x

Sastra

Iklan

HAYATI BADRUNNISA 2021

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 April 2022

Jumat, 22 April 2022 13:50 WIB

Perkembangan Sastra Indonesia Sepanjang Masa

Dalam artikel ini menjalaskan tentang perkembangan sastra Indonesia sepanjang masa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PERKEMBANGAN SASTRA INDONESIA SEPANJANG MASA

Sastra Indonesia berkembang pesat sampai saat ini. Hal ini menjadi pusat perhatian dari beberapa sastra dan sastrawan maupun juga dalam masyarakat umum dan penikmat literatur. Pembicaraan perkembangan sastra berkaitan dengan sejarah sastra, tentunya dalam kehadiran kesustraan pun juga tidak jauh sejak dilahirkan. Para ahli berargumen bahwa yang dijadikan pegangan berdirinya ialah kapan kelahiran sastra Indonesia, itu mengisyaratkan sejarah sastra Indonesia hadir sudah sejak lama. Tetapi, kesustraan Indonesia tidaklah selama kesustraan Inggris, Arab, Jepang, Cina ataupun kesustraan lainnya.

Dengan demiakian, kelahiran kesustraan yang sudah lama itu bukan berarti tidak diketahui ataupun sepi dari susastra monumental. Justru sejak adanya sejarah sastra Indonesia sampai saat ini sangat ramai diperbincangkan. Tokoh sastrawan setiap zamannya membuat karya yang berbeda dari zaman sebelumnya, dan hasil karya tersebut terus meningkat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam mempelajari kesustraan Indonesia dari membaca, menulis, bahkan meneliti sebaiknya harus dapat memahami maupun mengetahui wawasan yang berkaitan dengan sejarah sastra Indonesia. Menjadi seorang peneliti harus memberikan pengertian kesustraan Indonesia agar mudah dimengerti oleh masyarakat, sehubung kesustraan Indonesia tidak mempunyai makna secara tunggal. Kesustraan Indonesia tidak hanya berkaitan dengan berbahasa Inonesia saja, akan tetapi secara keseluruhan yang berarti se-Indoneisa. Sejak abad ke-20 sastra berbahasa Indonesia sudah berkembang dalam penerbitan pers (surat kabar, majalah dan buku), baik terdapat dari kalangan swasta ataupun pemerintah kolonial Belanda.

Perkembangan sastra Indonesia sudah hadir seiring perkembangan bangsa dan negara dalam rentang sejarah. Budaya kesustraan Indonesia menggambarkan pribadi dan kultural dalam masyarakat, bisa dilihat dari masalah universal dalam menyangkut persoalan kehidupan manusia secara umumnya. Kesustraan di Indonesia mempunyai peran penting dalam pribadi yang nasional sebagai percairan antarbangsa. Kesustraan bisa disebut dengan bangsa, bahasa, dan sastra yang sudah menjadi perekat anatara suatu negara.

Sebuah karya sastra menyangkut pembahasan tentang sastra Indonesia atau tidak. Hal ini ditentukan apakah seorang penulis bisa disebut sastrawan Indonesia atau tidak. Dalam pembahasan ini, sebelum itu akan dijelaskan terlebih dahulu tentang sejarah sastra Indonesia. Jadi, apakah yang dimaksud dengan sejarah sastra Indonesia itu? Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bahwasannya sejarah ialah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Artinya sejarah sebagai upaya penyampaian yang terjadi pada masa lampau. Dengan demikian, sejarah memiliki sifat keaslian yaitu fleksibel atau menyesuaikan dalam hal penting. Hal ini menunjukkan bahwa sejarah mempunyai satu versi tunggal yang hadir dalam permukaan pembaca dan pendengar dalam versi pemilik peristiwa tersebut. Peristiwa bersejarah dalam sastra Indonesia salah satunya yaitu polemik antara golongan Manifes Kebudayaan dengan kelompok Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pada waktu 1960-an. Dalam peristiwa tersebut dapat dipahami sifat asli sejarah, yaitu fleksibel mengikuti kemauan para pemiliknya, dan diyakini dari peristiwa tersebut bahwa sejarah tak mungkin langsung dipahami oleh satu versi realitas. Hal ini berarti menunjukkan semakin banyak pelaku sejarah, semakin pula bervariasi versi yang muncul. Artinya dalam versi pemilik peristiwa tersebut tidak ada satu versi tunggal terhadap sejarah yang menerima kehadiran ke permukaan pembaca dan pendengar.

Sastra Indonesia Sepanjang Masa

Penulisan ini memberikan realitas dalam karya sastra Indonesia, dinamik dari masa ke masa. Kesustraan sejak awal di Indonesia pada tahun 1920-an (masa balai pustaka), hingga tahun 1930-an dalam sejarahnya juga sudah terbilang panjang sejak tumbuhnya sampai perkembangan yang paling mutakhir saat dua dasawarsa, sampai ditahun 2000-an juga sudah bereskplorasi yang tidak terkira dari penciptaan karya sastra Indonesia. Terlihat dari bentuk, isi, jenis, corak, maupun tipenya yang berubah dan berevolusi oleh pengaruh, pergeseran, dan perkembangan masa. Dalam masa perubahan dari tahun ke tahun selalu bersifat gradisional ataupun konvesional, modern, hingga postmodern. Dilihat dari perubahan dan eksplorasi penciptaan karya sastra Indonesia tentu tidak akan pernah untuk berhenti, tetapi bergantian untuk menelusur ruang dan waktu hingga ke masa depan.

Sastra Indonesia sangat realitas dalam karya nya disetiap masa ke masa seperti keberadaannya yang masa kini. Pengarang juga menulis setiap aliran seni penciptaan. Misalnya, gayeng dengan aliran yang realis; absurd; simbolis; eksistensialis; fantastis; dan lainnya. Namun, aliran yang dipakai dan dianut tetap saja tidak keluar kodrat dari karya itu sendiri yang dijadikan sebagai karya yang kompleks dan multidimensis. Artinya sebagai sebuah ciptaan pengarang yang terlahir atas penghayatan utuh tentang dunia. Karya sastra sendiri akan terekspresikan sebagai dimensi (sosial, politik, budaya, ekonomi, sejarah. Filsafat, antropologi, ekologi, religius, dan seterusnya). Jadi, untuk itu keberadaaan karya sastra menjadi penting dan tidak hanya dalam karya reflektif-imajinatif, bahkan dilihat sebagai dokumen kehidupan multimedia.

secara rinci yang sudah ditulis oleh Yudiono K.S. didalam bukunya yaitu Telaah Kritik Sastra Indonesia (1986:8-11) yang dipaparkan secara garis besar yaitu bahwa sastra Indonesia dikatakan sebagai sastra berbahasa Indonesia, dapat dilihat dari hasilnya ada banyak puisi, cerita pendek, novel, roman, dan naskah drama berbahasa Indonesia. Tetapi, secara pengartian sederhana disebut bahwa sastra Indonesia ialah seluruh sastra yang berkembang dari sastra-sastra daerah. Misalnya: Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Bali, Toraja, Lombok, dan lainnya. Sedangkan jika secara nasional itu sebagai konteks tempat pertumbuhan dan perkembangan, namun sastra daerah juga disebut dengan sastra Indonesiayang pengartiannya sastra milik bangsa Indonesia.

Sementara itu, pada abad ke-20 juga sastra Indonesia berarti sastra (kesustraan) berbahasa Indonesia yang sudah lahir dan tumbuh marak bersama sastra daerah (Melayu, Sunda, Jawa, Bali, dan sebagainya) yang justru malah terdesak. Hasilnya pun ribuan teks puisi, ratusan cerita pendek (cerpen), ratusan novel atau roman, dan puluhan sastra drama yang sudah di terbitkan di koran, majlah, dan buku. Semua itu disebut dengan khazanah pikiran dari budaya bangsa yang sudah diaktualisasikan oleh para penulis dengan semagat masa dan gaya pembicaraan masing-masing.

Jadi, perkembangan sastra Indonesia sepanjang masa diakui dengan karya yang bermutu tinggi maupun dianggap bermutu rendah oleh kritik satra. Namun demikian, banyak karya sastra Indonesia yang sudah menembus masa yang telah banyak dilupakan oleh masyarakat. Dari situ terlihat bahwa Khazanah penulis yang maknanya “dibongkar” oleh peneliti sebagai pembaca ahli. Artinya pembongkaran itu disebut seorang peneliti yang harus memulai dan memahami setiap masalah perkembangan sastra Indonesia disepanjang masanya.

Ikuti tulisan menarik HAYATI BADRUNNISA 2021 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

8 jam lalu

Terpopuler