Pelecehan seksual erat dikaitkan dengan sesuatu yang berbau pemerkosaan, padahal tindakan pelecehan seksual memiliki makna yang luas. Kasusnya sering terjadi tanpa kita sadari, terutama di dunia pendidikan.
Pelecehan seksual bukan hanya tentang seks saja. Kasus yang masuk kategori pelecehan seksual, antara lain, penyalahgunaan kekuasaan atau otoritas untuk meyakinkan korban dan dirinya sendiri bahwa perilaku itu adalah tindakan yang sewajarnya dan dapat ditoleransi .
Kebanyakan pelecehan seksual dilakukan oleh seseorang dengan tingkat sosial ataupun kekuasaan lebih tinggi ke yang lebih rendah. Bisa juga dari yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah, misalnya guru ke siswa, senior ke junior atau laki-laki ke perempuan. Mereka menganggap korban tidak akan bisa melakukan apapun untuk menolak ajakan seksual yang dilakukannya .
Menurut Komnas Perempuan pelecehan seksual merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang disampaikan melaui kontak fisik maupun non-fisik, yang menyasar pada bagian tubuh seksual atau seksualitas seseorang. Tindakan yang dimaksudkan itu seperti siulan, main mata, komentar atau yang bernuansa seksual, mempertunjukkan materi-materi pornografi dan keinginan seksual, colekan atau sentuhan bagian tubuh gerakan atau isyarat yang bersifat seksual. Tindakan ini mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya hingga bisa menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan bagi korban.
Bagaimana dengan orang-orang yang hobinya melemparkan gurauan yang bernada seksual? Mengomentari fisik seksual orang lain? Atau hanya sekedar untuk mencairkan suasana atau mengocok perut? Nyatanya, tidak sedikit wanita/pria yang merasa risih dengan gurauan seperti itu. Tahukah anda bahwa gurauan kotor bernada seksual termasuk bentuk pelecehan seksual secara verbal?
Berikut ini contoh-contoh pelecehan seksual secara verbal:
Komentar seksual tentang tubuh seseorang, lelucon kotor seksual, menyebabkan rumor tentang aktivitas seksual orang lain, perilaku menggoda, tidak pantas dan tidak diinginkan. Hal lainnya adalah mengirim panggilan telepon yang tak henti-hentinya meski sudah ditolak serta ajakan lainnya. Berbicara tentang kegiatan seksual sendiri di depan orang lain juga masuk kategori ini.
Gurauan yang sudah termasuk dalam pelecehan seksual adalah gurauan yang mengandung unsur berikut:
Lelucon merendahkan jenis kelamin,
Candaan yang menghina tentang seksualitas seseorang atau orientasi seksual
Candaan seksual tentang fisik, penampilan ataupun pakaian seseorang
Mengirim lelucon atau gambar seksual atau bagian tubuh tertentu melalui grup whatsapp atau alat komunikasi lainnya .
Lalu bagaimana cara kita menghadapinya?
Yang pertama : Jangan menyalahkan diri sendiri karena bukan salah anda. Tempatkan kesalahan pada tempatnya. Yang salah adalah yang melakukan tindakan pelecehan tersebut. Menyalahkan diri sendiri akan membuat anda memiliki tekanan psikologis
Kedua : Sampaikan ketidaksukaan anda kepada orang tersebut karena orang tersebut tidak akan menyadari perbuatannya
Ketiga : Hindari orang-orang yang suka bergurau bernada seksual
Keempat : Jangan memberi respon melalui ekpresi bahwa anda baik-baik saja terhadap bercandaan seperti itu.
Kelima : sampaikan kepada seseorang . Berbicara dapat membuat anda menemukan dukungan dan perlindungan agar orang lain tidak menjadi korban berikutnya.
Ikuti tulisan menarik bidrotul ulfa lainnya di sini.