Maulana Jalaludin Rumi memang benar benar seorang empu sastra. Setiap karyanya memiliki keindahan yang mempesona sekaligus mengandung makna yang dalam. Inilah sebuah karyanya yang mengingatkan kita pada masa depan kita semua.
When I die
Ketika aku mati
When my coffin is being taken out
Ketika peti matiku dibawa
You must never think
Jangan kamu kira
I am missing this world
Aku kehilangan dunia ini
Don’t shed any tears
Jangan menangis
Don’t lament or feel sorry
Jangan meratap atau menyesal
I am not falling into a moster’s abyss
Aku tidak jatuh ke neraka
When you see
Ketika kamu lihat
My corpse is being carried
Jazadku dibawa
Don’t cry for my leaving
Jangan tangisi kepergianku
I am not leaving
Aku tidak pergi
I am ariving at eternal love
Aku tiba di cinta abadi
When you leave me in the grave
Ketika kau tinggalkan aku di makam
Don’t say goodbye
Jangan katakan selamat jalan
Remember a grave is only a curtain
Ingat makam hanyalah tirai
For the paradise behind
Untuk sorga di baliknya
You’ll only see me
Kamu hanya akan melihat aku
Descending into a grave
Turun ke makam
Now watch me rise
Sekarang lihatlah aku bangkit
How can there be an end
Bagaimana mungkin ada akhir
When the sun sets or
Ketika matahari tenggelam atau
The moon goes down
Rembulan tenggelam
It looks like the end
Itu seolah seperti akhir
It seems like a sunset
Itu nampak seperti senja
But in reality it is dawn
Tapi sebenarnya itu adalah fajar
When the grave locks you up
Ketika makam menutupimu
That is when your soul is freed
Itulah saatnya jiwamu bebas
Have you ever seen
Pernahkah kau lihat
A seed fallen to earth
Biji jatuh ke bumi
Not rise with a new life
Tidak tumbuh dengan hidup baru
Why should you doubt the rise
Kenapa kau ragukan kebangkitan
Of a seed named human
Biji bernama manusia
Have you ever seen
Pernahkan kau lihat
A bucket lowered into a well
Ember diturunkan ke sumur
Coming back empty
Kembalinya kosong
Why lament for a soul
Kenapa meratapi jiwa
When it can come back
Ketika ia bisa kembali
Like Joseph from the well
Seperti Yusuf dari sumur
When for the last time
Ketika saat terakhir
You close your mouth
Kau tutup mulut
Your words and soul
Kata kata dan jiwamu
Will belong to the world of
Akan masuk ke dunia
No place and time
Tanpa tempat dan waktu
Rumi dengan sangat indah menggambarkan kematian. Dia berpesan agar kita tidak perlu sedih karena dia akan bertemu cintanya. Cinta sejati. Kata Rumi kita hanya melihat sebagian kenyataan yang kasat mata saja. Namun kematian sejatinya bukan akhir tapi awal. Kematian bukan senja tapi fajar. Manusia akan masuk ke sebuah dunia baru.
Itulah alam akherat. Jazad akan dimakamkan di dunia. Tapi roh akan masuk ke sebuah dunia lain. Sebuah dunia tanpa tempat dan waktu. Dia berpesan agar kita tidak sedih karena roh (arwah) tidak kehilangan dunia. Arwah manusia akan tetap hidup. Dia ibaratkan sebagai sebuah biji yang jatuh ke bumi lalu tumbuh.
Ketika mati manusia masuk babak baru dalam kehidupan. Jiwanya akan bebas dari belenggu nafsu. Maka di sana dia bertemu kekasihnya, cinta sejatinya. Dia bertemu dengan sang maha cinta. Karena itu kematian sejatinya tidak perlu diratapi, kata Rumi.
Itulah masa depan kita semua. Tak seorangpun tahu kapan kita menyibak tirai dan masuk ke fajar baru. Semoga kita termasuk orang yang masuk fajar baru dengan gembira karena di sana sudah menunggu hadiah dan pahala. Di sana ada ampunan dan ganjaran yang akan dinikmati selamanya.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.