x

Iklan

Rofi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Juni 2021

Senin, 2 Oktober 2023 08:33 WIB

Kaesang dan PSI: Menakar Langkah Kuda Hitam PSI di Tengah Bencana Politik Dinasti

Respon Kaesang ini sebetulnya menunjukkan jika pilihannya di PSI begitu terukur dan penuh perhitungan. Sampai-sampai partai asuhan Megawati tak sanggup membendungnya untuk tetap berlabuh ke PSI. 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Riuh pemilu 2024 tampaknya kian terasa kuat. Kurang dari satu bulan kita disuguhi acara deklarasi yang dilakukan Nasdem dan PKB. Mereka menisbatkan diri sebagai sebagai Koalisi Perubahan serta memilih Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024. Kabar penetapan ini tentu menjadi buah bibir di tengah masyarakat, mengingat sebelumnya Partai PKB bertengger di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra, secara tiba-tiba dihadapan publik menyampaikan arah politik baru bersama Partai Nasdem.

Sayangnya pamor mereka harus tersaingi  oleh langkah taktis PSI. Pada tanggal 23 September 2023, Kaesang telah resmi menjadi anggota Partai PSI. Sebetulnya strategi PSI meminang putra bungsu Jokowi ini bukanlah hal yang baru. Sejak akhir Maret 2023, PSI lebih dahulu mengkampanyekan tentang figur calon pemimpin baru untuk Wali Kota Depok. Lantas pilihan tersebut jatuh pada Kaesang Pangarep. Mereka bahkan memasang baliho dengan slogan “PSI menang, Walikota Kaesang” dan mendorong Kaesang untuk tampil dalam kontestasi pemilihan walikota Depok mendatang. 

Gerak-gerik PSI di Depok nyatanya mampu membangun atensi masyarakat Depok. Munculnya figur Kaesang sebagai alternatif pilihan baru juga dimanfaatkan masyarakat untuk menyuarakan keresahannya terhadap masalah di wilayah Depok. Hal ini membuat Partai PKS memberikan reaksi terhadap cara politik PSI. Bukan tanpa alasan, Depok memang dipandang sebagai basis PKS dalam mendulang suara dan sudah 18 tahun posisi walikota Depok selalu dari PKS. Sehingga rasa terganggu muncul dari PKS yang telah mapan menguasai wilayah Depok. Lantas, apa PSI hanya berhenti sampai sini? Oh tentu tidak. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selang dua hari dari pengukuhan Kaesang, lagi-lagi PSI memanfaatkan momentum apik melalui acara Kopdarnas tanggal 25 September 2023. Gelaran acara tersebut usut punya usut memiliki misi pergantian pemegang kekuasaan partai. Giring yang sebelumnya didapuk sebagai Ketua partai dengan senang hati lengser dan tahta kepemimpinan PSI diserahkan kepada Kaesang Pangareng. 

Kabar penetapan tersebut dengan cepat menyebar di kanal-kanal media sosial. Publik banyak mempertanyakan jalan politik Kaesang yang terlihat berbeda dibandingkan keluarganya yang kental dengan partai lambang banteng merah itu. Said Abdullah selaku ketua DPP PDIP bahkan jauh-jauh hari telah mengingatkan Kaesang bahwa Partai PDIP memiliki AD/ART yang mengatur satu keluarga harus berada dalam satu partai. Sayangnya gertakan tersebut tak berarti bagi Kaesang, justru ia memberikan jawaban telak pada PDIP. 

Kaesang tak tinggal diam atas peringatan dari partai yang diikuti bapaknya. Ia membalas peringatan itu dengan pernyataan bahwa dirinya telah memiliki KK sendiri bersama sang istri Erina Sofia Gudono. Respon Kaesang ini sebetulnya menunjukkan jika pilihannya di PSI begitu terukur dan penuh perhitungan. Sampai-sampai partai asuhan Megawati tak sanggup membendungnya untuk tetap berlabuh ke PSI. 

Sepak terjang PSI di kancah pemilu 2024 ini memang perlu diakui kecerdikannya. Partai yang baru berdiri tahun 2014 ini perlahan menjadi kuda hitam di kancah kontestasi politik. Saya terus meyakini bahwa sebetulnya partai-partai besar lain menganggap PSI sebagai partai cilik atau kacangan. Sayangnya isu-isu yang disuarakan oleh PSI justru mudah didengar dan dicerna masyarakat. Lebih lagi kecermatan PSI mendapatkan Kaesang menjadi strategi kuat bagi mereka untuk tampil lebih garang di depan partai-partai tua lainnya. 

Ibarat persaingan bisnis politik, PSI telah sukses mendapatkan modal dengan minim resiko gagal dan berpotensi untung besar atas dagangan politiknya. Sepertinya mereka telah belajar dari Nasdem, partai yang harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mengangkat Anies Baswedan sebagai capresnya. Biarpun Kaesang dianggap “Politik Karbitan”, nyatanya karbit yang sedang dipanaskan PSI mampu membuat partai dan politisi kompetitor kelimpungan. Jika biasanya partai baru hanya mengekor pada partai-partai besar, Partai PSI terlihat membuat percaturan politik di Indonesia masuk pada babak baru. Mereka berani memaksa elit-elit politik untuk mengatur strategi ulang untuk mengamankan calon rajanya masing-masing yang akan dijagokan dalam kontes politik 2024. 

Apapun dasar PSI memilih Kaesang sebagai komandan barunya, PSI juga perlu menyadari bahwa terpilihnya Kaesang turut memvalidasi adanya potensi menguatnya politik dinasti keluarga Jokowi. Masyarakat telah mengenal lama bahwa Jokowi menaruh kaki politiknya melalui putranya, yaitu Gibran dan Bobby Nasution. Kedua anaknya lebih dahulu masuk dunia politik melalui partai PDIP. Masuknya Kaesang di politik menambah rentetan panjang koloni Jokowi dalam memainkan politnya. PSI juga perlu diingatkan bahwa tidak ada sejarah di dunia bahwa politik dinasti memberikan dampak positif bagi peradaban, justru adanya politik dinasti membuat ruang politik menjadi keruh dan tak terarah. 

Jika PSI masih memegang teguh visinya menggalang perjuangan politik untuk melanjutkan agenda reformasi dan demokratisasi, sepertinya PSI juga perlu berpikir ulang apakah politik dinasti layak dihadirkan kembali dalam reformasi. PSI boleh saja mencari untung pada pemilu 2024 dengan mengandalkan Kaesang, tapi bukan berarti menggadaikan spirit politik berkemajuan di dalam tubuh reformasi dengan mengokohkan dinasti Jokowi. Jangan sampai orang muda yang mendominasi 60% pemilu 2024 dan menjadi ceruk suara PSI hanya akan mendapatkan getah pahit saat PSI benar-benar memberikan karpet merah pada praktik politik dinasti. 

Ikuti tulisan menarik Rofi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu