Kataku jangan, katanya silahkan. Aku jadi salah tingkah dan tersipu malu padanya.
"Coba saja dulu, nanti kamu akan ketagihan. Barang ini berharga, setiap laki-laki selalu ingin mencobanya," ucap Maya Pacarku.
Aku jadi bimbang, antara mau dan menolak ajakkannya. Jarang ada wanita sepolos Maya.
Ku lihat bibir tipisnya menggetar, sepertinya ia tak bisa menahannya.
"Kamu serius?" kataku sembari menggengam tangan mulusnya.
"Ya, aku serius. Kitakan udah lama pacaran, jadi aku percaya sama kamu," balas Maya.
Ucapan Maya yang penuh keyakinan membuatku jiwaku bergetar, pikiran seolah hanya tertuju padanya.
"Ya, ya.. udah," balasku dengan nada polos.
Maya lalu menatapku, seolah menyuruhku untuk memulai. Tatapannya yang penuh tanda tanya membuat jantungku sedikit berdetak lebih kencang.
"Ayo mulai, jangan buru-buru, nanti kamu salah masuk, santai saja," ucap Maya dengan senyuman yang masih terpampang di wajahnya.
"Kenapa diam, ngak usah malu, kan belajarnya sama aku" lanjut Maya.
Kata-kata Maya, membuat aku makin jatuh hati padanya. Maya menyuruhku memulai belajar masak ikan kuah dikosku. Katanya, laki-laki yang hebat adalah laki-laki yang bisa memasak seperti Chief Juna.
Writer|| Stanislaus Bandut, S.Pd
Nama Pena|| Stano Xtan
Ikuti tulisan menarik Stanislaus Bandut lainnya di sini.