x

Ibnu Sutowo

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 22 September 2023 19:34 WIB

Selamat Ulang Tahun Ibnu Sutowo

Ibnu Sutowo adalah pejuang yang mengakhiri dominasi asing dalam bisnis minyak di Indonesia. Ia memimpin Pertamina, perusahan kecil yang mengelola ladang minyak yang hancur, menjadi perusahaan yang disegani secara internasional. Ia memulai karir sebagai dokter, kemudian menjadi tentara, sebelum menggeluti bisnis perminyakan. Buku ini menggambarkan kisah hidup orang Grobogan tersebut dengan segala kontroversi dan keberaniannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Ibnu Sutowo

Penulis: Mara Karma

Tahun Terbit: 1979

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: PT. Gunung Agung

Tebal: xx + 300

ISBN:

 

Mara Karma, sang penulis buku ini membuka bukunya dengan kalimat yang menggambarkan siapa sesungguhnya Ibnu Sutowo. Dua kata yang muncul di paragraf pertama buku ini memang sangat tepat menggambarkan sosok Ibnu Sutowo. Kontroversi dan penuh keberanian. Memang hidup Ibnu Sutowo penuh dengan kontroversi dan sekaligus berani. Mara Karma menggambarkan hidup Ibnu Sutowo secara kronologis lengkap dengan kontroversi dan keberaniannya.

Ibnu Sutowo lahir di Grobogan tanggal 23 September 1914. Ayahnya bernama Raden Sastrodiredjo, Wedana Grobogan. Ibunya bernama Raden Ayu KusmariyahNama Raden yang menyemat di nama ayahnya adalah berasal dari trah Pajang. Ia lahir dengan weton Minggu Wage, yang artinya ”gedhe karepe, yen duwe pikir ora kena dipalangi (besar keinginannya, jika sudah punya pendapat tidak bisa dihalangi).” Mara Karma memasukkan hitungan Jawa ini untuk memperkuat bahwa Ibnu Sutowo memang dilahirkan sebagai orang yang kontroversial dan berani.

Setelah menggambarkan masa kecilnya yang berpindah-pindah tempat dan dalam asuhan ayah yang penuh disiplin, Mara Karma menguraikan bagaimana Ibnu Sutowo sampai menjadi dokter. Ibnu Sutowo menempuh pendidikan ELS dan MULO di Jogja. Kemudian Ibnu Sutowo kuliah kedokteran di Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) Surabaya. Ia masuk NIAS pada tahun 1931.

Tugas pertama Ibnu Sutowo setelah lulus dari NIAS adalah menjadi dokter di Palembang untuk memberantas penyakit malaria. Tak lama di Palembang ia dipindahkan ke Martapura. Saat bertugas di Martapura, ia juga ditugaskan untuk membantu transmigran dari Jawa yang ditempatkan di Belitung. Martapura dan Belitung dikenal sebagai wilayah yang adatnya sulit menerima orang luar. Tapi Ibnu Sutowo membuktikan bahwa ia bisa diterima, bahkan disukai oleh penduduk setempat. Mara Karma mengontraskan tentang bagaimana Ibnu Sutowo yang mudah bergaul dengan pendapat teman-teman NIAS-nya di Surabaya yang mengatakan bahwa Ibnu Sutowo adalah sosok yang sombong.

Kedekatannya dengan warga setempat bahkan membuatnya bisa mempersunting gadis Komering. Ibnu Sutowo menikahi Saly anak Haji Sjafe’ie. Haji Sjafe’ie adalah tokoh masyarakat Komering.

Tentang keberanian, Mara Karma menuliskan tentang bagaimana Ibnu Sutowo berani menempeleng serdadu Jepang yang ngeyel minta diperiksa. Menempeleng Jepang saat Jepang sedang berkuasa  adalah tindakan yang kelewat berani. Bukti keberanian Ibnu Sutowo lainnya yang diungkap oleh Mara Karma di buku ini adalah saat ia menghadapi prajuritnya yang melakukan semacam pemberontakan karena gaji terlambat. Ibnu Sutowo sebagai komandan menghadapi langsung para prajurit yang marah dan menembakkan senjatanya.

Keterlibatannya di bidang militer bermula saat Jepang menyerah. Ibnu Sutowo yang menjadi pembina organisasi pemuda NAPINDO (Nasionalis Pemuda Indonesia). Di organisasi ini Ibnu Sutowo membina para pemuda. Ibnu Sutowo juga ikut mendirikan Badan Keamanan Rakyat di Martapura dan Belitung. Saat militer membutuhkan tenaga yang mampu mengelola kesehatan, Ibnu Sutowo yang saat itu menjadi Kepala Rumah Sakit Palembang dan Plaju, diangkat menjadi Kepala Jawatan Kesehatan Tentara Sumatra Selatan dengan pangkat Mayor Tituler. Saat itulah ia resmi menjadi anggota militer.

Peran Ibnu Sutowo sebagai tentara tidak hanya terbatas pada sektor kesehatan. Saat Belanda melakukan agresi, Ibnu Sutowo ikut berperang dari front ke front. Karir militer Ibnu Sutowo terus menanjak sampai ke jenjang Letnan Jenderal.

Ibnu Sutowo berkenalan dengan bisnis perminyakan saat ia bertugas di Plaju. Ia menjadi pengurus PERMIRI (Perusahaan Minyak Republik Indonesia). PERMIRI adalah perusahaan yang didirikan oleh rakyat yang mengambil alih Perusahaan Minyak Shell.

Saat tahun 1957 Angkatan Darat harus mengelola ladang minyak di Pangkalan Brandan yang sudah porak poranda, Ibnu Sutowolah yang dipilih untuk menjadi pemimpin. Perusahaan minyak yang awalnya bernama PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatra (PT. ETMSU) itu kemudian diubah menjadi PT PERMINA (Perusahaan Minyak Nasional). Ibnu Sutowo berhasil membuat ladang yang sudah rusak parah itu berhasil berproduksi lagi.

Sumbangsih Ibnu Sutowo di bisnis minyak mengubah ladang minyak di Pangkalan Brandan yang hancur menjadi produktif. Selain itu Ibnu Sutowo juga berhasil mengubah sistem kerjasama ekplorasi minyak dari Kontrak Karya menjadi Kontrak Bagi Hasil. Sistem yang diperkenalkan oleh Ibnu Sutowo itu membuat Negara mendapatkan hasil yang lebih besar dari model kontrak sebelumnya. Ibunu Sutowo juga jeli dalam melihat peluang bisnis. PERTAMINA membeli banyak kapal tanker untuk mengapalkan minyak dari Indonesia kepada pembeli di luar negeri. Di jaman Ibnu Sutowolah pengeboran minyak lepas pantai dimulai. Eksplorasi minyak lepas pantai saat itu sangat mahal dari sisi teknologi dan tingkat keberhasilannya masih rendah. Namun Ibnu Sutowo berani mengambil kebijakan untuk memulainya.

Berkat karya Ibnu Sutowo, dominasi asing dalam dunia bisnis perminyakan di Indonesia diakhiri. Indonesia, melalui PT. PERTAMINA mampu menjadi tuan dalam bisnis minyak di negeri sendiri.

Sayng sekali, di tahun 1973, PERTAMINA mengalami krisis akibat krisis minyak di Amerika Serikat dan perang Arab-Israel. Krisis PERTAMINA ini mengakhiri peran Ibnu Sutowo di PERTAMINA. Sejak saat itulah kontroversi peran Ibnu Sutowo di PERTAMINA mulai menguar di publik.

Terlepas dari masalah korupsi yang dituduhkan kepada Ibnu Sutowo, kita harus mengakui bahwa Ibnu Sutowo sebagai pejuang yang mengakhiri dominasi asing dalam bisnis minyak di Tanah Air. Ibunu Sutowolah yang berhasil membawa PERTAMINA dari perusahaan yang awalnya mengelola puing-puing ladang minyak, menjadi sebuah perusahan yang disegani secara iternasional. 782

 

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

13 jam lalu

Terpopuler