x

Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyapa awak media usai melakukan Pendaftaran Partai Politik Calon Peserta Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2022. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda mengatakan bahwa pendaftaran Gerindra dan PKB ke KPU diwaktu yang bersamaan ini menjadi awal kerja sama politik antara keduanya yang lebih konstruktif di masa depan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Iklan

Muhammad Rizal Firdaus

Content Writer
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Senin, 31 Juli 2023 07:47 WIB

Khofifah Indar Parawansah Vs Cak Imin, Siapa Paling Dilirik untuk Bakal Cawapres?

Pilpres 2024 kian dekat, nama-nama capres-cawapres kian mengerucut. dua nama yang santer terdengar adalah Khofifah Indar Parawansah dan Cak Imin. Siapakah diantara mereka yang paling unggul?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, nama-nama calon presiden dan wakil presiden kian bermunculan dari elit politik maupun lembaga survei. Ya, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kini sudah di depan mata. Para aktor politik dan para petinggi partai mulai disibukkan dengan rangkaikan pemilu yang akan menguras energi serta jam tidurnya.

Khofifah Indar Parawansa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Khususnya pemilihan calon presiden dan wakil presiden. Penentuan siapa calon presiden dan wakil presiden menjadi rumit lantaran semua peserta pemilu yang berlaga di gelaran pesta demokrasi nanti ingin meraup suara sebanyak-banyaknya dengan tujuan bisa memenangkan pertarungan.

Ngomongin soal politik, memang tidak ada habisnya, berbagai cara dilakukan oleh para aktor politik untuk mencari simpati konstituen mereka. Mulai dari membuat lagu partai, pasang baliho segede gaban, hingga saling kunjung antar elit partai udah kayak mau mantu saja.

Ya, penentuan capres dan cawapres memang tak ubahnya memilih pasangan hidup, para calon presiden sibuk memilah dan memilih siapa cawapres yang tepat dan cocok untuk dijadikan pasangan dalam pergulatan politik 2024 nanti.

Kini, nama-nama yang muncul sudah mengerucut menjadi tiga colon presiden, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Hampir semua lembaga survei menempatkan ketiga bakal calon presiden tersebut berada di posisi paling atas dari para capres lain.

Meski, kemungkinan adanya poros baru bisa saja terjadi di ujung pendaftaran capres dan cawapres Oktober 2023 nanti. Melihat kondisi politik sekarang masih sangat cair dan adanya perubahan koalisi maupun perpindahan partai politik ke koalisi lain bisa saja terjadi.

Terlebih, kini ketiga capres yang memiliki elektabilitas tertinggi menurut lembaga survei tersebut masih gamang dalam menentukan pasangannya untuk berlaga di Pilpres 2024 nanti. Taruhlah saja, Prabowo Subianto yang sudah berkoalisi dengan Muhaimin Iskandar selama 11 bulan namun belum juga dideklarasikan, sudah seperti pacaran aja yang tak kunjung dihalalkan.

Mungkin, Partai Gerindra dan Prabowo masih menimbang dan mengkalkulasi sejauh mana potensi kemenangan yang akan diraih jika Prabowo bersanding dengan Cak Imin. Masih mengambangnya keputusan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) ini membuat pengamat politik Adi Prayitno di suatu kesempatan berkomentar bahwa sebenarnya Partai Gerinda yang berkoalisi dengan PKB hanya mau sama PKB tapi tidak dengan Cak Imin.

Komentar pedas ini memang cukup berdasar, mengingat Cak Imin sendiri di berbagai lembaga survei memiliki elektabilitas yang cukup rendah jika dibandingkan dengan Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, bahkan Khofifah Indar Parawansah yang sama-sama berlatarbelakang NU.

Hasil surveI tersebut bisa jadi alasan, Partai Gerindra belum juga “meminang” Cak Imin sebagai cawapres Prabowo. Kini beredar kabar bahwa Cak Imin dilirik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Hal tersebut dilontarkan Puan Maharani selepas mengikuti Harlah PKB yang ke-25 kemarin di Stadion Manahan, Solo.

Berbeda dengan Cak Imin yang “dianggurin” Prabowo dalam 11 bulan terakhir meski sudah melakukan berbagai macam manuver agar Ia segera dipinang oleh Prabowo. Khofifah Indar Parawansah yang juga masuk radar cawapres selama ini tidak melakukan manuver apapun bahkan terkesan diam dan tidak mengindahkan ketika namanya masuk dalam bursa cawapres 2024.

Khofifah yang juga lahir dan besar di keluarga Nahdlatul Ulama memang mempunyai daya tawar yang tinggi sebagai cawapres, secara ia kini tengah menduduki posisi strategis di Jawa Timur yakni sebagai Gubernur. Hal inilah yang menjadi daya tarik Khofifah dimata para Capres yang akan berlaga.

Selain menjadi Gubernur Jawa Timur yang memiliki jumlah populasi tertinggi kedua setelah Jawa Barat, Khofifah juga mempunyai daya tawar lain yakni sebagai Ketua Umum Muslimat NU. Muslimat NU adalah salah satu badan otonom di NU yang mengakomodir para ibu-ibu di kalangan Nahdliyin.

Terlebih, Jawa Timur adalah basis dari NU yang mana NU adalah ormas terbesar di Indonesia. Selama ini NU dianggap sebagai penentu kemenangan setiap Pilrpres. Terbukti di pertarungan pemilihan presiden dua periode terakhir Capres yang didukung kalangan Nahdliyin dengan mudah meraih kemenangan.

Menurut beberapa pengamat, kekalahan Prabowo di dua Pilpres terakhir dikarenakan kalah di lumbung suara yang mayoritas warga Nahdliyin yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah. Lantas, kenapa Prabowo tidak kunjung memilih Cak Imin sebagai wakilnya, padahal kita tahu ke-Nu-an Cak Imin tidak diragukan lagi, bahkan lebih NU dari NU itu sendiri.

Bahkan, Cak Imin masih ada hubungan darah dengan pendiri NU yaitu Mbah Hasyim Asy’ari, Cak Imin lahir dan besar di Pesantren di Jombang dan ia adalah keponakan dari Gus Dus yang mana Gus Dur sendiri adalah cucu dari Mbah Hasyim Asy’ari.

Jika melihat track record pencapresan Prabowo yang kalah dalam dua pertarungan melawan Jokowi, seharusnya bisa membaca kelemahan yang selama ini menjadi batu sandungannya untuk menduduki kursi presidan yakni kurangnya dukungan dari warga Nahdliyin. Namun saat ini Cak Imin yang merupakan kader NU Nyel bahkan masih keluarga pendiri NU tidak juga dipilih.

Beda nasib dengan Khofifah yang selama ini tidak melakukan manuver apapun, para Capres sudah memberikan kode ke Khofifah untuk dijadikan cawapres. Kabarnya santer terdengar Anies Baswedan telah “meminang” Khofifah namun Ia sendiri memilih untuk diam.

Itulah yang saya sebut sebagai “Satu nasab, beda nasib” berasal dari nasab yang sama yakni kalangan Nadhliyin namun berbeda nasib dalam Pilpres 2024, yakni Khofifah lebih dilirik para Capres ketimbang Cak Imin.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Rizal Firdaus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu