x

Ilustrasi Kekeringan. Gambar oleh SYKlimkin dari Pixabay.com

Iklan

Yusril Izha Mahendra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 4 Mei 2023

Kamis, 4 Mei 2023 19:17 WIB

PBB Mewanti-wanti Rekor Panas Global Bakal Pecah Beberapa Tahun Mendatang

Laporan terbaru dari PBB menyatakan rekor panas global kemungkinan akan pecah dalam beberapa tahun mendatang. Penyebabnya terjadi peningkatan fenomena El Nino pada 2023 atau 2024. El Nino dapat menyebabkan suhu udara yang lebih tinggi dan kekeringan yang lebih parah di beberapa wilayah di dunia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menurut laporan baru dari PBB, rekor panas global kemungkinan akan pecah dalam beberapa tahun mendatang. Laporan tersebut dipicu oleh peningkatan kemungkinan terjadinya fenomena El Nino pada tahun 2023 atau 2024, yang akan menyebabkan suhu udara yang lebih tinggi dan kekeringan yang lebih parah di beberapa wilayah di dunia.

El Nino merupakan fenomena alamiah yang terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tengah dan timur meningkat di atas rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan angin perdagangan melemah dan suhu permukaan laut di perairan Pasifik selatan meningkat, yang pada gilirannya mempengaruhi pola cuaca di seluruh dunia.

Laporan PBB mengungkapkan bahwa kemungkinan terjadinya El Nino pada tahun 2023 atau 2024 telah meningkat menjadi 40-60%, dengan kemungkinan puncak pada akhir tahun 2023. Ini berarti bahwa beberapa wilayah di dunia dapat mengalami suhu yang lebih tinggi dari rata-rata dalam waktu yang lama, dan beberapa daerah dapat mengalami kekeringan yang parah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa perubahan iklim akan memperburuk dampak dari fenomena El Nino. Pemanasan global telah menyebabkan peningkatan suhu laut, yang dapat memperkuat kekuatan fenomena ini. Selain itu, perubahan iklim juga dapat mempengaruhi pola angin dan cuaca di seluruh dunia, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kekeringan dan banjir di berbagai wilayah.

Peningkatan kemungkinan terjadinya El Nino juga dapat memperparah masalah kesehatan masyarakat. Terdapat bukti bahwa fenomena ini dapat mempengaruhi penyebaran penyakit seperti malaria dan demam berdarah, serta meningkatkan risiko kelaparan dan malnutrisi di beberapa wilayah.

Oleh karena itu, laporan PBB menegaskan perlunya tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperkuat adaptasi terhadap perubahan iklim. Tindakan ini meliputi peningkatan efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, serta peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim.

Diperlukan tindakan cepat dan efektif untuk mengurangi emisi karbon dan memperlambat pemanasan global. Hal ini membutuhkan kerja sama global dan tindakan dari seluruh sektor masyarakat, baik pemerintah, bisnis, maupun individu.

Ikuti tulisan menarik Yusril Izha Mahendra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler