x

Kukang Jawa. Foto: OpenCage

Iklan

Elvyra Aprillia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 April 2023

Rabu, 3 Mei 2023 19:39 WIB

Kukang Jawa, Terancam Punah Karena Perburuan hingga Perubahan Iklim

Potensi kepunahan satwa bermata besar ini tentu tak terjadi begitu saja. Ancaman populasi kukang yang tersebar dari Jawa Barat hingga Jawa Timur ini ternyata macam-macam. Kebanyakan alasan ini disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya kejahatan satwa liar hingga pembangunan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kukang Jawa, satwa primata arboreal yang hidup endemik di Pulau Jawa ini tak cukup banyak dikenal. Wajar, hidupnya yang lebih aktif di malam hari otomatis akan mengurangi pertemuan dengan manusia yang lebih aktif sepanjang siang. Meski tak banyak yang kenal, populasi kukang jawa ternyata terancam kepunahan. 

Kalau kita lihat kajian dari organisasi IUCN atau Lembaga Internasional Konservasi Alam, kukang jawa atau Nycticebus javanicus ini masuk ke dalam status kritis atau critically endangered. Status kritis ini tak cuma gimik semata, tapi nyata. Kukang kini hanya satu langkah lagi menuju kepunahan. Kalau sudah punah, tentunya keberadaan kukang tinggal sejarah saja, sama seperti cerita dinosaurus.

Potensi kepunahan satwa bermata besar ini tentu tak terjadi begitu saja. Ancaman populasi kukang yang tersebar dari Jawa Barat hingga Jawa Timur ini ternyata macam-macam. Kebanyakan alasan ini disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya kejahatan satwa liar hingga pembangunan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dijadikan satwa peliharaan

Di Indonesia sendiri, kukang masih cukup sering diburu dari habitatnya di hutan dan perkebunan. Tujuannya? Kukang diburu untuk dijadikan satwa peliharaan. Muka kukang yang dianggap “lucu” hingga gerakannya yang lambat menjadikannya kandidat satwa yang terlihat manis untuk dipajang di ruang tengah.

Perburuan kukang kemudian marak ditemukan di berbagai daerah Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Kukang hasil buruan kemudian diperdagangkan di pasar-pasar hewan. Tak jarang, kukang di-display oleh pedagang untuk menarik pembeli yang kebanyakan belum pernah lihat satwa malam ini. Demi mendatangkan pembeli, pedagang memberikan sebutan yang cukup unik, seperti koala Kalimantan lah, disebut kus kus lah. Dari marketing yang menjanjikan itu, perdagangan kukang bisa dibilang laris manis di masyarakat.

Sayangnya, dengan semakin maraknya siklus perburuan, perdagangan hingga pemeliharaan kukang di masyarakat mendorong populasi kukang merosot drastis di alam bebas. Masyarakat pun seakan belum sadar kalau satwa ini berperan penting bagi ekosistem hutan. Kebiasaannya memakan nektar bunga menjadikan kukang ini sebagai polinator. Tak hanya itu, satwa yang biasa memakan serangga ini juga menjadi pengontrol hama serangga di perkebunan. 

Dengan keadaan yang makin tidak terkendali itu banyak pihak berusaha menyelamatkan kukang jawa biar tidak terperosok dalam jurang kepunahan. Dengan status perlindungan kukang jawa serta sosialiasi yang digalakkan pemerintah, masyarakat tersadarkan untuk ikut menekan kasus perburuan serta perdagangan kukang di Pulau Jawa.

Selain itu, kepunahan kukang jawa masih dapat dicegah dengan upaya pelestarian. Bentuk pelestarian seperti penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasliaran kukang dianggap efektif demi mempertahankan populasi kukang ini di hutan-hutan Pulau Jawa.

Perubahan iklim 

Diluar masalah perburuan serta perdagangan ilegal, ternyata adalagi ancaman nyata untuk populasi kukang. Tak lain dan tak bukan yaitu perubahan iklim yang makin kesini makin terasa di seluruh penjuru bumi.

Dalam riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2021, diperkirakan sekitar 30 jenis primata di Indonesia, salah satunya kukang, akan punah pada 2050 akibat perubahan iklim. Dalam perhitungan berdasarkan skenario mitigasi dan pesimistik, suhu udara rata-rata di Indonesia akan meningkat sekitar 1,17°C – 1,40°C.

Kenaikan suhu ini berpotensi menenggelamkan hutan-hutan habitat kukang jawa. Selain itu, gelombang panas dan kekeringan dapat menghilangkan sumber pangan kukang, seperti pepohonan penghasil getah, buah dan nectar serta serangga-serangga. Parahnya, Kekeringan juga akan mengurangi luasan habitat yang sudah menyusut karena pembangunan di Pulau Jawa.

Dari data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, Kukang jawa diperkirakan akan punah di tahun 2050 karena perubahan iklim. Selain kukang, satwa endemik lain seperti orangutan sumatera juga diperkirakan akan hilang dari muka bumi.

Sepertinya, perlu ditingkatkan penelitian dan upaya-upaya strategis bersama untuk menyelamatkan kukang jawa dari dampak perubahan iklim yang mengancam kehidupan di muka bumi. Semoga  ke depannya kita bisa saling menjaga dan melindungi makhluk hidup di sekitar kita.

 

Ikuti tulisan menarik Elvyra Aprillia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler