x

sumber foto: duniatambang.co.id

Iklan

Bela Nurul

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Mei 2023

Kamis, 25 Mei 2023 10:29 WIB

Kolonialisme Industri Ektaktif: Jejak Kotor Kendaraan Listrik yang Jarang Diketahui

Mengupas tuntas tentang sisi positif dan negatif kendaraan listrik yang jarang diketahui oleh masyarakat. Bahayanya jejak kendaraan listrik bagi kehidupan di laut, udara dan krisis pangan bagi dua pulau.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kolonialisme industri ekstraktif adalah tindakan yang dilakukan negara kolonial membawa sumber daya alam dari daerah atau negara koloni. Sedangkan industri ekstraktif itu sendiri adalah industri yang menggunakan bahan bakunya dari alam sekitar.

Industri ekstraktif sendiri sudah ada sejak jaman Belanda, mereka mengambil rempah-rempah dari Maluku Utara, lalu dibawa kenegara mereka. Setelah menjadi produk mereka membawa hasil produksi untuk dijual kembali ke Indonesia.

Industri ekstraktif di Indonesia mulai berkembang pesat pada saat pandemi covid-19, dan digadang-gadang sebagai jalan keluar krisis ekonomi pada saat itu, industri ekstraktif yang sedang populer yaitu kendaraan listrik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lantas apa yang membedakan kendaraan bahan bakar BBM dengan kendaraan listrik?.kendaraan listrik digadang-gadang sebagai kendaraan ramah lingkungan, berbeda dengan kendaraan bahan bakar BBM yang lebih banyak menghasilkan polusi.

Energi listrik lebih efisien dalam mengubah energi menjadi tenaga, mobil dan truk listrik secara keseluruhan lebih bersih dan lebih murah sebagai bahan bakar kendaraan, bahkan ketika listrik tersebut berasal dari jaringan paling kotor.

Apa saja keunggulan kendaraan bersih dan bebas polusi ini?, Yang menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik.

1.  Kendaraan Listrik Terbangi Menjadi Tiga Kategori

Pertama, kendaraan listrik baterai, ditenagai oleh listrik yang disimpan dalam kemasan baterai. Kedua, hibrida plug-in yang menggunakan mesin bensin atau diesel dengan motor listrik dan baterai isi ulang yang besar. Ketiga, kendaraan sel bahan bakar memisahkan elektron dari molekul hidrogen untuk menghasilkan listrik untuk menjalankan motor.

2.  Kendaraan Listrik Menyelamatkan Iklim

Polutan udara dari kendaraan bertenaga bensin dan diesel menyebabkan asma, bronkitis, kanker, dan kematian dini. Sedangkan kendaraan listrik terbilang ramah lingkungan karena kendaraan listrik memiliki jejak karbo yang relatif kecil.

3.  Pengisian Daya Kendaraan Listrik Relatif Mudah

Salah satu keunggulan kendaraan listrik yaitu dapat diisi ulang dimanapun anda berada, hal ini menjadikan kendaraan listrik sebagai salah satu solusi bagi armada truk dan bus yang kembali secara teratur ke depi atau halaman pusat.

Semakin banyak penggunaan kendaraan listrik, solusi pengisian tambah daya di lokasi publik seperti pusat pembelanjaan, tempat parkir, dan tempat kerja diperlukan sebagai sarana isi daya ulang kendaraan.

Namun begitu masyarakat masih mengabaikan atau kurangnya pengetahuan dampak negatif kendaraan listrik, dikutif dari Brin.go.id, Nugroho Adi Sasongko selaku Perekayasa Madya di Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa dampak kendaraan listrik antara lain:

1.  Terancam Terpapar Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2021oleh Nugroho menunjukkan jika eksploitasi masif lithium serta nikel dunia bisa meningkatkan rasio terpapar material B3.

2.  Peningkatan Konsumsi Energi

Meskipun kendaraan listrik tidak menggunakan bahan bakar BBM. Kendaraan ini tetap membutuhkan energi listrik. Artinya semakin banyak penggunaan kendaraan listrik, maka semakin tinggi energi listrik yang digunakan dan menurunnya penggunaan bahan bakar BBM.

Sedangkan proses produksi pembuatan baterai maupun kendaraan listrik baik pada tahap ekstraksi pemurnian hingga manufaktur akan membutuhkan banyak energi dan air bersih dalam skala besar.

Ekploitasi material-material ini akan membawa dampak buruk bagi ekosistem dan terlepasnya sejumlah besar limbah tailing yang berbahaya pada lingkungan.selain dampak negatif diatas ada juga ada dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan listrik yaitu jejak air (Water Footprint) yang luar biasa besar.

3.  Jarak tempuh yang relatif rendah dibandingkan dengan kendaraan bahan bakar BBM, meskipun begitu upaya peningkatan jarak tempuh terus diupayakan.

4.  Pengisian Daya Relatif Lama

Pengisian isi ulang daya pada kendaraan listrik lumayan memakan waktu, dalam hal ini penggunaan kendaraan bahan bakar minyak lebih efektif.

5.  Baterai Sulit Didaur Ulang

Daya tahan baterai hanya bertahan 3-10 tahun, mereka harus diganti dan didaur ulang, Perusahaan seperti Tesla Mengakui jika dapat mendaur ulang 92% bahan bakar dalam baterai dan mengatakan tidak ada yang tidak berakhir ditempat sampah.

Sedangkan limbah baterai seperti lithium, mangan, dan nikel cukup berbahaya dan tidak dapat didaur ulang secara ekonomis.

6.  Hilangnya Sejumlah Pekerjaan Di Industri Otomotif

Sejalan dengan hadirnya kendaraan listrik secara masif dapat memicu hilangnya pekerjaan di bidang otomotif. Seperti yang diketahui jika kendaraan listrik hadir dengan komponen yang lebih sederhana dibandingkan dengan kendaraan bahan bakar minyak yang relatif rumit.

Bagi pekerja seperti mekanik toko penjual suku cadang mesing dan aftermarket, berpotensi kehilangan pekerjaan bagi mereka.

7.  Pembangkit Listrik Berkontribusi Dalam Polusi Berat

Walaupun kendaraan listrik tidak mengeluarkan emisi gas buang pada saat dipakai, namun pemasok listrik untuk kendaraan listrik dapat menghasilkan emisi gas kaca. Jika sumber listrik yang digunakan adalah pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil, maka penggunaan kendaraan listrik menghasilkan polusi masif.

Kendaraan listrik sebagai salah satu alat transportasi alternatif rendah emisi terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Kendaraan rendah emisi ini menyisakan masalah, kebutuhan nikel sebagai salah satu bahan baterai kendaraan listrik masih bergantung pada batu bara, sebagai bahan penyumbang emisi terbesar.

Mengutip dari Betahita.id, trend kendaraan listrik terus meningkat seiring dengan issue energi bersih. Kendaraan ini menghasilkan emisi lebih rendah dan lebih efisien sebesar 3-5 kali dibandingkan dengan penggunaan bahan baka minyak.

Data Aksi Ekologi dan Emansipasi Masyarakat (AEER), menunjukkan angka produksi kendaraan listrik dari tahun 2019 terus meningkat. Sedangkan Internasional Energi Agency (IEA), menunjukkan angka peningkatan penjualan mobil listrik yang awalnya 17.000 pada tahun 2010, kini meningkat sebesar 7,2 juta kendaraan pada tahun 2019. Diprediksi pada tahun 2030 sebesar 140 juta pengendara kendaraan listrik akan digunakan secara global.

Hal ini yang membuat nikel, bahan baku baterai kendaraan listrik, digadang-gadang sebagai energi bersih dunia. Pada tahun yang sama permintaan nikel secara global mencapai 5-8% untuk kebutuhan baterai atau sebesar 162 kiloton dan dapat meningkat hingga 265 kiloton pada tahun 2030.

Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar, tentu turut ikut berkontribusi dalam transisi penggunaan ini. AEER mencatat sebesar 37.04%  dari total cadangan dunia berada di Indonesia.

Tiga provinsi dengan cadangan nikel terbesar adalah Sulawesi Tenggara sebesar 32%, Maluku Utara sebesar 27%, dan Sulawesi Tengah sebesar 26%.

Potensi besar nikel ini mendorong pemerintah untuk melakukan pengolahan biji nikel dalam negeri. Kebijakan hilirisasi tercermin dalam peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan sejak tahun 2009 hingga sekarang. UU Minerba Nomor 4/2009, industri nikel didorong untuk segera memiliki pasilitas pemurnian demi meningkatkan nilai ekonomi dari nikel itu sendiri.

Sehingga industri pertambangan di Indonesia tidak lagi mengekspor biji nikel mentah, melainkan dalam bentuk olahan.

Penerobosan kebijakan tersebut berdampak bagi masyarakat setempat, lahan yang seharusnya menjadi sumber pangan dialih fungsikan merupakan lahan produktif untuk sumber kehidupan ekonomi warga yang semakin menurun. Dalam jangka panjang dua pulau akan krisi pangan karena kehilangan ruang produksi.

Hal vital lainnya akan lenyap, karena sumber air dibongkar sebagian dari kawasan hutan hingga pesisir. Selain itu ada juga karena akibat pembuangan limbah ke perairan segitiga terumbu (Corak Triagel), rumah bagi keanekaragaman karang dan ikan karang tertinggi di dunia.

Para aktivis dan penelitian sudah lama mengkhawatirkan hal ini, penerobosan kendaraan menjadi ramah lingkungan mengorbankan kehidupan laut di segitiga terumbu karang.

Dalam hal ini para ilmuan dan semua yang terlibat diharapkan menemukan solusi yang tepat akan permasalahan ini terutama bagi kehidupan di laut dan keadilan bagi masyarakat lokal.

#LombaArtikelJatamIndonesiana

 

Ikuti tulisan menarik Bela Nurul lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler