x

image: Nashville Parent

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Selasa, 26 Juli 2022 05:58 WIB

Bermain adalah Bentuk Riset Tertinggi

Bermain bukan sekedar main main. Ini adalah kegiatan pengembangan diri anak. Bagaimana sebaiknya sikap orang tua? Adakah kegiatan lain untuk mengembangkan diri anak? Sila baca sampai tuntas.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

Play is the highest form of research.  (Einstein)

Bermain adalah bentuk riset tertingi.  Itulah kata mutiara dari Einstein, sang pakar fisika kondang dari Amerika Serikat. Apakah dia sedang bercanda?  Saya yakin tidak karena kalimat itu dalam konteks pendidikan anak anak.  Buat anak kecil bermain adalah perkara serius.  Memang buat orang dewasa seolah sepele saja perbuatan mereka.  Hanya corat coret kertas dengan pensil warna. Mungkin mengobrak abrik tumpukan baju, tumpukan mainan dsb. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pandangan orang dewasa yang kurang paham perbuatan mereka dianggap mengganggu.  Sampai saat ini saya masih mendengar banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya nakal karena sering membuat berantakan rumah.  Akibatnya rumah jadi tidak rapi.  Ada coretan di dinding.  Barang berserakan di mana mana dsb.

Belajar dan riset

 

Mengira anaknya nakal inilah kesalahan besar banyak orang tua.  Sesungguhnya anak kecil tidak bisa disalahkan ketika mereka membuat seisi rumah berantakan.  Karena mereka sedang ‘riset’  dalam kata Einstein.  Tentu saja bentuk ‘riset’nya beda dengan orang dewasa. Tapi intinya ada kesamaan.  Mereka sedang belajar.  Mereka sedang menjelajahi isi dunia.  Imajinasinya berkembang.  Motoriknya berkembang.  Rasa ingin tahunya berkembang.  Mereka sedang mengembangkan dirinya, mengembangkan banyak potensinya.  Apa yang mereka lakukan sejatinya adalah perkara serius.  Jadi jangan sekali sekali mengatakan bahwa anak Anda nakal.

 

Sebaiknya orang tua memahami kebutuhan anak anak untuk bermain.  Biarkan saja mereka bermain sepuasnya.  Orang tua mengawasi saja agar tidak terjadi resiko cedera.  Memang melelahkan. Apalagi kalau anak sudah suka berlari di halaman rumah, di jalan dsb. Bermain itu kebutuhan yang harus dipenuhi agar mereka tumbuh maksimal.

 

Pendapat di atas sebaikya diterapkan bukan saja oleh orang tua tapi juga oleh pemerintah.  Contoh saja kebijakan negara maju di bidang pendidikan.  Ambil contoh Finlandia.  Di sana sekolah dasar jam belajarnya sedikit saja dengan tujuan untuk memberi kesempatan anak bermain.  Orang tua juga tidak berambisi memberi les ini dan itu kepada anak anaknya.  Memang ada satu dua keluhan yang menganggap anak anak tidak banyak belajar.  Mungkin karena agaknya belum ada metoda yang akurat untuk mengukur manfaat bermain ini.

Mendongeng

 

Einstein ini menariknya adalah dia bukan pakar psikologi, bukan pakar teori pedidikan anak, tapi memiliki banyak pendapat yang sangat thoughtful dan sangat  bermanfaat. Apakah dia memiliki pandangan lain tentang pendidikan anak?  Ada.  Begini katanya, ”If you want your children to be intelligent, read them fairy tales. If you want them to be more intelligent, read them more fairy tales.   (Kalau anda ingin anak anda pintar, bacakanlah dongeng.  Jika anda ingin mereka lebih pintar, bacakanlah lebih banyak dongeng).

 

Sekarang disadari bahwa mendongeng memiliki dampak positif pada karakter anak.  Seorang ibu memiliki posisi yang tepat untuk menceritakan bermacam dongeng kepada anak anaknya.  Tapi jangan sembarang dongeng. Jangan cerita horor karena bisa berdampak buruk pada keimanannya dan mentalnya.  Kuatirnya pikirannya jadi mistis.  Cari  buku dongeng yang sudah banyak diterbitkan oleh banyak penerbit Islam. Buku buku terbitan penerbit Islam itu sudah melalui proses seleksi dan editing yang ketat. Jadi baguslah pengaruhnya untuk anak anak. 

Saya tidak sedang promosi buku anak. Saya bukan salesman buku.

 

Selamat menjelajahi khazanah buku dongeng anak dan selamat bermain bersama anak anak anda.  Semoga mereka berkembang maksimal menjadi muslimin yang baik. 

Ringkasan

 

Bermain buat anak kecil memiliki arti penting. Mereka sedang memelajari isi dunia. Mereka sedang ‘riset’. Mereka sedang mengembangkan dirinya. Jadi dukunglah kegiatan bermain. Jangan dikira mereka nakal kalau mencoreti tembok rumah dll. Jangan sekali sekali memarahi mereka karena hal itu. Mereka butuh dukungan dan pengarahan saja. Selain itu beri mereka dongeng.  Sebelum bisa membaca ceritakan banyak dongeng.  Kedua kegiatan itu akan mendukung perkembangan mereka.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler