x

STy

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 15 Juni 2022 17:26 WIB

Lolos Putaran Final Piala Asia 2023, Buah Karya STy, Jangan Ada yang Jumawa

Kunci lolosnya Timnas, menjadi satu di antara lima runner-up terbaik adalah terletak pada prestasi STy yang mampu mengatasi Cemen, lemah teknik dan fisik pemain. Dengan modal itu, lalu membawa pasukan Garuda membekuk Kuwait dan mampu mengimbangi Yordania dan hanya kalah tipis 1-0, padahal kedua tim memiliki ranking FIFA jauh di atas Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

******

"Diremehkan oleh bangsa-nya sendiri," tulis Asnawi, sambil membubuhkan gambar tepuk tangan di Instagramnya, mencerminkan siapa Asnawi, tanpa mau melihat fakta dan data realistis tentang dirinya dan timnas Indonesia.

Bila cerdas, Asnawi malah seharusnya mengucapkan syukur dan berterma kasih  kepada publik sepak bola nasional yang telah mendukung dirinya dan timnas. Pahami, bahwa mensuport secara baik dan positif dengan memuji serta mensuport dengan mengkritik dan sejenisnya, adalah bagian dari dukungan. Jangan jadi nampak bodoh lagi dan sok jadi pahlawan. Perjalanan masih panjang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

******

Janganlah banyak bicara dan bertindak tanpa berpikir, melangkah pakai kacamata kuda hingga nampak bodohnya. Berbicaralah, menulislah, melangkah, berbuat, bergerak, bertindak, bekerja, berusaha dengan perhatikan pondasi fakta dan data, jadi nampak kompeten, ilmiah, dan kecerdasannya. (Supartono JW.15062022)

Sebelum laga antara timnas Indonesia vs timnas Nepal, saya tidak menulis prediksi. Pasalnya, saya sudah yakin bahwa pasukan Garuda akan mampu mengatasi Nepal, bukan hanya berdasarkan fakta ranking FIFA, tetapi juga dengan melihat catatan matematis dan statistik semua laga di Grup A yang sudah dilalui.

Benar, pasukan Garuda mampu melesakkan dua gol saat Nepal masih dihuni 11 pemain. Setelah Nepal kehilangan 1 pemain, maka wajar menjadi bulan-bulanan pasukan STy hingga menang 7-0.

Atasi cemen, teknik, dan speed

Sebagai sosok penghancur juara bertahan Jerman, yang dikalahkan secara dramatis 2-0 dari Korea Selatan dalam laga pamungkas penyisihan Grup F Piala Dunia 2018 di Kazan Arena, Rabu (27/06), nama Shin Tae-yong (STy) adalah sebuah garansi bagi siapa pun tim sepak bola di dunia ini yang ditukanginya.

Beruntung STy ternyata mau berlabuh dan membesut timnas Indonesia. STy yang jujur, tegas, dan terbuka kepada media massa, begitu mengampu anak-anak Indonesia dalam timnas berbagai level, pada akhirnya menemukan betapa selama ini, para pemain Indonesia kurang tergarap otaknya, mentalnya, tekniknya, dan fisiknya.

Padahal di akar rumput SSB menjamur, sampai ada kompetisi kasta tertinggi.

Keberadaan dan nama besar STy secara pribadi memang menggaransi sebagai psywar bagi setiap lawan yang akan dihadapi, tetapi STy bukan robot yang dengan instan mudah membalik telapak tangan dan mengantar prestasi untuk Timnas Indonesia.

Keberadaan sepak bola Indonesia yang rapornya terdeskripsi ada pada para pemain yang masih lemah TIPS, adalah pekerjaan berat yang harus ditangani terlebih dahulu oleh STy, demi membangun timnas yang kuat.

Mustahil kelemahan TIPS diabaikan, tetapi terus berharap timnas berprestasi. Siapa yang selama ini berharap timnas Indonesia berprestasi? Tapi cara berpikirnya pakai kacamata kuda, terus mengabaikan sektor TIPS pemain? PSSI atau publik sepak bola nasional atau orang-orang yang bodoh?

Lolosnya timnas ke putaran Final Piala Asia 2023, adalah bukti bahwa STy mampu mengatasi cetek mental (cemen ) yang bersemayam dalam intelegensi dan personaliti pemain, serta memperbaiki kelemahan teknik dan speed alias TIPS para pemain timnas, khususnya dalam babak kualifikasi Piala Asia 2023, dan umumnya sejak STy mengampu timnas Indonesia sejak Januari 2020, maka dia mampu mengantarkan timnas Indonesia ke putaran Final Piala Asia 2023, setelah menanti 16 tahun.

Kunci lolosnya timnas, menjadi satu di antara lima runner-up terbaik adalah terletak pada prestasi STy yang mampu mengatasi cemen, lemah teknik dan fisik pemain. Dengan modal itu, lalu membawa pasukan Garuda membekuk Kuwait dan mampu mengimbangi Yordania dan hanya kalah tipis 1-0, padahal kedua tim memiliki ranking FIFA jauh di atas Indonesia.

Dengan modal teknik, intelegensi, personaliti, dan speed yang lemah, namun terus diperbaiki oleh STy. Bahkan STy pun berani dan jujur membuka aib kelemahan pemain timnas, plus garansi nama STy sendiri di mata publik sepak bola dunia, kini STy secara dinamis terus memberikan bukti hasil kompetensi dan profesionalisme untuk timnas Indonesia sesuai proses yang benar.

Lolosnya timnas Indonesia ke final Piala Asia 2023, juga tetap mengimbangi tim dari Asia Tenggara lain, yaitu Vietnam yang tanpa ikut babak kualifikasi, lalu Thailand dan Malaysia yang sama-sama lolos dari jalur runner-up terbaik bersama timnas Indonesia.

Bayangkan bila timnas tak lolos, tetapi musuh abadi Indonesia, Malaysia lolos. Seteru abadi, Vietnam dan Thailand lolos. Tentu Indonesia akan terus terpuruk. Terima kasih STy, nama besar Anda membuat publik sepak bola dunia memperhitungkan timnas Indonesia. Kejujuran, ketegasan, keberanian, keterbukaan Anda atas kelemahan TIPS pemain Indonesia, membuka mata pihak yang selama ini hanya memakai kacamata kuda, mau enaknya, tidak menanam, tetapi maunya memetik hasil, maunya timnas berprestasi.

Lebih sedih, banyak orang-orang yang saya sebut bodoh, ditunjukkan kelemahan dan rapor merah pemain timnas yang wajib dibenahi dan diperbaiki, malah tersinggung bahkan kecewa dan marah.

Setop pakai kacamata kuda

Janganlah banyak bicara dan bertindak tanpa berpikir, melangkah pakai kacamata kuda hingga nampak bodohnya. Berbicaralah, menulislah, melangkah, berbuat, bergerak, bertindak, bekerja, berusaha dengan perhatikan pondasi fakta dan data, jadi nampak kompeten, ilmiah, dan kecerdasannya.

Seperti STy yang baru dua tahun menangani timnas Indonesia. Jangan salah, lihat prestasi STy berikutnya di Piala Asia, berangkat dari fakta dan data kondisi TIPS pemain Indonesia, serta siapa lawan yang dihadapi. Sebab, untuk meraih prestasi bernama juara, masih jauh tahapannya.

Jangan bodoh menggeser-geser tugas STy, karena pakai kacamata kuda. Tak melihat realitas, fakta, dan data yang terjadi pada timnas Indonesia. Catat, berdasarakan fakta sejak bersama timnas Indonesia hingga lolos putaran Final Piala Asia 2023, saya sebut STy adalah sosok yang kompeten dan komprehensif.

STy mampu menangkap (menerima) dengan baik kondisi pemain timnas apa adanya. STy menguasai ilmu dan praktik sepak bola yang luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi) dan mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas tentang sepak bola dunia, maka tahu caranya memperbaiki dan mengangkat sepak bola Indonesia.

Secara pedagogik pun, STy mampu menyuntik dan membangkitkan intelegensi dan personaliti pemain yang Cemen, Sebab STy pun tahu bila kelemahan dapat diatasi akan menjadi kekuatan dahasyat timnas Indonesia yang memiliki banyak talenta pesepak bola berbakat.

Karena berbakat saja sangat jauh dari cukup untuk modal berprestasi.

Saya ulang, pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler