x

Pesepak bola Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri (kedua kiri) bersama rekan-rekannya berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Timnas Timor Leste dalam laga lanjutan Grup A Sepak Bola SEA Games 2021 Vietnam di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Selasa, 10 Mei 2022. Laga Timnas U-23 Indonesia vs Timor Leste berakhir dengan skor 4-1. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Iklan

Ahmad

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 November 2022

Selasa, 29 November 2022 13:55 WIB

Menunggu Gebrakan Talent Pool ala Erick Thohir di PSSI

Erick Thohir memiliki kemampuan untuk menghadirkan SDM unggul di BUMN melalui talent pool. Bisakah ia menggunakan mekanisme talent pool untuk mendorong kepengurusan dengan SDM unggul di PSSI dan juga mendorong tata kelola yang semakin baik di klub-klub di bawah pengawasan PSSI andai ia terpilih jadi ketua umum PSSI?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Erick Thohir memiliki kemampuan untuk menghadirkan SDM unggul di BUMN melalui talent pool. Bisakah ia menggunakan mekanisme talent pool untuk mendorong kepengurusan dengan SDM unggul di PSSI dan juga mendorong tata kelola yang semakin baik di klub-klub di bawah pengawasan PSSI andai ia terpilih jadi ketua umum PSSI?

Pada praktiknya, talent pool yang dijadikan standar seleksi direksi dan komisaris di tubuh BUMN oleh Erick Thohir bertumpu pada prinsip penilaian atas talenta-talenta yang dianggap tepat berdasarkan pada penilaian kapasitas, profesionalitas dan integritas mereka.

Seleksinya juga dilakukan secara ketat dengan melibatkan ‘assesment center’ dari internal BUMN dan konsultan eksternal. Tujuan untuk mendapatkan rekrutan talenta-talenta yang unggul sehingga dapat memajukan kinerja BUMN.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengingat Erick Thohir menjadi salah satu sosok yang diharapkan betul menjadi ‘next leader’ di PSSI, maka terbayang seperti apa jadinya bila mekanisme ‘talent pool’ diterapkan di sana.

Talent Pool Solusi Pembenahan PSSI

Ada dua hal yang urgen dibenahi di PSSI. Pertama, menyangkut tata kelola organisasi itu dengan seoptimal mungkin mengikuti standar FIFA. Di dalam hal ini, kepengurusan di PSSI tentu harus dipilih berdasarkan seleksi yang ketat dengan mempertimbangkan kemampuan mereka.

Ada ungkapan ‘the man behind the gun’. Sebaik apapun sistem yang dibuat di dalam organisasi, tapi pada akhirnya tergantung juga kepada aktor-aktor yang bertugas di dalamnya.

Di dalam statuta PSSI, untuk menjadi ketua umum, wakil, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, itu ada syarat-syarat yang ketat. Ada namanya Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) yang bertindak merumuskan tahapan pemilihan 15 anggota Exco PSSI.

Di antara kriteria yang paling penting adalah mengetahui tata kelola sepak bola (football governance) dan peraturan sepak bola (football laws). Talent Pool bisa diarahkan ke sana, yakni seleksi secara ketat supaya anggota Exco PSSI benar-benar talenta-talenta unggul yang mengerti sepak bola, pahal soal football governance dan football news.

Di sini, KP dan KBP harus benar-benar berani dan tegas serta objektif di dalam proses seleksi. Apabila langkah ini dilakukan dengan benar dan objektif, maka satu langkah kita berhasil menghimpun orang-orang unggul di tubuh PSSI. Begitu pun nanti pada pemilihan ketum dan wakil ketum.

Talent Pool Mendorong Prestasi Klub

Perbaikan di tingkat induk organisasi PSSI memungkinkan terwujudnya perbaikan hirarki di bawahnya termasuk pembenahan di level klub-klub yang berada di bawah pengawasan dan kebijakan PSSI. Sebab PSSI punya ‘kuasa’ untuk mendorong perbaikan di level klub.

Apa yang bisa ditekankan oleh PSSI kepada klub adalah soal ‘football governance’ yakni tata kelola di internal klub masing-masing. Pertama, tata kelola menyangkut perekrutan talenta-talenta unggul. Meski pun kompetisi liga di bawah PSSI membolehkan klub berlomba untuk mendatangkan pemain-pemain dari luar, tapi tetap prioritas utama adalah membuka sebesar-besarnya untuk menghadirkan talenta unggul yang berasal dari lokal (local pride).

Talent pool kembali penting di sini. Seleksi talenta unggul tiap klub itu harus benar-benar dilakukan secara objektif. Ada bagian tim pemantau dan perekrut talenta unggul daerah. Tim ini harus bekejar secara optimal.

Langkah ini juga agar nanti bisa bersinergi dengan kebutuhan timnas. Kita bisa berkaca pada skuad yang dimiliki oleh Arab Saudi yang pada Piala Dunia 2022 ini seratus persen berasal dari klub Al Hilal.

Kedua, penyelenggaraan kompetisi liga di bawah PSSI harus dilakukan dengan profesional. Erick Thohir pernah menjadi operator utama Piala Presiden melalui Mahaka Group and Entertainments. Turnamen itu mendapatkan sambutan meriah dari masyarakat, dipuji Presiden, dikelola profesional, klub-klub dapat suntikan dana dari gelaran itu, terutama pemenang, ekonomi di sekitar olah raga sepak bola tumbuh, dan negara memperoleh pemasukan.

Ini membuktikan bahwa bila kompetisi liga dikelola dengan profesional, maka ada banyak manfaat keuntungan yang bisa dihasilkan. Erick Thohir sudah membuktikan – dan ini catatan yang semakin mantap bahwa ET sosok yang tepat sebagai ‘the man behind PSSI’.

Ikuti tulisan menarik Ahmad lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler