saat nada itu terdengar), raut wajahku seketika memerah, betapa perasan ini tidak karuan, serba salah dan tidak tahu harus berbuat apa, “Benar Asfar menyontek” sahut Bu. Guru yang mengawas mata ujian saat itu, “Tidak, Adi hanya memindahkan buku dari tasnya mau mengambil kertas cakaran mungkin”, Lanjut Bu. Guru, Saya tahu bahwa, saat itu Bu. Guru membela saya karena tidak ingin saya malu di depan teman-teman kelas saya, kebaikan itulah yang saya ingat sampai hari ini, sehingga memacu semangat saya untuk bercita-cita menjadi guru meski sejak awal saya ingin menjadi TNI, terpental di pikiran saya, kenapa ya, saya tidak bisa seperti teman-teman yang lain, padahal saya sama seperti mereka, mereka makan nasi, sayapun makan nasi, saya dan mereka juga menjalani waktu sama yakni 1 x 24 jam, dari itu semua, saya mulai menata diri, untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan itu menjadi suatu pengalaman yang sampai hari ini saya simpang dan saya jadikan sebagai motivasi hidup dan tidak ingin mengulangkan kepada orang lain terkhusus murid saya. Sejak itu, perubahan-perubahan itupun datang. Masih teringat saat itu saya mengikuti pesantren kilat tepatnya tanggal 2 sampai 6 Juli 2001, setelah mendapatkan materi selama 3 (tiga) hari, setelah menerima sertifikat kegiatan di akhir kata sertifikat terterah tulisan “Semoga Pengetahuan yang diperoleh dapat diamalkan demi Agama, Nusa, Bangsa dan Sekolah”, itulah menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi, apalagi, Alhamdulillah, telah mendapatkan beasiswa karena perubahan dan prestasi yang saya ukir, aktif di kegiatan sekolah seperti pramuka, estrakulikuler olahraga, kajian-kajian pemuda islam, pecinta alam, dan sebagainya sehingga sejak itu, saya menjalani kehidupanku dengan penuh motivasi dan prestasi.

Keberhasilan-keberhasilan yang telah saya dapatkan berlanjut ke bangku SMA hingga perguruan Tinggi, Saya percaya, pada saat kita bersama orang-orang yang baik, maka kebaikannya itu akan tertular, begitupun sebaliknya, masa itu terjadi tahun 2003-2005 jenjang SMA dan 2005-2009 jenjang Perguruan Tinggi, luar biasa yang saya rasakan, menikmati sebagai siswa yang berdedikasi tinggi bagi sekolah, dipercayakan sebagai ketua kelas, dan pengurus lembaga sekolah (MPK saat itu), aktif di pramuka, aktif pada lembaga kajian-kajian, aktif pada ajang ekstrakulikuler, mengikuti kursus-kursus, menjadikan hari-hari dengan berbagai kegiatan positif, diutus sebagai perwakilan kelas maupun sekolah dalam ajang-ajang lomba baik ditingkat sekolah maupun tingkat kecamatan sampai ke tingkat propinsi, hingga tiba masa kelulusan, dan saat itu ada 4 kampus yang menyatakan saya bebas tes masuk perguruan tinggi dan saat itu saya memilih PMJK di tahun 2009.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terulang kembali di masa-masa kuliah, semangat yang lebih membara lagi, kenapa? aktif sebagai fungsionaris lembaga, dan menjadi mahasiswa berprestasi itu adalah suatu yang luar biasa bagi saya, ada yang berkata saat aktif di lembaga kemahasiswaan maka akan mempengaruhi akademik saat kuliah, itu salah, justru saya mengkombaingkan, antara aktif di lembaga kemahasiswaan dan berprestasi pada akademik, sejak menjadi mahasiswa baru, saya telah menunjukkan keaktifan saya di lembaga kemahasiswaan dan tetap juga merangkap sebagai ketua tingkat, banyak ilmu-ilmu yang didapatkan pada lembaga kemahasiswaan yang tidak didapakan di bangku perkuliahan, dan saya berhasil menjalangkan itu semua, peraih beasiswa pertamina saat mengenyam perkuliah S1 untuk juga hal luar biasa bagi saya.

Pucaknya saat mengikuti Seleksi CPNS ditahun 2010, itulah takdir menjadikan saya guru sejati, hanya berselang beberapa waktu sebagai guru honor, takdir itu datang dengan pengumuman kelulusan sebagai abdi negara di tahun 2011. Menjadi guru itu mulia selain mengajar, kita juga mendidik, mengajar dengan hati akan menjadikan mengajar itu sangat nikmat, transfer ilmu yang diberikan kepada anak didik akan sangat menjadi mutiara yang akan selalu berkilau, itu yang saya lakukan juga pada anak didik saya, membimbing dan mengajar mereka, dari segi akademik dan ekstrakulikuler.

2017, boleh dikatakan sebagai awal dalam mengarumi samudera sebagai pendidik yang mulai merasa seksi dalam hal tenaga pendidik, memahami tufoksi utama sebagai pendidik, bukan berarti dari sejak 2007 lalu tidak mengarumi tapi dalam arti menikmati menjadi seorang guru yang punya lebih dari seribu tanggung jawab yag harus dipadupadamkan dengan berbagai sudut tugas, kegiatan serta banyak hal.

Proses demi proses saya jalani dalam menimba ilmu, lokakarya demi lokakrya saya jalani, dengan setiap lokakarya yang punya penguatan materi tersendiri yang pada intinya mempersiapkan diri saya menjadi lebih baik dari semua hal. Narasumber yang berkompeten yang mengajari arti dari sebuh kedisiplinan, dari yang kami lalui selama 3 tahun, selama itu pula tidak pernah sedikit pun para narasumber yang mengajari kami tidak menghargai waktu, mereka konsistem dengan apa kesepakatan yang telah dibuat, itu adalah salah satu dari banyak kebiasaan-kebiasaan positif yang saya adopsi sampai hari ini.

Dan pada akhirnya, dipercayakan menjadi salah satu pengelola pada lembaga pendidikan tersebut, itu adalah suatu amanah yang berani saya iyakan, karena saya yakin lembaga ini, akan menjadi lembaga yang sangat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya kebermanfaatan bagi pendidikan di kabupaten pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Guru Zaman now, di era Revolusi 4.0 itu harus tampil sebagai guru yang punya berbagai solusi dari setiap permasalahan, baik dalam mengajar maupun sebagai orang di masyarakat, apatah lagi di masa pandemi ini, kita dituntut menjadi guru yang harus mampu memberikan pembelajaran bagi anak didik kita, meski pembelajarannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) itu bukan suatu halangan untuk kita bisa berkarya dan tetap melayani anak didik kita dalam pembelajaran, sisa disajikan formula yang tepat agar pembelajaran ini tetap berjalan. Menjalani pengajaran di tiga tempat berbeda membuat suasana PJJ saya berbeda setiap sekolah, begitu luar biasa rasanya mengajar dan mendidik, itulah alasan kenapa saya mengajar di tiga sekolah, setiap sekolah yang saya ajar memberikan pengalaman tersendiri, selama PJJ banyak pengalaman yang saya dapatkan.

Tahukah bahwa suatu kesuksesan itu adalah hasil karya yang kita lakukan, saat suatu percobaan yang kesekian kalinya tidak berhasil dan kita melakukan terus menerus akhirnya berhasil, maka itu juga kesuksesan, meski ada yang mengatakan kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda, bagi saya kesuksesan itu adalah setiap apa yang kita lakukan meski tidak mencapai target tujuan dan itu telah berproses maka itu adalah kesuksesan. Itu salah satu prinsip yang saya pegang hari ini dan esok, di kala teman-teman menikmati kesantaiannya, saya memilih untuk berbuat, seperti yang saya lakukan sekarang ini, mengikuti lomba aprsiasi guru yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, ada saja aktivitas yang saya lakukan, dan aktivitas itu tidak akan saya lakukan apabila bukan untuk hal kebaikan, aktif megikuti webinar yang lagi menjadi salah satu media memperbaharui ilmu di masa pandemi ini saya yakin kegiatan itu untuk masa mendatang, menulang ilmu hari ini yang akan diterapkan di masa datang. Ikut seleksi guru penggerak, ikut kegiatan guru belajar di masa pandemi, ikut pelatihan Guru Pemdamping Khusus (GPK) itu semua saya lakukan untuk menjadi amunisi dan di masa yang akan datang.

Waktu itu akan terus berjalan, pernah muncul di benak ini untuk menjadi guru inspirasi, minimal menjadi guru inspirasi bagi teman sejawat di sekolah, dan mimpi itu harus saya raih, menjadi guru hebat di masa datang akan kuraih, yakinkan diri ini untuk lolos dalam seleksi guru penggerak dan salah satu jalan menjadi guru inspirasi. Saya yakin, saat diberikan suatu tanggung jawab maka kerjakanlah, orang-orang disekililing kita akan menilai sendiri dengan prestasi yang kita torehkan.

Pagi kemarin, pagi ini dan pagi esok adalah lorong waktu yang akan menjadikan lukisan dalam kehidupan ini, ayo terus berbuat, perbuatan yang baik itu akan menjadikan kita sebagai pemenang di hari-hari mendatang. Jangan biarkan kesempatan itu pergi menjauh, tapi jadikanlah itu sebagai inspirasi dalam menyonsong hari depan.

Aktif di lembaga-lembaga (organisasi) akan memberikan pengalaman tersendiri dan dari ilmu-ilmu yang kita dapatkan itu semua akan menjadikan sebagai pembeda dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Saya rasa, bukan suatu kebetulan apa yang terjadi dengan kita hari ini dan esok, itu semua telah ditakdirkan oleh sang pemilik kehidupan, waktu akan terus berjalan, maka buatlah yang terbaik bagi anak didik kita, hal-hal kecil yang kita lakukan, itu akan memberikan dampak besar nantinya, rasa kurang puas yang selalu timbul adalah manusiawi, dan itu akan terus melekat kepada yang dinamakan manusia, kurang puas itu bisa timbul dari banyak faktor, salah satunya adalah karena kita tidak ikhlas dalam mengamanahkan diri ini pada aktivitas yang kita telah pilih, saya mencontohkan disini kita sebagai guru, guru dituntut untuk menjadi garda terdepan dalam menunjang perkembangan karakter penerus bangsa, anak yang kita didik, di sekolah di titik beratkan kepada kita, keberhasilan peserta didik, pada umumnya itu karena kemampuan gurunya dalam mengelolah kelas dan mengisi waktu-waktu tersebut pada lingkungan sekolah.

Tunjangan profesi merupakan salah satu langkah dari pemerintah untuk lebih memotivasi guru dalam menjalangkan tugas pokoknya yakni mengajar dan mendidik, di masa lalu, pernah saya berjalan tiba-tiba ada yang bertanya, “Pekeraajaan kamu apa?” ujar Pak. Iwan, “Maaf saya guru pak” Jawab Indra, dengan nada kecil tapi saya mendengarkan, “hanya seorang guru, yang gajinya pas-pasan” ujar Pak. Iwan lagi berkelakar saat itu, obrolan yang lalu itu yang saya dengar karena sebelum adanya tunjangan profesi guru, tapi setelah ada tunjangan profesi guru, dan saat itu saya telah menjadi guru, “Kita kerja apa nak?” (Kata “Kita” bagi warga Makassar itu adalah sapaan yang menandakan penghormatan), “Saya Guru pak”. Jawabku, “Guru Tawwa” jawab Bapak Tadi (Kata “Tawwa” itu menadakan rasa salut bagi warga Makassar). Dari peristiwa ini, seandainya saya mengikuit percakapan beberapa tahun silang, saya bisa saja tidak mengambil jurusan keguruan tetapi ternyata saya memilih menjadi seorang guru yang sampai hari ini saya geluti, dengan masa pengabdian kurang lebih 12 tahun.

Pagi itu, berlokasi di hotel, kala dipercayakan sebagai pemateri dalam kegiatan workshop IT dalam hal pengaktifan akun dari lembaga pendidikan saat itu saya dipanelkan dengan salah satu teman yang terbilang luar biasa penglaman dan ilmunya. Sebut saja Bu. Ima, tapi saya lebih akrab memanggilnya kak Ima, sebelum kami memulai penyajian materi, kami asyik berkomunikasi mengenai pembelajaran kekinian. Far, sahut Kak Ima “Saya dengar kamu sedang ikut dalam seleksi penyusunan jurnal dari lembaga pendidikan?”, dengan senyum tersipu, “betul kak, saya pernah mengirim naskah jurnal, ini saya sementara menunggu hasilnya”, tak berselam lama, setelah percakapan itu, saya melirik ke android saya melihat pesan masuk, dan saya baca“Assalamualaikum, kami panitia jurnal menginformasikan bahwa naskah Anda terpilih sebagai salah satu jurnal yang akan diterbitkan,” Dari informasi itu, saya sembari menginformasikan kabar ini ke Kak Ima, “Kak, Terima Kasih atas doanya, saya dinyatakan lulus” dengan wajah senang dan riang, Kak Ima menginformasikan di depan khalayak ramai, di depan panitia, “Selamat kepada Pak. Adi atas terpilihnya jurnal yang beliau telah buat untuk dipersentasekan di Bogor” Informasi Bu. Ima. “Alhamdulillah teman-teman, saat kita mau berusaha pasti akan ada jalan”sahutku sambil bercanda.

Rencana yang akan dilakukan dengan memanfaatkan harapan yang telah ada yakni akan selalu menggerakkan bagi teman-teman guru baik di lingkungan tempat tugas maupun dimanapun mereka berada.

Ikuti tulisan menarik Muh. Asfar H. Ali lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB