x

Sumber: Freepik

Iklan

Vania Putri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 4 Oktober 2023

Jumat, 6 Oktober 2023 06:24 WIB

Jejak Keuangan yang Terperinci: Pengertian Jurnal Akuntansi dalam Menyusun Laporan Keuangan

Jurnal memberikan catatan kronologis yang jelas tentang semua aktivitas keuangan perusahaan. Ini membantu manajemen untuk memantau kinerja finansial, mengidentifikasi tren, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pengertian Jurnal Akuntansi :

Jurnal akuntansi adalah suatu catatan sistematis yang digunakan oleh perusahaan atau entitas bisnis untuk mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi dalam bisnis tersebut. Jurnal ini mencatat setiap transaksi secara kronologis, termasuk informasi mengenai tanggal, jenis transaksi, akun yang terlibat, jumlah uang yang terlibat, dan deskripsi singkat mengenai transaksi tersebut. Jurnal akuntansi merupakan bagian penting dari proses pencatatan akuntansi yang nantinya akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan dan analisis keuangan perusahaan.

Jurnal akuntansi memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem akuntansi perusahaan, antara lain:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Pencatatan Transaksi : Fungsi utama jurnal adalah mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi dalam bisnis. Ini mencakup pembelian, penjualan, pembayaran, penerimaan, dan semua aktivitas keuangan lainnya.

2. Basis untuk Catatan Lain : Jurnal adalah langkah awal dalam proses pencatatan akuntansi. Data yang dicatat dalam jurnal akan digunakan untuk mengisi buku besar, laporan keuangan, dan dokumen akuntansi lainnya.

3. Pemantauan Keuangan : Jurnal memberikan catatan kronologis yang jelas tentang semua aktivitas keuangan perusahaan. Ini membantu manajemen untuk memantau kinerja finansial, mengidentifikasi tren, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat.

4. Kepatuhan Hukum dan Pajak : Jurnal yang tepat dan rapi membantu perusahaan untuk mematuhi peraturan hukum dan perpajakan. Ini dapat mencegah masalah hukum dan pajak di masa depan.

5. Pengendalian Keuangan : Dengan mencatat setiap transaksi dalam jurnal, perusahaan dapat mengendalikan anggaran, menghindari kelebihan biaya, dan memantau pengeluaran dengan lebih baik.

6. Penelusuran dan Audit : Jurnal yang rinci memungkinkan auditor internal dan eksternal untuk dengan mudah melacak dan memeriksa transaksi. Ini mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam bisnis.

7. Basis Pelaporan Keuangan : Jurnal adalah dasar untuk menyusun laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Data dalam jurnal digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan yang relevan bagi pemangku kepentingan.

Dengan demikian, jurnal akuntansi adalah alat penting dalam mencatat, melacak, dan mengelola informasi keuangan perusahaan, yang pada gilirannya membantu dalam pengambilan keputusan, pelaporan, dan pematuhan hukum.

Rumus jurnal akuntansi adalah pedoman dasar yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara sistematis dan teratur.

 Berikut ini adalah rangkuman mengenai rumus-rumus dasar dalam jurnal akuntansi yang perlu dipahami.

  1. Aset = Kewajiban + Ekuitas : Ini adalah dasar dari persamaan akuntansi, yang menyatakan bahwa semua aset perusahaan didanai oleh kewajiban dan ekuitas (modal pemilik).
  2. Umum: Debet = Kredit : Dalam setiap transaksi, jumlah total debet harus sama dengan jumlah total kredit untuk memastikan bahwa neraca akuntansi tetap seimbang.
  3. Debet = Penambahan Ekuitas / Kredit = Pengurangan Ekuitas : Dalam hal perolehan aset atau pendapatan, jumlah tersebut dicatat sebagai debet, yang menambah ekuitas pemilik. Sebaliknya, dalam hal pengeluaran atau kerugian, jumlah tersebut dicatat sebagai kredit, yang mengurangkan ekuitas pemilik.
  4. Debet = Pengurangan Kewajiban / Kredit = Penambahan Kewajiban : Dalam hal pembayaran kewajiban atau pengurangan kewajiban lainnya, jumlah tersebut dicatat sebagai debet, yang mengurangkan kewajiban. Sebaliknya, dalam hal penambahan kewajiban (misalnya, utang baru), jumlah tersebut dicatat sebagai kredit.
  5. Debet = Pengurangan Aset / Kredit = Penambahan Aset : Dalam hal penjualan aset atau pengurangan aset lainnya, jumlah tersebut dicatat sebagai debet, yang mengurangkan nilai aset. Sebaliknya, dalam hal penambahan aset (misalnya, pembelian aset baru), jumlah tersebut dicatat sebagai kredit.
  6. Debet = Beban / Kredit = Pendapatan: Dalam hal biaya atau beban lainnya, jumlah tersebut dicatat sebagai debet, yang mengurangkan laba bersih. Sebaliknya, dalam hal pendapatan atau penerimaan lainnya, jumlah tersebut dicatat sebagai kredit, yang meningkatkan laba bersih.

Rumus-rumus ini membantu para akuntan dan perusahaan untuk mencatat dengan benar setiap transaksi keuangan dalam jurnal akuntansi. Dengan mengikuti prinsip dasar akuntansi berpasangan (double-entry accounting), perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan mereka akurat dan seimbang, dan bahwa mereka dapat mengawasi keuangan mereka dengan lebih baik.

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Vania Putri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu