x

Dek-D.com

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 26 Juni 2023 19:35 WIB

Maju Mundur Tidak Cantik

Banyak orang mengalami kemajuan ekonomi dan sosial. Mereka jadi makmur dan punya peran sosial besar di masyarakat. Mereka maju tapi sekaligus mundur. Mengapa demikian? Ikuti paparannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Maju mundur tidak cantik.  Kalimat ini barangkali membuat Anda menduga sebagai plesetan kalimat orang lain. Atau mungkin terasa tidak orisinal karena dimiripkan dengan kalimat orang lain.  Meskipun demikian gagasannya asli dari saya.    Gagasan pokoknya adalah kita bisa sekaligus maju dan mundur.  Apa maksudnya?  Mari kita bahas.

Bersama Kemajuan Datang Juga Kemunduran

Maksud saya adalah bersama kemajuan datang juga kemunduran.  Ketika kita mengalami kemajuan dalam satu bidang, sejatinya kita juga sedang mengalami kemunduran dalam bidang lain.  Bagaimana keterangannya? Mari kita lanjutkan.

Fenomena ini berlaku di tingkat individu maupun masyarakat.  Ketika kita mengalami kemajuan di bidang ekonomi. Misalnya kita jadi punya rumah besar dan bagus, mobil mewah, perusahaan yang maju makmur dan berbagai macam asset yang bernilai tinggi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Atau kita mengalami peranan sosial yang semakin besar dan penting.  Kita memiliki jabatan yang meroket.  Kita memiliki pengaruh yang makin kuat di masyarakat.  Kekuasaan kita semangkin menguat.

Menjadi takabur

Maka keadaan itu akan memengaruhi sikap mental kita dan keluarga kita. Kebanyakan orang akan merasa besar kepala.  Kebanyakan orang akan merasa dirinya lebih daripada orang biasa.  Mungkin merasa dirinya lebih pintar, lebih cerdas.  Mungkin menganggap dirinya lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya daripada orang biasa.  Barangkali merasa dirinya lebih tinggi derajat secara spiritual. 

 

Kesombongan akan muncul di hati dan pikiran orang kebanyakan ketika mengalami kemajuan. Takabur alias merasa besar. Tapi kalau merasa besar secara spiritual.  Merasa dirinya sebagai mahluk spesial di hadapan masyarakat dan  Allah swt, ini paling berbahaya.  Perasaan yang disebut ujub alias kesombongan dalam beragama ini paling berbahaya.

 

Seseorang yang merasa seperti ini tidak mampu membedakan antara wahyu Allah yang mutlak benar dengan tafsir pribadinya atau pandangan subyektifnya.  Akibatnya dia merasa paling benar.  Dia menganggap orang lain yang tidak sepaham dengan dia salah dan bahkan mungkin sebagai calon penghuni neraka.

 

 

Akibat lebih jauh adalah dia tidak mampu menolerasi pandangan orang lain.  Dia punya kecenderungan memaksakan kehendaknya pada orang lain.  Tapi harus diingat bahwa kecenderungan ini tidak hanya monopoli satu agama tertentu. Fenomena ini terjadi pada semua penganut agama.

 

Patut dicatat juga bahwa perasaan paling benar ini juga ada pada semua pihak. Bukan hanya di kalangan orang beragama saja.  Orag sekuler juga memiliki kecenderungan serupa. 

 

Fenomena ini tidak hanya terjadi di tingkat individu.  Di tingkat masyarakat hal ini juga terjadi.  Di tingkat masyarakat di negara maju orang menjadi sekuler. Mereka lupa kepada Allah swt. Mereka tidak peduli lagi kepada aturan Allah.

 

Akibatnya mereka menganggap zina sebagai hal wajar.  Bahkan lgbt berkembang dan diberi panggung. Mereka diberi hak azasi.

 

Demikian juga di tingkat negara.  Sekarang ini negara maju di Barat juga memaksakan kehendak kepada semua negara. Mereka memaksa negara lain termasuk Indonesia untuk menerima lgbt. Sedangkan itu jelas pelanggaran kepada agama. Jadi mereka sudah menyepelekan agama. Mereka maunya dihormati dan diterima kehendaknya tapi tidak mau menerima dan menghormati opini dan pendapat dan nilai nilai pihak lain. Nilai nilai agama disepelekan.

 

Jadi secara mental spiritual ada kemunduran di tingkat individu, masyarakat dan negara.  Kemajuan ekonomi, intelektual, iptek, itu semua justru meningkatkan egoisme.  Meningkat juga arogansi. Bahkan ujub meningkat.

 

Orang yang merasa unggul seperti itu tidak mau lagi disamaidan tidak mau diungguli orang apalagi oleh anak buah.  Dia bisa benci kepada anak buah yang memiliki keunggulan.

Penutup Maju Mundur Tidak Cantik

Itulah yang saya maksud dengan maju mundur tidak cantik.  Seseorang atau masyarakat yang mengalami kemajuan ekonomi dan intelektual. Tapi di kemajuan itu dibarengi dengan kemunduran mental spiritual.  Kalau Anda jeli maka pasti Anda akan melihat banyak kejadian seperti itu di tingkat individu dan masyarakat.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

7 jam lalu

Terpopuler