x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Senin, 14 November 2022 21:11 WIB

Kemana Arah Industri Hilirisasi Aspal Buton?

Untuk bisa menguasai dunia dengan konsep pndustri hilirisasi oil sands dan bitumen, Indonesia harus mampu membangun industri hilirisasi aspal Buton terlebih dahulu. Tetapi Pak Jokowi harus ingat untuk mewujudkan mimpi itu Indonesia wajib menguasai teknologi ekstraksi aspal Buton atau Bitumen. Soal teknologi ini sekarang sedang menunggu keputusan bijak dan cerdas Pak Jokowi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Presiden Joko Widodo (Pak Jokowi) membuat keputusan luar biasa saat berkunjung ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, akhir September lalu. Keputusan itu adalah Indonesia akan stop impor aspal pada dua tahun lagi. Pak Jokowi membuat keputusan mengejutkan ini setelah melihat fakta di lapangan bahwa deposit aspal alam di Pulau Buton jumlahnya sangat melimpah.

Kementerian-kementerian terkait lalu diminta Pak Jokowi membuat road map industri hilirisasi aspal Buton. Rancangan itu nantinya akan jadi acuan Pak Jokowi membuat keputusan lanjutan yang lebih membumi.

Waktu yang diberikan untuk membuat road moap itu sangat singkat sekali. Road Map ini diharakan akan dapat menjawab tantangan Pak Jokowi agar 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal. Untuk menjawab tantangan Pak Jokowi ini, para menteri terkait diharapkan harus mampu mengintepretasikan dan membaca apa makna yang “tersurat” dan “tersirat” dari keputusan Pak Jokowi tersebut. Apakah keinginan Pak Jokowi hanya untuk memanfaatkan aspal Buton saja untuk menggantikan aspal impor? Atau ada maksud-maksud lain, yang tersembunyi, yang para menterinya harus mampu memahaminya dengan cerdas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keputusan Pak Jokowi agar 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal, jangan dipahami secara sempit, bahwa itu maksudnya hanya untuk komoditas aspal saja. Itu bisa berarti juga untuk komoditas-komoditas lain, yang selama ini diimpor oleh Indonesia. Jadi kita harus lebih cerdas melihat keputusan pak Jokowi dari perspekstif yang jauh lebih luas untuk kepentingan Bangsa dan Negara. Misalnya, kalau selama ini Indonesia sebagai negara pengimpor, mengapa ke depannya Indonesia tidak menjadi sebagai negara pengekspor ? Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam dan suber daya manusianya. Mengapa ke depannya, Indonesia tidak “Go Global” ? Mengapa selama ini kita tidak mempunyai visi yang jauh ke depan seperti China dengan semboyan “One Belt One Road” (OBOR) ?

OBOR merupakan proyek konektivitas ambisius Tiongkok melalui pembangunan infrastruktur dan jalur transportasi darat dan laut yang menghubungi negaranya dengan kawasan Asia, Eropa, dan Asia. Dengan visi dan misi OBOR ini, China akan mampu menguasai dunia di masa depan. Apa potensi-potensi besar Indonesia yang akan mampu bersaing dengan China untuk “menguasai” duna? Mungkin salah satu potensi besar Indonesia untuk mampu bersaing dengan China untuk menguasai dunia adalah “Industri Hilirisasi Aspal Buton”. Mohon hal ini dicatat, Pak Jokowi.

Berdasarkan Makalah dari Bapak Profesor Bambang Widarsono dari Lemigas, beliau mengatakan bahwa masa depan industri perminyakan dunia terdapat pada “Oil Sands” dan “Bitumen”. Jumlah deposit “Oil Sands” dan “Bitumen” di dunia jauh lebih melimpah dari pada jumlah deposit minyak bumi. Deposit minyak bumi sekarang ini sebagian besar sudah habis dikuras, dan diproduksi secara besar-besaran. Di Indonsia, produksi minyak bumi, makin lama akan semakin berkurang. Dan hal ini sudah sampai tahap yang mencemaskan. Karena untuk memenuhi kebuhan bahan bakar di dalam negeri, Indonesia terpaksa harus mengimpor minyak bumi dan bahan bakar dalam jumlah besar.

Pak Bambang sudah memperingati jauh hari, bahwa Indonesia mulai dari sekarang Indonesia sudah harus memperhatikan dan fokus untuk mengembangkan potensi-potensi sumber daya alam “Oil Sands” dan “Bitumen” yang terdapat di Indonesia. Antara lain “Oil Sands” dan “Bitumen” yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Yang selama ini kita telah kenal sebagai aspal alam Buton.

Aspal Buton bukan hanya sekedar satu-satunya sumber daya alam “Oil Sands” dan “Bitumen” yang terdapat di Indonesia. Ternyata di Sumatera Selatan terdapat juga deposit minyak ekstrak berat yang jumlah depositnya cukup besar. Demikian juga dengan di Riau yang terdapat deposit minyak berat. Rencananya deposit minyak ekstra berat di Sumatera Selatan, dan deposit minyak berat di Riau akan diproduksi dengan menggunakan metoda “Open Pit Oil Mining” atau tambang terbuka. Hal ini perlu dilakukan, karena kandungan deposit bitumennya berada di lapisan reservoir yang sangat dangkal. Sehingga tidak dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi injeksi uap, tetapi satu-satunya cara adalah harus menggunakan metoda tambang terbuka.

Melihat informasi di atas, pada saat ini sudah teridentifikasi ada 3 potensi-potensi “Oil Sands” dan “Bitumen” di Indonesia. Di Pulau Buton – Sulawesi Tenggara, di Sumatera Selatan, dan di Riau. Kalau data-data ini kita kaitkan dengan keputusan Pak Jokowi, 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal, maka arah dari Industri Hilirisasi Aspal Buton dapat kita kembangkan menjadi Industri Hilirisasi “Oil Sands” dan “Bitumen”. Selama ini kita terjebak dalam paradigma, bahwa bitumen yang terdapat di Pulau Buton adalah aspal alam. Padahal bitumen baru bisa disebut sebagai “aspal” setelah melalui proses tambahan, sehingga akan memiliki fungsi sebagai pelapis jalan-jalan.

Menjawab pertanyaan: “Kemana arah Industri Hilirisasi Aspal Buton ?”, Mungkin kita perlu mengganti istilah “Aspal Buton” dengan istilah “Oil Sands” dan “Bitumen”. Dengan demikian pertanyaannya akan berubah menjadi: “Kemana arah Industri Hilirisasi ‘Oil Sands” dan ‘Bitumen” ?  Untuk menjawab pertanyaan ini harus dibuat “Road Map” jilid 2, dimana akan mencakup semua potensi-potensi “Oil Sands” dan “Bitumen” yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Dan setelah itu, akan dibuat “Road Map” jilid 3, dimana akan mencakup semua potensi-potensi “Oil Sands” dan “Bitumen” yang terdapat di seluruh dunia.

Untuk bisa menguasai dunia dengan konsep Industri Hilirisasi “Oil Sands” dan “Bitumen” ini, maka hal pertama-tama yang Indonesia harus mampu wujudkan adalah membangun Industri Hilirisasi Aspal Buton terlebih dahulu. Apabila Industri Hilirisasi Aspal Buton sudah berhasil terlaksana dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah membangun Industri Hilirisasi “Oil Sands” dan “Bitumen”, baik secara lokal maupun global. Tetapi Pak Jokowi harus ingat, bahwa untuk mewujudkan “mimpi Indonesia” ini tidak ada cara lain, kecuali Indonesia wajib menguasai “Teknologi Ekstraksi aspal Buton atau Bitumen”. Dan “Teknologi Ekstraksi Aspal Buton” ini sejatinya sekarang sedang menunggu keputusan bijak dan cerdas Pak Jokowi.

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler