x

Iklan

Firmanda Dwi Septiawan firmandads@gmail.com

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 November 2021

Kamis, 8 Juni 2023 06:49 WIB

Penata Panggung Tanggap Covid-19 Bermodal Formulir Daring

Selembar formulir daring biasanya sekadar menjadi pelengkap syarat administrasi. Namun, pemuda berusia 24 tahun bernama Muhammad Zidny Kafa memiliki gagasan lain. Ia menggunakan formulir daring sebagai alat untuk mitigasi pandemi Covid-19 di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Langkah gesit Zidny berhasil menekan angka kasus Covid-19 di Desa Panggungharjo. Bersama dengan tim, Zidny juga mampu menghadirkan solusi untuk masalah ekonomi dan sosial yang muncul akibat pandemi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Zidny bersama sejumlah pemuda dan Pemerintah Desa Panggungharjo, Bantul. membentuk gerakan bernama Panggung Tanggap Covid-19 atau PTC-19. PTC-19 menjadi gerakan gotong royong warga Desa Panggungharjo dalam penanggulangan bencana Covid-19.

Langkah awal yang dilakukan oleh PTC-19 adalah meluncurkan website Panggung Tanggap Covid-19 dan formulir daring. Dalam PTC-19, Zidny berperan sebagai Koordinator Data dan Informasi. Menurut Zidny, formulir daring merupakan sarana yang tepat untuk memetakan kerentanan masyarakat desa akibat pandemi. Pendataan warga desa bisa optimal tanpa menimbulkan kerumunan.

Zidny juga membuktikan bahwa hal sederhana seperti formulir daring bisa menjadi langkah awal yang efektif untuk mengatasi keadaan genting. Pada akhir Maret 2020 kasus meningkat pesat dan menimbulkan banyak korban. Ketika daerah lain kewalahan, Desa Panggungharjo sudah siap dengan penanganan pada aspek klinis dan pemahaman dasar tentang pandemi. Kepiawaian Desa Panggungharjo dalam menaklukkan pandemi ini tidak lepas dari gerak cepat PTC-19 serta gagasan sederhana yang dimiliki oleh seorang anak muda di desa Panggungharjo bernama Muhammad Zidny Kafa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penamaan Panggung Tanggap Covid-19 yang disingkat sebagai PTC-19 ini sangat menarik. Kata “Panggung” merepresentasikan Desa Panggungharjo di Bantul, Yogyakarta. Pada sisi lain, kata panggung dalam KBBI berarti tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan. Singkat kata, PTC-19 ini menjadi “arena” aksi untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Desa Panggungharjo.

Panggung Tanggap Covid-19 lahir dari kegelisahan Zidny. Ia mengamati minimnya atensi pemerintah untuk desa ketika awal pandemi muncul. Pemuda berusia 24 tahun ini maklum, sebab Covid-19 adalah sesuatu yang baru bagi dunia dan masyarakat Indonesia. Selain itu, episentrum Covid-19 pada awal tahun 2020 lebih banyak berpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, dan Kota Yogyakarta. 

Bersikap maklum tidak berarti Zidny harus berpangku tangan. Ia memiliki pandangan tersendiri bahwa jika kondisi ini terus dibiarkan, desa akan sangat terpukul karena masyarakat desa umumnya berada dalam kondisi rentan. Dengan cepat ia mempelajari situasi pandemi melalui berita dan memprediksi bahwa dampak yang ditimbulkan akibat pandemi bisa sangat variatif serta bisa dengan cepat menjalar ke desa.

PTC-19: Andalkan Sistem Door to Door dan Digitalisasi
Zidny pun berupaya melindungi desanya sedini mungkin. Ia dan beberapa temannya segera menemui lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, untuk melakukan upaya pencegahan. Niat baik pun tersambut, Pak Lurah memberi dukungan yang besar untuk PTC-19. Lurah Desa Panggungharjo mengizinkan agar PTC-19 dapat bergerak bersama tim dari pemerintah desa dan puskesmas.

Minimnya dukungan modal berupa materi tidak menyurutkan gerakan PTC-19. Ia percaya bahwa modal berupa pengetahuan dan pengalaman semasa kuliah sudah cukup membantu. Ketika masih berstatus mahasiswa, Zidny menjadi ketua komisariat organisasi pergerakan mahasiswa PMII di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada periode tahun 2017/2018 dan aktif melakukan advokasi kepada masyarakat. Manfaat ini ia petik ketika menggerakkan PTC-19. Zidny sangat luwes dalam membantu warga desa dan bisa menyatukan tujuan para pihak dengan baik.

Zidny memilih pendekatan door to door atau berkeliling ke rumah warga. Kendati formulir online telah disebar, ia tidak membiarkan formulir berjalan sendiri. Zidny sadar bahwa tidak semua masyarakat desa melek digital. Beberapa bahkan kesulitan menggunakan smartphone dan tidak memiliki kuota yang memadai.

Begitu kira-kira ucapan Zidny ketika berkeliling ke rumah warga. Zidny mengutamakan sopan santun dan mengajak perangkat desa setiap ada visitasi ke rumah warga. Hal ini membuat warga merespon dengan sikap yang kooperatif. Nyaris tidak ada penolakan terhadap upaya pendataan oleh PTC-19. 

Meskipun proses pendataan berjalan mulus, Zidny menemukan tantangan baru yakni literasi digital penduduk desa. Banyak informasi tentang pandemi Covid-19 yang tersebar secara daring. Masalahnya, tidak semua warga desa piawai dalam menggunakan gawai. 

Rintangan ini membuat Zidny dan PTC-19 turut memberi edukasi tentang literasi digital. Tujuannya bukan hanya mendapatkan data yang akurat atas kondisi penduduk desa, tetapi juga agar informasi tentang pencegahan Covid-19 dapat tersampaikan dengan baik.

Himpun Data dengan Melibatkan Masyarakat Desa
PTC-19 dan Pemerintah Desa Panggungharjo meluncurkan website www.panggungharjo.desa.id/panggungtanggapcovid19/ yang berisi tiga hal pokok: formulir daring, hotline WhatsApp, dan alasan singkat tentang mengapa warga harus mengisi data. Melalui website tersebut, PTC-19 menjelaskan bahwa data diperlukan untuk melihat seberapa besar potensi sebaran Covid-19 di Desa Panggungharjo berdasarkan aktivitas warga dalam 14 hari terakhir.

Data ini berguna sebagai identifikasi awal atas potensi dampak yang mungkin dialami oleh warga desa, seperti dampak klinis berupa tertular virus Covid-19 serta dampak non klinis berupa potensi hilangnya pendapatan warga selama pandemi. Total terdapat empat formulir yang disediakan oleh PTC-19.

Pertama, laporan formulir kesehatan pribadi.
Formulir ini dapat diisi serta di-update oleh warga setiap hari agar PTC-19 dan Pemerintah Desa Panggungharjo dapat mengetahui kondisi setiap warga.

Kedua, laporan formulir tentang kondisi keluarga.
Formulir ini cukup diisi sekali saja oleh salah satu anggota keluarga. Pada formulir tersebut, terdapat sejumlah pertanyaan seperti nama, asal pedukuhan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, nomor telepon, ketersediaan masker dan hand sanitizer, aktivitas perjalanan selama 14 hari terkahir, kesehatan tubuh, hingga jenis bantuan yang diperlukan. Pilihan bantuan yang tersedia cukup beragam, mulai dari bahan makanan, pekerjaan, masker, hand sanitizer, sabun, serta opsi yang dapat diisi sendiri oleh warga. Ini menunjukkan bahwa PTC-19 berusaha mengupayakan bantuan sesuai kesulitan yang dihadapi warga desa. 

Ketiga, formulir dampak sosial.
Pemerintah Desa Panggungharjo dan tim PTC-19 membuat formulir ini untuk pemetaan awal program pendampingan bagi anak yatim piatu korban pandemi Covid-19. Kepedulian ini sangat penting mengingat cukup banyak anak yang kehilangan orang tua akibat pandemi corona.

Keempat, formulir dukungan.
PTC-19 membuka donasi seluas-luasnya bagi warga di dalam maupun dari luar Desa Panggungharjo untuk turut membantu menanggulangi bencana Covid-19. Pada formulir ini, donatur dapat mengisi nama lengkap, nomor handphone, email, serta jenis dukungan yang dapat diberikan. PTC-19 menyediakan tiga pilihan dukungan dalam formulir yakni dukungan dengan menjadi relawan, donasi uang, serta donasi barang.

Ikuti tulisan menarik Firmanda Dwi Septiawan firmandads@gmail.com lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

10 jam lalu

Terpopuler