x

Berbicara sastra dan pendidikan karakter merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Iklan

DWI PUJI ANGGRAINI 2021

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 April 2022

Minggu, 10 April 2022 12:54 WIB

Peran Pendidikan Sastra dalam Mengembangkan Wawasan Bernalar

Pembelajaran sastra tidak hanya membuat kita untuk mengenal, memahami serta menghapal definisi sastra dan sejarah sastra, melainkan untuk menumbuhkembangkan akal budi dan penalaran melalui praktik bersastra.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pendidikan sastra pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Karena dengan adanya pendidikan, manusia akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendidikan sastra merupakan salah satu hal yang paling penting dalam segi pengetahuan bangsa Indonesia untuk menciptakan insan yang berilmu dan berwawasan sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas.

Nalar dan bahasa (sastra) merupakan dua hal yang tak mungkin dipisahkan. Penalaran tak mungkin tanpa menggunakan bahasa, sebaliknya bahasa muncul untuk digunakan dalam bentuk-bentuk yang sangat logis atau sesuai dengan nalar. Oleh karena itu, penting hal-hal yang ditanamkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Penekanan pada penalaran harus ditampakkan secara jelas dalam cara penyajian yang sangat terarah dan terfokus, melalui suatu lingkaran proses dengan sastra yaitu penikmatan terhadap karya sastra.

Menurut Moody (1971), pembelajaran sastra juga mencakup keterampilan, yang membantu untuk melakukan latihan untuk memecahkan masalah penalaran logis. Dalam kaitan ini, pembahasan pembelajaran sastra dan pengembangan berpikir logis menjadi sangat relevan. Dengan kata lain, pengembangan kekuasaan dapat dilakukan melalui studi literatur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengembangan keterampilan berpikir yang terkait dengan pembelajaran sastra dapat terjadi antara lain melalui proses perbandingan, klasifikasi, hipotesis, pengorganisasian, peringkasan, penerapan, dan kritik. Seperti diketahui, dalam literatur ilmiah, orang selalu mengacu pada tiga proses utama: pemahaman, interpretasi, dan kritik. Proses berpikir mutlak diperlukan dalam tiga kalangan yang bergelut dengan sastra.Pembelajaran sastra dilaksanakan secara terintegrasi dengan pembelajaran bahasa baik dengan keterampilan menulis, membaca, menyimak, maupun berbicara.

Pendidikan sastra merupakan salah satu sarana untuk merangsang dan mendukung perkembangan kognitif atau logika. Atau, menurut Tarigan, bahasa erat kaitannya dengan nalar dan berpikir. Dia mengatakan bahwa semakin baik mereka dalam bahasa, semakin sistematis mereka berpikir. Oleh karena itu, desain pembelajaran bahasa (sastra) perlu difokuskan dan dikoordinasikan dengan perkembangan penalaran.

Dapat disimpulkan pembelajaran sastra dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Berfokus pada pembelajaran sastra untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan berpikir kreatif secara langsung mengembangkan, melatih dan meningkatkan kemampuan mengapresiasi apresiasi kreatif dalam arti perlakuan langsung terhadap karya sastra. Harus bisa. Oleh karena itu, pembelajaran tidak langsung yang bersifat teoritis dan historis pada umumnya hanya merupakan alat untuk mendukung kemampuan apresiasi kreatif secara  langsung.

Ikuti tulisan menarik DWI PUJI ANGGRAINI 2021 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

6 jam lalu

Terpopuler