x

Timnas U-23

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 15 Juli 2022 10:48 WIB

Catatan Jelang Usai Piala AFF U-19 2022

Empat Blunder STy, berbesar hatilah, dan lihat Laos U-19 yang mencapai Final Piala AFF U-19 2022.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bisa jadi, kendati Piala AFF U-19 2022, sudah berakhir pada Jumat, 15 Juli 2022, setelahnya akan masih ada sikap-sikap saling provokatif, oleh pihak-pihak terkait, baik yang dishare melalui media sosial mau pun via media massa. Atau oleh media massa sendiri.

Pasalnya, drama laga terakhir fase Grup A antara Vietnam U-19 vs Thailand U-19, memang cukup menyesakkan bagi Timnas Indonesia U-19, PSSI, dan publik sepak bola nasional yang sesuai aturan head to head harus tersingkir tidak masuk Babak Semi Final.

Jangan memancing, berbesar hati

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terbaru, PSSI pun membikin media asal Vietnam, The Thao247 (14/7/2022) angkat bicara karena tersindir.

"Setelah Vietnam dan Thailand kalah, banyak reaksi masyarakat (Indonesia). Namun, paling menonjol adalah unggahan PSSI," tulis The Thao247. "Setelah laga semifinal berakhir, akun Instagram PSSI memposting foto Shin Tae-yong. Patut dicatat bahwa di bagian caption, PSSI hanya menuliskan ikon mata," lanjutnya.

Apa yang diunggah oleh akun Instagram PSSI, berupa potret Shin Tae-yong (STy) dengan wajah melotot, memang terkesan ada sesuatu yang dituju. Karenanya, jujur sebagai bagian dari publik pecinta sepak bola nasional, saya kurang respek dengan apa yang dilakukan oleh admin Instagram PSSI itu. Untuk apa masih memancing?

Pertanyaannya lagi, apakah STy sebelumnya sudah dikonfirmasi oleh admin/PSSI, bahwa fotonya akan ditampilkan seiring dengan kekalahan Vietnam U-19 dan Thailand U-19 dari Malaysia U-19 dan Laos U-19, demi tujuan tertentu? Menyindir misalnya? Seperti yang dituduhkan The Thao247.

Ayolah berbesar hati. Bila sudah ditempuh jalur resmi, protes ke AFF, tunggu saja hasil dari tindakan AFF atas insiden laga Vietnam U-19 vs Thailand U-19. Bila nanti hasilnya sudah ada. Apakah positif atau negatif, maka berjiwa besar, sikapi dengan bijak. Tutup lembaran buram Piala AFF U-19 2022.

Blunder STy?

Di luar persoalan tersebut, sejatinya ada hal yang lebih penting diperhatikan oleh PSSI dan publik sepak bola nasional, terhadap sepak terjang STy dalam Piala AFF U-19 2022 bersama Timnas U-19.

Sudah banyak artikel saya tulis menyoal prestasi, kompetensi, kualitas, hingga pengaruh keberadaan STy bagi Timnas sepak bola Indonesia hingga faktanya, di tangan STy, ranking FIFA Indonesia naik puluhan digit. Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023, dan kehadiran STy, benar-benar membuka mata publik Asia Tenggara, Asia, dan Dunia, bahwa sepak bola Indonesia sedang berproses memberi ancaman kepada semua.

Namun, khusus di Piala AFF U-19 2022, saya pikir STy telah membuat blunder sendiri, yang bisa jadi tidak disadari oleh STy. Herannya, saya pun tidak menemukan ada media massa yang mengangkat blunder STy sebagai sosok pelatih kelas dunia.

Maaf, bila saya menyebutnya blunder. Sesuai KBBI, yaitu kesalahan serius atau memalukan yang disebabkan oleh kebodohan, kecerobohan, atau kelalaian.

Blunder STy terkait Timnas U-19 dan Piala AFF U-19 di antaranya:@ 1) Awalnya STy pasang badan. Membela semua penggawa Garuda Muda U-19 memiliki kemampuan setara, karena publik sepak bola nasional ada yang berpikir, ada pemain U-19 titipan. Dan STy mengakui bahwa semua pemain adalah benar pilihannya.

2) Berbicara kepada media, meminta publik sepak bola nasional merekomendasikan bila ada striker yang bagus.@ Permintaan dan pernyataan STy ke media massa ini jelas kontradiktif dengan pernyataan awal STy, yang pasang badan menyatakan bahwa semua pemain memiliki kemampuan setara.

Berikutnya, STy meminta publik sepak bola nasional merekomendasi langsung kepada STy, bila ada striker bagus. Hal ini bisa multitafsir bila coba kita artikan maksudnya. Bisa berarti STy tidak percaya PSSI dengan pemain yang disodorkan. Atau STy memang bermaksud positif mencari striker dengan meminta bantuan publik sepak bola nasional.

Pertanyaannya, apakah etis pelatih nasional, ada federasi, berbicara terbuka di media massa menyoal hal itu? Bila memang etis, tidak masalah. Tetapi, bila tidak, saya pikir PSSI dapat mengavaluasi hal ini.

3) Jujur saya kaget, saat media massa meliput pendapat STy, menyoal sosok pemain Timnas U-19 yang dia pilih sendiri, namun tetap disebut masih banyak memiliki kekurangan. Andai saja, masih banyaknya kekurangan pemain bersangkutan hanya untuk konsumsi pelatih dan staff plus pemain bersangkutan dan tim alias internal Timnas U-19, itu wajar.

Namun, mengapa kelemahan pemain, bahkan jelas disebutkan namanya, sampai diulas di media massa, menjadi konsumsi publik. Bukankah hal itu sewajibnya tidak untuk konsumsi umum. STy seharusnya sekaligus menjadi Bapak/Kepala Rumah Tangga Timnas U-19, yang tidak membuka aib keluarganya sendiri kepada orang lain.

Maaf, untuk kasus ini, apakah di tim-tim sebelumnya yang STy tangani, STy memang punya budaya seperti itu? Tetapi rasanya, untuk budaya Indonesia, kurang tepat.

4) Terkait regulasi Piala AFF U-19 2022. Mengapa STy sampai menyebut aturan head to head kuno? Dan STy terkesan tidak tahu atau tidak siap atau mengabaikan aturan head to.head yang memang sudah digariskan sejak awal sebelum Piala AFF U-19 bergulir?

Bila STy tidak tahu ada aturan head to head, mustahil. Bila STy mengabaikan aturan head to head, bisa jadi, karena STy merasa yakin pasukannya akan lolos ke semi final. Tapi ternyata tidak mampu menang melawan Vietnam dan Thailand. Lalu, baru kaget dan kecewa karena Vietnam dan Thailand dianggap bermain tidak fair play, tidak sportif.

Selevel STy, tidak seharusnya menyebut aturan head to head kuno. Apalagi, beberapa kali dalam beberapa event, Timnas Indonesia juga diuntungkan oleh aturan head to head.

Contoh, Piala Asia U-19 2018, Qatar dan Indonesia lolos sebagai wakil Grup A. Tetapi Uni Emirat Arab (UEA) tersingkir karena aturan head to head, meski ketiga tim memiliki nilai sama.

Pemain Laos cerdas TIPS, kompetisi tak bagus

Dalam Piala AFF U-19 kali ini, Laos juga mencatatkan sejarah tersendiri. Melaju ke Babak Final untuk kali perdana. Pun mengempaskan Thailand di semi final. Padahal, kompetisi sepak bola usia muda di Laos jauh kualitasnya di banding negara Asia Tenggara lainnya.

Bisa jadi, munculnya pemain-pemain Loas yang cerdas TIPS, adalah hasil blusukan sang pelatih ke pelosok Laos, seperti halnya zaman Timnas Indonesia U-19 dinakodai oleh Indra Sjafri.

Semoga, dalam partai final, Laos terus konsisten menunjukkan kecerdasan TIPSnya, hingga dalam laga yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada Jumat (15/7/2022) pukul 20.00 WIB dapat kembali membungkam Malaysia seperti di fase Grup.

Bila akhirnya Malaysia U-19 justru yang mampu membalikkan keadaan dan meraih tropi, maka itulah hakikat kompetisi. Jangan lupa, Indonesia/PSSI juga sukses menjadi panitia penyelenggara Piala AFF U-19 2022. Semoga diikuti oleh Piala AFF U-16 2022. Aamiin.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler