x

Iklan

Aulia Rahmah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Desember 2021

Sabtu, 11 Desember 2021 11:57 WIB

Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter Anak

Pada masa kanak-kanak perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Karya sastra akan menjadi salah satu metode untuk pembentukan karakter anak, mulai dari memiliki nilai kejujuran, keberanian, rasa simpati hingga rasa empati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tentunya kita mengetahui bahwasannya, setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri, karena karakter dalam diri seseorang terjadi melalui proses pembelajaran sepanjang hidupnya.

Mengutip pendapat dari Soemarno Soedarsono bahwa, “Karakter adalah suatu nilai yang terpatri dalam diri seseorang yang didapatkan dari pengalaman, pendidikan, pengorbanan, percobaan, serta pengaruh lingkungan yang kemudian dipadukan dengan nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan menjadi nilai intrinsik yang terwujud di dalam sistem daya juang yang kemudian melandai sikap, perilaku, dan pemikiran seseorang.”

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Karakter adalah tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perlu kita ketahui, masa kanak-kanak merupakan masa ketika anak memiliki berbagai keunikan dalam bertingkah laku, karena sejatinya setiap anak terlahir dengan keunikan yang berbeda. Sebagai calon orang tua dan pendidik, kita wajib memahami karakter dari masing-masing anak, agar segala bentuk perkembangan anak dapat terpantau dengan baik. Selain itu, orang tua patut memahami bahwa pada masa usia dini anak-anak memiliki karakter yang suka meniru dan bermain.

Pada masa kanak-kanak perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Karya sastra akan menjadi salah satu metode untuk pembentukan karakter anak, mulai dari memiliki nilai kejujuran, keberanian, rasa simpati hingga rasa empati.

Sastra tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana dalam perkembangannya, sastra selalu menghadirkan hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Peristiwa yang digambarkan dalam karya sastra bisa terjadi dalam kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan melalui bahasa.

Sastra pada dasarnya adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa.

Menurut saya perkembangan anak akan berjalan seiring waktu, jika kita terus memberikan bahan bacaan yang sesuai, tetapi kita harus memperhatikan bahwa sastra yang akan dikonsumsi bagi anak-anak harus mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang terdapat di sekitar mereka atau terdapat di dunia mereka, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya sederhana dan sangat mudah untuk dipahami, tetapi mampu mengembangkan kreasi, sudut pandang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.

Banyak orang yang menganggap berlebihan jika dikatakan bahwa sastra mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter anak. Namun, sebaliknya, orang juga tidak dapat menolak fakta bahwa sastra mempunyai peran dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian anak.

Sastra anak dapat membantu perkembangan bahasa, kognitif, personalitas, dan sosial anak-anak. Sastra juga bisa memainkan perasaan secara dramatis dalam pengembangan konsep pribadi atau konsep diri serta perasaan-perasaan kaya diri. Sastra anak dinilai bisa membentuk karakter dengan efektif sebab nilai-nilai serta moral yang terdapat dalam karya sastra tidak disampaikan secara langsung, tetapi melalui cerita serta metafora-metafora sehingga proses pendidikan berlangsung menyenangkan dan tidak menggurui.

Nilai-nilai yang terdapat di dalam karya sastra diresepsi oleh anak dan secara tidak sadar merekonstruksi sikap dan kepribadian mereka. Karya sastra selain sebagai penanaman nilai-nilai dan karakter, juga akan merangsang imajinasi kreativitas anak berpikir kritis melalui rasa penasaran akan jalan cerita dan metafora-metafora yang terdapat di dalamnya.

Adapun jenis-jenis karya sastra yang harus kita ketahui yang nantinya bisa dijadikan dasar pembentukan karakter anak adalah puisi, roman, novel, drama, cerpen, dan dongeng. Dikalangan anak-anak, mendongeng merupakan sesuatu yang sangat disukai dan paling ditunggu-tunggu. Dari kisah-kisah yang ada di dalam dongeng tersebut, anak akan mulai tertawa ketika ada hal yang lucu dan akan larut dalam kesedihan ketika mendengar kisah yang menyedihkan.

Sebab, dongeng yang sederhana dapat mengembangkan wawasan berpikir anak menjadi luas. Bahkan tanpa kita sadari nilai-nilai etika dan moral yang baik dapat tertanam secara otomatis akan memacu perkembangan anak.

Selain itu, dongeng mampu mencetak anak yang gemar membaca, berani berbicara, mampu mengungkapkan cerita dan bahkan mampu menciptakan dongeng-dongeng lainnya, itu semua karena hasil dari dongeng yang pernah mereka dengar atau baca. Dari semua ini tentu tidak lepas dari peran orang tua sebagai orang terdekat bagi anak-anak. Namun, kendalanya adalah ketika orang tua tidak memiliki cerita dongeng atau bahkan tidak bisa mendongeng. Namun, sebagai orang tua juga perlu berhati-hati dalam memilih suatu kisah atau dongeng. Sebab, tidak semua cerita dapat memberikan manfaat kepada anak.

Selain mendongeng, pembentukan karakter anak juga bisa kita bangun dengan mengajarkan mereka membuat dan membaca puisi. Di mana puisi dapat mengasah rasa empati dan simpati anak. Tentunya pada saat menciptakan sebuah puisi, seorang anak akan memperhatikan hal-hal terkecil yang dapat menginspirasi mereka. Tanpa mereka sadari, sifat ketelitian, cermat hingga rasa simpati dapat diasah dari karya sastra ini. Dari hal yang sederhana inilah, kita tau bahwa pendidikan anak sudah bisa mulai ditanamkan sejak anak dalam usia dini.

Sumber:

Ernalis. Sastra Membentuk Kepribadian Anak Bangsa. Cakrawala Dini. May 2013. https://media.neliti.com/media/publications/240644-sastra-membentuk-kepribadian-anak-bangsa-f9edfa70.pdf

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

Lita Luthfiyanti dan Fithratunnisa. Peran Sastra dalam Pengembangan Kepribadian Anak. Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Vol. 2 No. 2, 01 Oktober 2017. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/405-Article%20Text-830-1-10-20190219.pdf

Ikuti tulisan menarik Aulia Rahmah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

12 jam lalu

Terpopuler