x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 5 Juni 2023 14:20 WIB

Jokowi Makin Condong Dukung Prabowo?

Benarkah kecondongan Jokowi untuk mendukung Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai dua calon presiden sekaligus mulai bergeser? Dalam arti, tidak lagi seimbang, melainkan Jokowi semakin tampak lebih mendukung Prabowo. Bila benar, mengapa keseimbangan itu berubah?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Benarkah kecondongan Jokowi untuk mendukung Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai dua calon presiden sekaligus mulai bergeser? Dalam arti, tidak lagi seimbang, melainkan Jokowi semakin tampak lebih mendukung Prabowo. Bila benar, mengapa keseimbangan itu berubah? Bukankah dengan memainkan politik dua poros—Prabowo dan Ganjar, masa depan politik Jokowi selepas turun dari jabatan kepresiden bisa lebih terjamin? Sebab, bila salah satu dari kedua politikus itu memenangi Pilpres, keduanya akan berutang budi kepada Jokowi.

Untuk menelisik penyebab pergeseran dukungan itu, agaknya perlu dipahami lebih dulu mengapa PDI-P, khususnya Megawati, akhirnya memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo dan bukan Puan Maharani? Megawati akhirnya menerima realitas politik bahwa Ganjar Pranowo lebih ‘layak publik’ dibandingkan dengan Puan. Sejumlah upaya yang sudah dilakukan untuk mendongkrak popularitas Puan ternyata tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Ganjar tetap lebih populer dibandingkan Puan.

Walaupun terlihat di mata publik bahwa Mega menyetujui pilihan Jokowi untuk mengusung Ganjar, namun keputusan Mega itu agaknya bukan akhir permainan. Lanjutannya, setelah ditetapkan sebagai calon presiden oleh PDI-P, Ganjar akan diikat oleh janji bahwa ia adalah ‘petugas partai’. Andaikan terpilih nanti, Ganjar tidak akan memiliki kebebasan besar untuk melangkah, apalagi mengikuti arahan Jokowi. Ganjar akan terikat oleh keputusan politik PDI-P dalam berbagai isu. Artinya, dibandingkan dengan Jokowi, Megawati akan lebih berperan dalam memberi masukan kepada Ganjar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ganjar pada akhirnya juga akan berpaling kepada partainya, karena Megawatilah yang mengendalikan partai ini. Tanpa PDI-P, Ganjar tidak akan mampu maju ke kompetisi pilpres, dan untuk maju tentu partai mengajukan syarat yang sukar atau bahkan tidak bisa ia tolak. Dalam situasi seperti ini, bagi Ganjar, merapat kepada Megawati dan PDI-P merupakan pilihan yang lebih realistis bagi masa depan karir politiknya. Mungkin saja setelah ini Puan akan menggantikan ibunya sebagai Ketua Umum PDI-P, namun tidak mudah bagi Ganjar untuk melepaskan diri agar lebih mandiri dari partai.

Kemungkinan itulah yang barangkali memengaruhi perubahan sikap Jokowi dari semula mendukung penuh kedua politikus itu menjadi terlihat lebih condong kepada Prabowo. Dengan Prabowo, Jokowi mungkin merasa masih bisa bernegosiasi, tapi bagaimana bila nanti ia mundur dari jabatan presiden? Saat itu Jokowi tidak memiliki partai politik yang mampu ia kendalikan, sehingga kekuatannya sebagai salah satu poros politik jauh berkurang dibandingkan saat ini sebagai Presiden.

Inilah dilema yang dihadapi Jokowi. Bila ia tetap mendukung pencapresan Ganjar sebagaimana sebelumnya, ia akan menyia-nyiakan sebagian sumberdayanya untuk dukungan yang hasilnya tidak bakal sebesar yang ia harapkan. Lebih condong kepada Prabowo membawa konsekuensi tersendiri, sebab ia akan semakin jauh dari Megawati dan partainya sendiri. Namun, dengan demikian, ia mungkin merasa secara perlahan dapat melepaskan diri dari bayang-bayang Megawati dan berdiri di atas kaki sendiri sebagai mantan presiden sebuah republik.

Di sisi lain, untuk kebutuhan jangka panjang, Jokowi niscaya mengantisipasi perkembangan kongsinya dengan Prabowo yang belum tentu akan selalu baik-baik saja. Mungkin saja Jokowi telah menyiapkan agenda sendiri berdasarkan sejumlah kemungkinan perkembangan politik yang bakal terjadi. Bukan tidak mungkin, ia akan membangun partai politik sendiri dengan bertumpu pada relawannya saat ini. Meskipun ia tidak lagi jadi presiden nanti, Jokowi ingin tetap diperhitungkan sebagai sumber kekuatan politik. Lagi pula, ia harus memikirkan masa depan karir politik anak-anaknya. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu