x

Iklan

Kasdin Basri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Desember 2022

Selasa, 3 Oktober 2023 18:47 WIB

Mengulik Sejarah dari Kisah Masjid Dhirar dan Konteksnya di Masa Sekarang

Pada awal masa Islam, kota Madinah menghadapi konflik serius bermula dari pembangunan Masjid Dhirar. Ketika sebagian umat Islam memutuskan mendirikan masjid baru yang akan menjadi pesaing Masjid Nabawi, tindakan ini mengakibatkan perpecahan dan kontroversi di tengah masyarakat. Konflik ini diatasi Nabi dengan bijaksana.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana menemukan titik temu di dunia yang semakin terpolarisasi ini? Di era di mana perpecahan semakin marak di masyarakat, kita dapat mencari inspirasi dari sejarah awal Islam yang berpusat di sekitar Masjid Dhirar. Masjid yang dibangun pada masa Nabi Muhammad yang memicu kontroversi dan konflik pada zamannya. Namun, kisahnya juga menggambarkan pentingnya persatuan dan perspektif yang seimbang.

Melalui telaah tentang sejarah Masjid Dhirar, kita dapat menemukan pelajaran berharga tentang bagaimana memperjuangkan persatuan dalam situasi yang penuh dengan perpecahan saat ini.

Asal Usul dari Masjid Dhirar

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada awal masa Islam, kota Madinah menghadapi konflik serius yang bermula dari pembangunan Masjid Dhirar. Ketika sebagian umat Islam memutuskan untuk mendirikan masjid baru yang akan menjadi pesaing Masjid Nabawi, tindakan ini mengakibatkan perpecahan dan kontroversi di tengah masyarakat.

Kelompok yang berada di balik proyek Masjid Dhirar mengklaim bahwa mereka membangunnya dengan niat baik, yaitu untuk memberikan kenyamanan kepada orang tua dan kaum lemah yang kesulitan berjalan ke Masjid Nabawi. Namun, sebenarnya, tujuan mereka adalah untuk melemahkan persatuan umat Islam dengan sengaja menciptakan perpecahan. Nabi Muhammad mengecam proyek pembangunan Masjid Dhirar dan para pendirinya.

Peristiwa ini mengilustrasikan bagaimana perpecahan dan konflik dapat timbul dari niat yang awalnya tampak baik. Meskipun kelompok tersebut berdalih ingin membantu orang lain beribadah dengan lebih mudah, tindakan mereka justru memecah belah masyarakat. Mereka tidak menyadari bahwa masjid pesaing yang mereka bangun akan menyebabkan perselisihan.

Saat ini, kita sering melihat situasi serupa terjadi akibat inisiatif yang pada awalnya dianggap baik tetapi kurang memiliki pandangan jauh ke depan. Gerakan-gerakan yang menuntut inklusivitas dan persatuan kadang-kadang malah memicu polarisasi yang lebih besar dengan mengedepankan kepentingan-kepentingan sempit di atas kepentingan bersama. Seperti para pembangun Masjid Dhirar, pemimpin dan kelompok masa kini mungkin tidak menyadari bagaimana tindakan mereka dapat memecah belah daripada menyatukan.

Melalui refleksi sejarah ini, kita dapat mengembangkan kebijaksanaan untuk memelihara persatuan dan mengatasi perpecahan. Kita perlu mempertimbangkan dampak perkataan dan tindakan kita terhadap komunitas dan masyarakat secara lebih luas, bukan hanya memikirkan kepentingan pribadi. Kita juga harus memiliki keberanian untuk menentang kekuatan-kekuatan yang memecah belah, bahkan ketika tujuan mereka tampak mulia. Hikmah dari Masjid Dhirar mengingatkan kita akan pentingnya kebijaksanaan, ketulusan, dan semangat untuk mencapai pemahaman bersama.

Seperti apa Tanggapan Nabi Muhammad SAW terhadap Masjid Dhirar saat itu?

Ketika beberapa pengikut Nabi membangun Masjid Dhirar tanpa izinnya, Nabi Muhammad memberikan tanggapan yang mencerminkan hikmah dan kebijaksanaannya. Nabi tidak bereaksi dengan amarah, tetapi tetap tenang. Dia menyadari bahwa konflik terbuka hanya akan memperparah perpecahan, sehingga dia mengambil pendekatan yang lebih bijaksana. Sebelum mengambil tindakan, Nabi Muhammad mengumpulkan informasi untuk memahami situasi dengan lebih baik. Kemudian, dia pergi mengunjungi masjid tersebut secara langsung.

Saat melihat Masjid Dhirar, Nabi menyadari bahwa pembangunannya didasari niat baik. Namun, dia juga menyadari bahwa masjid tersebut dapat menjadi sumber konflik di masa depan jika tidak diatasi. Dengan kepemimpinan yang bijaksana, Nabi Muhammad mengusulkan solusi yang meredakan ketegangan dan menyatukan masyarakat.

Dia menyarankan agar para pembangun Masjid Dhirar ikut serta dalam merobohkannya secara bertahap. Dengan bekerja bersama, mereka dapat memperkuat ikatan mereka dan mencegah perselisihan yang berlarut-larut. Para pengikutnya setuju, dan pengalaman ini menciptakan persatuan dan pengabdian yang lebih besar.

Pelajaran Berharga dari Masjid Dhirar

Kisah Masjid Dhirar mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, empati, dan persatuan dalam menghadapi konflik. Daripada memecah belah, perbedaan kita dapat diatasi melalui kasih sayang dan berbagi pengalaman. Dengan merangkul persatuan seperti yang dilakukan Nabi, kita dapat membangun dunia yang lebih adil dan harmonis bagi semua.

Meskipun masyarakat modern tampaknya semakin terpecah dan terpolarisasi dan kita berada dalam era "fakta alternatif" dan ruang berita yang memicu pembentukan opini yang memecah belah di media sosial dan outlet berita tertentu. Di tengah periode yang penuh gejolak ini, kisah Masjid Dhirar memberikan persamaan berharga dan pelajaran tentang persatuan.

Sama seperti Nabi Muhammad yang menghadapi perbedaan pendapat dan kontroversi dalam komunitas Muslim awal, banyak masyarakat modern juga terbagi oleh perpecahan internal, faksi, dan pertikaian. Ada pula yang sengaja menciptakan perselisihan demi kepentingan pribadi atau kelompok. Kisah Masjid Dhirar mengingatkan kita akan pentingnya bersatu dalam menghadapi kekuatan yang memecah belah.

Di masa kini, seperti di masa lalu, kita harus bijak dalam menentukan kebenaran dan tidak terperdaya oleh informasi yang manipulatif. Para pembangun Masjid Dhirar berusaha menyesatkan orang lain melalui penipuan dan kepalsuan. Di era modern, kita sering kali dihadapkan pada informasi menyesatkan, "berita palsu," propaganda, dan teori konspirasi. Untuk menghindari kesalahan, kita harus memverifikasi fakta, mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda, dan mengikuti mereka yang mendorong persatuan, kebenaran, dan keadilan.

Mengambil Hikmah dari Masjid Dhirar

Salah satu hikmah utama dari Masjid Dhirar adalah pentingnya persatuan dalam menghadapi perpecahan. Meskipun masjid tersebut akhirnya dirobohkan, kenangannya tetap hidup sebagai pengingat bagi umat Islam untuk tetap bersatu meskipun ada perbedaan pendapat yang mungkin timbul. Di era globalisasi, kita semakin saling bergantung. Tantangan bersama kita, seperti perubahan iklim, krisis ekonomi, pandemi, dan bencana alam, menuntut kita untuk merangkul keberagaman, mendorong kerja sama antaragama, dan bekerja bersama untuk kebaikan bersama seluruh umat manusia. Persatuan dan kemitraan adalah satu-satunya jalan ke depan.

Dengan merenungkan pelajaran dari Masjid Dhirar, kita dapat memilih persatuan daripada perpecahan, membedakan kebenaran dari kepalsuan, dan bersatu untuk mengatasi masalah yang terlalu besar untuk diselesaikan oleh satu kelompok saja. Hanya dengan cara inilah kita dapat membangun dunia yang damai untuk generasi mendatang.

Kontroversi seputar Masjid Dhirar muncul dari keputusan yang tergesa-gesa dan perkataan yang diucapkan tanpa hikmah. Di dunia yang penuh dengan tweet dan soundbite saat ini, kita harus cerdas dalam berbicara dan berbicara tindakan. Kita harus mengevaluasi apakah kata-kata kita jujur, baik hati, dan menyatukan orang sebelum berbicara. Kita juga harus mempertimbangkan bagaimana tindakan kita dapat berdampak pada orang lain dan masyarakat. Menerapkan kesabaran dan kebijaksanaan dapat mencegah kesalahpahaman dan konflik.

Perpecahan yang disebabkan oleh Masjid Dhirar menyoroti pentingnya persatuan, terutama dalam menghadapi kekacauan. Meskipun perbedaan sudut pandang tidak bisa dihindari, kita harus bersatu semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan bersama. Kompromi, empati, dan fokus pada kesamaan dapat mengatasi perpecahan. Kita harus menghindari sikap reaksioner, tuduhan tergesa-gesa, dan perilaku yang memperburuk konflik.

Mempromosikan nilai-nilai inklusif, dialog terbuka, dan kepentingan bersama dapat memupuk persatuan. Bekerja sama menuju saling pengertian dan kerja sama memungkinkan kita memecahkan masalah yang kompleks. Meskipun persatuan mungkin memerlukan usaha dan keterbukaan, manfaatnya sangat berharga.

Masjid Dhirar mengajarkan kita bahwa kearifan, kebijaksanaan, empati, dan persatuan sangat dibutuhkan saat ini lebih dari sebelumnya. Dengan belajar dari sejarah, kita dapat membangun dunia yang lebih adil, penuh kasih sayang, dan sejahtera bagi semua orang. Berfokus pada rasa kemanusiaan kita bersama dan bukan pada perpecahan memungkinkan kita untuk maju bersama.

Penutup

Di dunia yang terpolarisasi saat ini, pelajaran dari sejarah Masjid Dhirar sangatlah relevan. Dengan mengedepankan persatuan dan kebijaksanaan, kita dapat mengatasi perpecahan dan bekerja sama demi kebaikan bersama. Suku-suku yang membangun Masjid Dhirar berkumpul dalam beribadah meski berbeda pendapat. Demikian pula, kita harus fokus pada nilai-nilai dan aspirasi bersama yang menyatukan kita – hal-hal seperti keadilan, kasih sayang, dan martabat manusia. Hal ini membantu menumbuhkan pemahaman dan kerja sama.

Di Masjid Dhirar, perbedaan pendapat muncul dari keluhan dan kesalahpahaman yang tidak terselesaikan. Saat ini juga, permasalahan mendasar seperti kegelisahan ekonomi, keterasingan sosial, atau frustrasi politik sering kali memicu polarisasi. Kita harus berupaya mengatasi akar permasalahan melalui komunikasi terbuka dan upaya itikad baik. Nabi meredakan ketegangan di Masjid Dhirar melalui kesabaran, keadilan, dan penilaian yang masuk akal. Emosi memuncak pada masa-masa yang penuh perpecahan, sehingga kebijaksanaan dan ketenangan pikiran sangat dibutuhkan. Para pemimpin harus menghindari tindakan gegabah, memberikan contoh yang inklusif, dan membuat keputusan yang menyatukan orang-orang menuju cita-cita yang sama.

Tidak semua suara harus diikuti atau dipercaya tanpa pertanyaan. Nabi menasihati untuk memverifikasi laporan dan menilai ucapan berdasarkan kebenarannya. Saat ini juga, kita harus berpikir kritis terhadap ide-ide dan informasi yang kita konsumsi, mempertimbangkan maksud di baliknya, dan lebih memilih ide-ide yang mendorong pemahaman daripada perpecahan.

Dengan belajar dari Masjid Dhirar, kita dapat memupuk persatuan di masa-masa sulit. Berfokus pada harapan bersama, mengatasi akar permasalahan, memimpin dengan bijaksana dan berpikir kritis – prinsip-prinsip abadi ini dapat membantu mengatasi polarisasi. Dengan empati, ketulusan, dan komitmen bersama terhadap keadilan dan martabat manusia, kita dapat membangun dunia yang lebih kohesif dan penuh kasih sayang untuk semua.

Jadi, kisah kompleks Masjid Dhirar memberikan kita pelajaran berharga tentang pentingnya persatuan dalam menghadapi perpecahan. Di masa-masa penuh konflik dan kebingungan, peristiwa ini mengingatkan kita untuk tetap bersatu meskipun ada perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa persatuan dan kebijaksanaan adalah hal yang sangat kita butuhkan. Daripada terjebak dalam tribalisme yang sempit, kita harus mengambil langkah mundur dan melihat gambaran yang lebih besar. Kita harus mengenali apa yang benar-benar penting dan memupuk pemahaman antara satu sama lain. Pelajaran dari sejarah Masjid Dhirar sangat jelas – bersama kita teguh, bercerai kita runtuh. Terserah pada kita untuk mengindahkan seruan persatuan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Ikuti tulisan menarik Kasdin Basri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu