x

pssi

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 13 Juli 2022 23:15 WIB

Timnas U-16 Sudah Siap untuk Piala AFF? Timnas U-19 Apa Harus TC ke Eropa?

Pelatih Timnas U-16 itu orang lokal. Jadi, seharusnya tidak ada alasan, tidak dapat menemukan para talenta U-16 terbaik di Indonesia. Jangan sampai U-16 juga berisi para pemain rekomendasi yang juga terselip titipan kepentingan seperti U-19. Ujungnya STy teriak ke publik sepak bola nasional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Shin Tae-yong (STy), adalah pelatih sepak bola kelas dunia. Pastinya, memiliki standar tinggi untuk siapa pun pemain yang masuk dalam skuad yang ditanganinya. Sebagai pelatih Asing yang mengampu tiga tim sekaligus, yaitu, Timnas U-19, U-23, dan Senior Indonesia.

Lebih memahami STy

Karenanya, PSSI jangan asal menyodorkan nama-nama pemain di setiap levelnya untuk direkomendasikan ke STy. Apalagi bila pemain yang disodorkan/direkomendasikan ada di antaranya hasil titipan demi suatu kepentingan yang aromanya tidak sulit dibaca oleh publik sepak bola nasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait kondisi Timnas U-19, awalnya STy sampai pasang badan dan membela para pemainnya, hingga menyebut semua pemain memiliki kemampuan setara. Tetapi, STy pun akhirnya jujur atas kondisi pasukannya. Bahkan sampai meminta bantuan publik sepak bola nasional untuk mencari pemain dan direkomendasi ke STy.

Inilah bila seorang pelatih, hanya disuruh memilih dari stok pemain yang disodorkan oleh Federasi. Andai saja STy memilih pemain seluruhnya dari kompetisi. Atau seperti zaman Indra Sjafri dan Fakhri Husaini, tentu akan berbeda cerita. Sayang, saat pemain Timnas U-19 dibutuhkan berlaga, STy pun tak sempat dapat melihat langsung kompetensi seluruh pemain yang disodorkan karena hanya beberapa pemain yang sempat beredar di Piala Presiden atau sebelumnya.

Belajar dari Timnas U-19 yang gagal di Piala AFF U-19 2022. Meski berlaku sebagai tuan rumah, sekaligus Timnas U-19 juga digadang untuk cikal bakal Timnas U-20, karena STy sampai meminta bantuan publik sepak bola nasional untuk merekomendasi pemain untuk Timnas U-19 yang mumpuni, ini memberikan fakta bahwa, STy seolah tidak percaya lagi terhadap pemain yang direkomendasi oleh PSSI, yang memang di dalamnya diselipkan pemain yang jauh dari standar untuk level pemain Timnas.

Hokky miliki banyak kekurangan

Indikator lainnya, sebagai pelatih berstandar tinggi, STy pun sampai memberikan penilaian bila salah seorang pemain U-19 yang ditemukan oleh siapa, sampai masuk Program Garuda Select segala tetap dianggap belum sesuai standar oleh STy. Kepada media massa pun STy jujur tentang seorang Hokky.

"Hokky harus lebih banyak belajar. Dia masih memiliki banyak kekurangan," ujar Shin Tae Yong dalam konferensi pers usai pertandingan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Juru taktik asal Korea Selatan itu pun tidak melontarkan pujian untuk Hokky Caraka. Pria kelahiran 11 Oktober 1970 itu memilih untuk memberikan apresiasi kepada semua personel di skuad Garuda Nusantara yang sudah memberikan penampilan maksimal pada laga kontra Brunei Darussalam.

Coba, Hokky saja seolah belum dianggap oleh STy, padahal hasil didikan legenda sepak bola Inggris. Bagaimana pemain lain, yang nampak hanya sebagai pelengkap tim, meski catatannya sudah memperkuat Klub hebat?

Sampai di sini, seharusnya seluruh stakeholder paham, ya? Sebab, dengan penyiapan pemain yang tidak maksimal dan cenderung memaksakan, maka pasukan U-19 yang akan jadi cikal bakal Timnas U-20 pun tak sanggup meruntuhkan dominasi sepak bola Asia Tenggara yaitu Vietnam dan Thailand.

Indonesia U-19 pun gugur di tangan mereka yang sangat cerdas menyiapkan tim dan strateginya di Piala AFF U-19 2022 dengan regulasi head to head untuk penentuan tiga tim yang lolos ke babak semi final, sebab memiliki nilai sama.

Indonesia U-19 pun tersingkir oleh ketidakmampuan STy dan pasukannya saat menghadapi Vietnam dan Thailand, karena gagal mencipta gol apalagi menang.

Untuk apa TC ke Eropa, kompetisi benahi!

Atas kegagalan ini, publik pun banyak yang heran. Mengapa Timnas U-19 harus TC lagi ke Eropa? Pelatih Persija Jakarta asal Jerman saja sampai menyoroti cara kepelatihan STy yang membikin Program Timnas Indonesia TC berlama-lama. Sebab, matangnya pemain itu bukan dalam TC, tapi dalam kompetisi yang cerdas dan kondusif.

Harus dicatat oleh PSSI, Timnas U-19 ini sudah melakoni TC ke Korea Selatan, Turkiye, ikut Toulon Cup Prancis, dan TC lagi di Jakarta, tetapi tetap tersingkir di Piala AFF U-19 2022, terutama karena tidak mampu menang atas Vietnam dan Thailand.

Buat apalagi ada TC di Eropa sampai 50 hari. Piala Asia U-19 digelar di Asia. Pun Piala Dunia U-20, Indonesia tuan rumah. Tidak perlu buang uang, matangkan para pemain di kompetisi. Lihat apakah Elite Pro Academi (EPA) Liga 1 itu sudah kategori kompetisi? Masih kategori turnamen. Jadi tidak mengasah pemain juga.

U-16 bagaimana? Apa sama modelnya?

Lihat pula, Timnas U-16 yang akan segera turun di Piala AFF U-16 2022. Apakah pelatih dan para pemainnya, serta PSSI paham regulasinya? Ada aturan head to head tidak? Jangan sampai nanti merasa dikerjai oleh Vietnam yang satu Grup lagi dengan Indonesia. Bila mau lolos, maka kalahkan semua lawan. Apakah para pemainnya juga sudah dipilih di antara yang terbaik di Indonesia?

Pelatih Timnas U-16 itu orang lokal. Jadi, seharusnya tidak ada alasan, tidak dapat menemukan para talenta U-16 terbaik di Indonesia. Jangan sampai U-16 juga berisi para pemain rekomendasi yang juga terselip titipan kepentingan seperti U-19. Ujungnya STy teriak ke publik sepak bola nasional.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler