x

Iklan

Erika Dwi Febriyanti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Maret 2022

Senin, 11 April 2022 06:27 WIB

Implikasi Pembelajaran Sastra Terhadap Pendidikan Karakter di Sekolah

Pembelajaran sastra dan pendidikan karakter adalah dua hal yang saling berhubungan, karena sastra membahas nilai-nilai tentang kehidupan manusia. Kehidupan yang terkait dengan pengalaman dan dukungan pengamatan kehidupan yang dituangkan pada karya-karya indah dengan menekankan imajinasi dan kreativitas pengarang, serta estetika bahasa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sastra merupakan hasil karya seni manusia yang berupa lisan ataupun tulisan yang memiliki makna dan keindahan tertentu. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra dalam menyampaikan ajaran adalah bahasa yang dipilih dan disusun secara indah. Selain memberikan pengajaran kebajikan serta hiburan, sastra juga mencerminkan kondisi sosial budaya negara yang harus diturunkan kepada generasi muda. Sastra memiliki potensi besar untuk membawa siswa pada perubahan yaitu perubahan karakter.

Pendidikan karakter adalah pendidik yang melakukan segala sesuatu untuk mempengaruhi kepribadian siswa, berpikir positif, berakhlak mulia, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab yang meliputi tiga aspek: pengetahuan, emosi atau perasaan, dan perilaku.

Pendidikan di Indonesia dianggap tidak berkarakter, dan minat terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan fisik siswa dan pemimpin sekolah jauh lebih besar daripada mata pelajaran humaniora. Minimnya sekolah bahasa, sanggar seni, pembaca sastra, dan berbagai fasilitas lain yang dibutuhkan untuk pendidikan adalah bukti nyata ketimpangan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembelajaran sastra Indonesia di berbagai jenjang pendidikan dipandang sebelah mata dan diabaikan oleh para guru, terutama yang memiliki pengetahuan dan reputasi sastra yang buruk. Padahal mempelajari sastra itu penting karena dapat memberikan sebuah kontribusi bagi perkembangan kepribadian ditinjau dari nilainya dalam pengembangan budaya dan pembentukan kepribadian.

Peran sastra dalam pembelajaran siswa di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa mereka melalui pengalaman yang diwariskan melalui membaca karya sastra, yang dapat memotivasi dan mendukung perkembangan kognitif atau berpikir siswa. Karena dalam perkembangan bahasa saat masa kanak-kanak secara langsung ataupun tidak setelah membaca atau menyimak karya sastra kosa kata mereka akan bertambah.

Apabila dilaksanakan dengan baik, pembelajaran sastra di sekolah dapat membawa manfaat yang besar bagi siswa, terutama dalam menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang kehidupan dan kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa sastra sangat relevan dengan pendidikan karakter.

Esensi pendidikan karakter dalam pembelajaran sastra dapat diidentifikasi secara jelas melalui pencapaian minat seperti, kemampuan siswa untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Siswa akan mendapat manfaat dari belajar sastra karena mudah untuk mempelajari mata pelajaran lain di sekolah. Dampak setelah itu akan muncul kebiasaan membaca dan pada akhirnya mampu meningkatkan pemahaman, mengenali nilai-nilai, memperoleh ide-ide baru, meningkatkan pengetahuan sosial budaya serta terbinanya karakter atau watak dari siswa.

Puisi, cerpen, drama, novel, dan karya sastra lainnya mengungkapkan berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan dan kehidupan manusia. Siswa dapat mengelompokkan tema produk sastra dan menggunakannya sebagai media pendidikan karakter untuk menjalankan simulasi di dalam atau di luar kelas.

Hal ini menarik bagi siswa yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Model ini melatih siswa untuk menerapkan nilai-nilai karakter yang bersumber dari karya sastra. Nilai karakter yang bersumber dari karya sastra mengendap di alam bawah sadar siswa. Nilai karakter yang muncul di alam bawah sadar dapat menjadi kekuatan nilai acuan dalam aktivitas sehari-hari. Guru dapat mengajak siswa untuk menduplikasi karya sastra yang mereka baca, dengan memilih karya sastra seperti puisi, cerpen, drama dan novel yang mengandung nilai karakter positif, dan siswa diajak untuk membacanya. Setelah membaca, siswa didorong untuk berpindah (mereproduksi) ke bentuk karya sastra lainnya. Misalnya, cerita pendek atau format novel berubah menjadi drama, dan puisi berubah menjadi cerita pendek.

Sehubungan dengan penciptaan karya sastra, guru perlu menjelaskan penekanan pada topik tersebut. Melalui karya sastra yang menggambarkan berbagai mata pelajaran, siswa dapat diajak untuk mengenal dan memahami kepribadian dan kualitas kepribadiannya. Guru perlu mengajar setelah siswa mengenali dan memahami kualitas tingkat karakternya.

Pembelajaran sastra di kelas membantu siswa merangsang imajinasi mereka, mengembangkan keterampilan mereka, dan meningkatkan kesadaran emosional mereka. Selain itu, siswa mungkin ingin meningkatkan penguasaan teks sastra dan keterampilan pemahaman bahasa dan mengaitkan teks sastra yang mereka baca dengan nilai dan tradisi.

Sebuah karya sastra yang menyampaikan dan menggambarkan berbagai jenis karakter juga dapat digunakan sebagai media pendidikan karakter siswa yang dirancang untuk menggambarkan karakter atau kualitas kepribadian dari karakter yang ditiru. Dengan mempelajari sastra, siswa diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, pandai mengekspresikan diri dengan pikiran dan emosi, wawasan yang luas, kritis, pribadi dan budaya dewasa yang santun. Dengan keunikannya memungkinkan kita untuk hidup selamanya dalam masyarakat dengan terus bekerja untuk menjalani kehidupan yang bermanfaat dan bermakna.

 

 

Ikuti tulisan menarik Erika Dwi Febriyanti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler