Oleh: Bambang Udoyono
Para penulis, seniman dan orang kreatif lain pasti sering ditanya banyak orang tentang inspirasi. Intinya mereka ingin tahu bagaimana cara mencari inspirasi. Apakah dengan meditasi atau bagaimana. Benarkah inspirasi itu ada? Kalau ada bagaimana menemukannya? Mari kita bahas.
Pertama kali, mari kita cermati dulu sebuah kata mutiara dari Pablo Picasso, seorang pelukis mashur dari Spanyol. Dia punya kata mutiara berikut ini. Inspiration exists, but it has to find you working. Inspirasi itu ada, tapi ia harus menemukan kamu sedang bekerja.
Menurut Picasso inspirasi itu ada tapi kita harus bekerja dulu untuk mendapatkannya. Jadi ia tidak bisa ditunggu. Harus ada aktivitas dulu barulah ia muncul. Oleh karena itu harus ada langkah pertama yaitu bekerja untuk memancing inspirasi.
Pertanyaannya adalah bekerja apa? Kalau kita menulis apakah pemancing atau pemicu itu harus menulis juga? Atau bekerja selain menulis?
Dalam pandangan saya keduanya bisa. Kita bisa menulis untuk memancing gagasan menulis. Kita bisa juga berkegiatan lain untuk memicu gagasan menulis. Sejatinya gagasan yang muncul bisa diterapkan di semua bidang. Tidak hanya menulis saja.
Pertama dengan free writing. Anda tulis apa saja, nanti akan muncul gagasan. Ada banyak buku yang membahasa topik ini. Awalnya dikembangkan di Barat, sekarang free writing ini sudah banyak diterapkan oleh orang Indonesia. Kata free ini merujuk pada kebebasan dari aturan apapun. Tulislah apa saja dengan bebas. Tidak usah memikirkan kaidah tata bahasa dan apapun. Karena tujuannya hanyalah untuk membangkitkan gagasan.
Setelah dilakukan dengan teratur dan baik, nanti gagasan akan makin spesifik dan makin kongkrit. Maka kita akan semakin mudah untuk merealisasikannya.
Kita bisa juga menerapkan mind mapping untuk membangkitkan gagasan. Di selembar kertas tulis gagasan utama di tengah. Kemudian bikin garis ke semua arah. Di masing masing garis tulis apa saja yang muncul di pikiran sebagai rincian dari gagasan utama tadi.
Kalau kita menulis, hasil dari free writing dan mind mapping tadi bisa dilanjutkan dalam kegiatan outlining alias merincikan dalam outline atau garis besar bab untuk menampung rincian gagasan.
Kemudian bisa dilanjutkan dengan menulis dalam bab atau drafting. Setelah itu naskah dicek lagi. Kita lalu mengedit dan kalau perlu revising alias merevisi.
Kedua bisa juga pekerjaan lain, apapun itu. Bisa saja pekerjaan yang tidak ada hubungannya sama sekali. Nanti ketika kita bekerja mendadak bisa datang inspirasi. Jadi misalnya kita sedang memikirkan sebuah naskah. Kemudian kita berolah raga, mencuci pakaian, atau menyapu halaman. Tiba tiba saja ada gagasan yang melintas di pikiran. Kalau ini terjadi sebaiknya langsung dicatat. Paling tidak gagasan utamanya. Rinciannya bisa dikerjakan belakangan. Tapi jangan sekali sekali ditinggalkan karena kita bisa lupa.
Kemungkinan lain adalah pekerjaan kita terdahulu alias pengalaman kita bisa menjadi sumber inspirasi untuk menulis buku. Itulah yang selama ini saya lakukan. Pengalaman saya menginspirasi saya untuk menulis buku. Apa yang saya tulis bukan memoir tapi semacam buku panduan untuk melakukan sesuatu.
Ternyata Pablo Picasso benar. Kita harus melakukan sesuatu pekerjaan dulu agar inspirasi datang. Kita tidak bisa hanya menunggu inspirasi. Kita tidak bisa hanya bersamadi lalu inspirasi datang. Ini dalam pengalaman saya. Itulah yang terjadi dalam proses kreatif saya. Siapa tahu Anda punya pengalaman lain. Silahkan ditulis.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.
