x

uang koin

Iklan

Ridol Mahbub

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Januari 2022

Kamis, 27 Januari 2022 08:11 WIB

Pasar Bebas, Eksploitasi Alam, dan Ketimpangan Sosial

eksploitasi alam telah membawa dampak buruk terhadap keberlanjutan lingkungan, hal itu dipengaruhi sistem ekonomi pasar bebas, karena pasar bebas telah memberikan ruang yang sangat besar ke pemilik modal atau elit ekonomi itu semua untuk mengoprasikannya, kondisi ini bisa dilihat di pulau mandangin, masyarakat mandangin disana sangat terancam atas terjadinya ekploitasi alam ditengah laut, lokasi yang strategis dan lumbung ikan yang dijadikan ekploitasi alam itu sangat mengganggu aktivitas masyarakat nelayan di mandangin sejak awal eksploitasi itu berlangsung hingga saat ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pasar bebas, eksploitasi alam, dan ketimpangan sosial

Indonesia sebagai negara yang masih memberlakukannya sistem ekonomi pasar bebas, menjadi ancaman bagi masyrakat yang ekonominya masih bergantung pada kondisi alam. Dengan adanya pasar bebas sumber daya alam menjadi target utama bagi elit ekonomi untuk diekploitasi, ini menimbulkan ketimpangan kelas sosial bagi masyarkat menengah ke bawah.

Memang dengan sistem ekonomi pasar bebas, dampak buruk dan semakin terancam posisinya, ekonomi kelas menengah ke bawah di negara ini sangat jelas ketimpangan-ketimpangan kelas sosial. Yang kaya semakin kaya, yang miskin tetaplah miskin. Para elit ekonomi semakin berkuasa dengan dan dampak kerusakan alam terhadap lingkungan sangat besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pasar bebas yang ada di Indonesia berbeda dengan pasar bebas yang ada di doktrin ekonomi dalam Islam yang di tulis Muhammad Baqir Ash Shadr dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Islam (Baqir Ash Shadr, 2008). Muhammad baqir ash shadr menulis, doktrin ekonomi Islam dalam sebuah masyarakat pada dasarnya menunjukkan cara atau metode yang dipilih dan diikuti masyarakat tersebut dalam kehidupan ekonominya serta dalam memecahkan setiap problem praktis yang di hadapinya.

Dengan sekedar batas yang jelas antara doktrin ekonomi dalam islam dan ilmu ekonomi, kita dapat mengetahui bahwa ketika berbicara tentang keberadaan doktrin ekonomi dalam islam, ini tidak berarti islam yang menyelidiki, misalnya, hukum suplai dan permintaan atau memetakan jangkauan pengaruh dari peningkatan dan penurunan suplai dan permintaan dalam pasar bebas, yang dilakukan doktrin ekonomi islam adalah memastikan adanya kebebasan dalam pasar, juga melindungi dan menjaganya serta mengawasi pasar dan memberikan batas-batasan pada kebebasan itu guna menyelaraskan dan kesejahteraan dengan konsep keadilan yang diadopsinya (Islam), (Baqir Ash Shadr, 2008). Dengan semua itu kita bisa memahami bahwa tugas fungsional suatu doktrin ekonomi, sebenarnya memecahkan permasalahan kehidupan ekonomi yang berhubungan dengan konsepsi-konsepsi ideologi dan cita-cita keadilannya. Sangat berbeda sekali dengan pasar bebas yang di terapkan di Indonesia dengan apa yang saya paparkan di atas doktrin ekonomi dalam islam menjelaskan guna pasar bebas. Sangat tidak efektif ketika kita masih menerapkan system ekonomi pertumbuhan pasar bebas di Indonesia, apalagi tempat-tempat yang melimpah sumber daya alamnya (SDA), lokasi daratan maupun lautan yang menjadi sasaran para pemodal atau elit ekonomi. Jika di keruk SDA nya akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan yang merasakan masyarakat yang kelas sosialnya menengah ke bawah. Ekonomi pertumbuhan sendiri mempunyai tiga batasan salah satunya batasan akumulasi kapital, ketika batasannya tercapai, ia hanya mampu memberikan keuntungannya ke pemilik modal atau elit ekonomi, karena itu tidak mampu mendistribusikan kesejahteraan ke kelompok miskin, keserakahan seperti itu yang menyebabkan ketimpangan kelas social (Boy Eerry Even Sembiring, Tanti Budi Saryani, Bagas Yusuf Kausan).

Di bawah ini ada study kasus yang menarik untuk dijadikan pandangan analisa, bagaimana sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Dengan sumber daya alam MIGAS di sepanjang laut nusantara banyak sekali para elit ekonomi yang mengeksploitasi tersebut, sehingga dampak terhadap masyarakat sekitar itu buruk, baik dari sisi lingkungannya dan ekonomi bagi masyarakat itu sendiri, dimana Ketika alam di ekploitasi tidak adanya manfaat bagi rakyat yang menggantungkan dirinya terhadap kondisi alam berjangka panjang. Dimana ketika alam itu dieksploitasi dan dikeruk habis sama pemilik modal itu bukan lagi eksploitasi jangka Panjang melainkan eksploitasi tersebut berjangka pendek. Sehingga dampak tersebut sangat jelas terhadap likungan dan ekonomi imasyarakat sekitar. Tidak cukup untuk di jadikan sumber peningkatan ekonomi masyarakat apabila tidak seimbang dengan kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan, pengelolaan sistem ekonomi yang baik.

Sebagai negara maritim Indonesia memiliki potensi sumber daya alam melimpah, salah satunya sumber daya MIGAS yang tersebar di sepanjang laut nusantara. Hal tersebut terdapat salah satunya di pulau mandangin. Mandangin ialah pulau yang tardapat di Kabupaten Sampang Madura, dengan kekayaan alam yang melimpah, terutama melimpah sumber daya alam yang mengandung bahan bakar minyak dan gas, keindahan alamnya yang sangat berpotensi untuk dijadikan destinasi wisata. Kenapa dengan sumber daya alam yang sangat melimpah kondisi ekonomi disana masih belum membaik, apalagi faktor ekonomi. Ketika melihat kelimpahan SDA dan SDM disana, tidak diragukan lagi kalau dinamakan desa swasembada, tetapi lagi-lagi yang jadi pertanyaan masyarakat dan pemuda di pulau Mandangin tersebut, bagaimana mungkin pulau kecil yang melimpah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mumpuni, akan tetap kondisi ekonominya masih buruk.

Salah satu menjadi faktor kondisi ekonomi yang buruk ialah kerusakan lingkungan, memang mandangin berpotensi untuk dijadikan wisata, ada permaslahan yang menjadi hambatan proses pembuatan wisata, yaitu kerusakan lingkungan, sampah menumpuk dan berserakan dipinggir pantai, karang-karang laut rusak ulah manusianya sendiri. Apalagi permasalahan sistem perdagangan di Mandangin, permasalahan ini salah satu menjadi faktor kondisi ekonominya tidak membaik dan jadi penghambat kesejahteraan dan kemajuan ekonomi masyarakat di mandangin. posisi desa mandangin yang terletak di pulau, mayoritas masarakat nya bekerja nelayan, dimana rutinitas setiap harinya sangat bergantung pada kondisi alam (laut) yang baik. Bagaimana system perdagangan disana, apakah seperti desa lain, perdagangan yang dilakukan masyarakat Mandangin menggunakan perdangan kepercayaan, yang saya maksud  perdangan kepercayaan disini ialah dimana masyarakat yang pekerjaannya nelayan mereka memberikan kepercayan penuh kepada  pengepul. Dan yang menentukan harga bukan lagi kualitas ikan yang berkualitas, tetapi harga di atur oleh pengepul. Masyarakat di pulau mandangin sangat mengeluh perihal harga ikan yang mereka dapat atas susah payahnya, tapi dibeli dengan harga murah, inilah akibat adanya pasar bebas di Indonesia.

 Para elit ekonomi atau pemilik modal, mereka mengambil keuntungan banyak tanpa melihat bagaimana buruh nelayan bekerja keras yang tak mengenal waktu sampai nyawapun dipertaruhkan, hanya untuk memperjuangkan hidup keluarganya. Apalagi dengan adanya pertambangan minyak di mandangin, masayarakat mandangin berpendapat pertambangan miinyak disana sangat mengganggu bagi rakyat pribumi mandangin  dan aktivitas setiap hari nelayan, ketika pengeboran ke tanah dasar laut  berlangsung, lokasi yang dijadikan tempat pertambangan sangat mengganggu masyarakat mandangin ketika nelayan, tempat ditengah laut yang dipilih menjadi persoalan bagi para nelayan disana apalagi tempatnya strategis masyarakat nelayan bekerja dan termasuk lumbung ikan. Ketika masyarakat setempat mempertanyakan apa kontribusi terhadap masyarakat setempat, Hamim Tohari selaku manager regional office di HCML (Husky-CNOOC Madura Limited) menjawab bahwa kami sudah bekerjasama dengan BUMD Sampang untuk beberapa pekerjaan dan  menyerap tenaga kerja lokal sebagai bentuk partisipasi kepada masyarakat, ujarnya di media lain, memang iya bekerja dengan BUMD setempat akan tetapi kontribusi terhadap masyarakat langsung ini perlu dipertanyakan lagi, nyatanya pekerja dari lokal itu sendiri hanya satu sampai dua orang yang bekerja di HCML, itupun hanya orang-orang tertentu yang mempenyuai relasi kekuasaan, hal itu bukan untuk umum semua masyarakat mandangin, masyarakat mandangin sampai sekarang mengeluhkan hal itu.  Di sini kita bisa melihat sekilas, bagaimana dampak akibat adanya system ekonomi pembangunan dan pasar bebas di terapkan di Indonesia, tanpa menjungjung tinggi nilai keadilan dan kesataraan, tidak memperjuangkan kesejahteraan rakyat bersama.

Ikuti tulisan menarik Ridol Mahbub lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

15 jam lalu

Terpopuler