x

Iklan

Yafet Ronaldies

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Minggu, 29 Oktober 2023 19:05 WIB

Pemuda Pelopor, Modern, serta Mandiri

Tantangan variatif yang akan dihadapi oleh para pemuda, seperti masuknya era disrupsi (perubahan tatanan), baik itu disrupsi moral serta kepekaan terhadap hukum, sosial, ekonomi serta politik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Era pemuda saat ini yang masih sangat eksis mungkin ada dua generasi yang bakalan memegang tongkat kepemimpinan bangsa Indonesia, seperti kaum milenial serta generasi Z atau biasa kita kenal Gen Z. Melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa itu beragam, entah itu terjun ke bagian legislatif, eksekutif dan yudikatif (secara umum), lantas hal yang sederhana ketika kita mengabdi di tempat kerja masing-masing. Atau bahkan menjadi akar pondasi secara fundamental di masa-masa mahasiswa.

Tema kali ini penulis akan sedikit menguraikan tentang bagaiamana pemuda sekarang harus menjadi pelopor/penggerak, modern dalam melek teknologi serta kreatif dalam bidang digital infomasi dan pastinya mandiri, tidak selalu bergantung pada orang lain atau berharap terus sama orang lain :)

Berdasarkan buku pedoman dari pelaksanaan peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia, mengangkat tema "Bersama Majukan Indonesia". Tema yang sangat visioner untuk kaum muda bangsa ini, dan tentu saja harus merumuskan cara-cara nyata dalam menyongsong Indonesia emas 2045.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari tema ini diserap makna yang mendalam untuk di renungkan oleh semua para pemuda Republik Indonesia, seperti membangun semangat kolaborasi dari semua elemen bangsa dalam memajukan Indonesia. Kedua, memantapkan kerja bersama dalam satu orkestrasi gerak langkah melalui rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun sehingga mencetak pemuda maju. Serta yang terakhir menjadi makna dari tema tahun ini ialah meraih indeks pembangunan (IPP) melalui kerjasama lintas kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah.

Tantangan variatif yang akan dihadapi oleh para pemuda, seperti masuknya era disrupsi (perubahan tatanan), baik itu disrupsi moral serta kepekaan terhadap hukum, sosial, ekonomi serta politik. Menjadi apatis di masing-masing pribadi, dengan sikap "bodoh amat". Kemudian, tantangan era digital yang indeksnya sangat cepat untuk berubah. Lebih lanjut, isu-isu sara baik itu di kanca nasional pun internasional, serta bagaimana cara eksekusi dari semua ide dan gagasan yang sudah di tuangkan. Oleh karena itu perlunya kolaborasi yang masif, ke semua kalangan para pemuda.

Tidak hanya tantangan, akan tetapi kepeloporan pemuda dalam mereduksi semua start-up yang bergerak di Indonesia, menjadi kreatifitas anak muda yang harus eksis di kanca internasional. Selanjutnya tentang bagaiman cara membangun dari segi ekonomi secara kreatif dan inovatif. Ini harus dilakukan secara kerjasama antar pemuda yang mengkesampingkan egonya terlebih dahulu. Karena kalau sudah ego di dahului, maka kacau balau pada saat prakteknya.

Di Level pendidikan pun pemuda harus menjadi terdepan dalam memajukan pendidikan bangsa kita. Karena kalau bicara pendidikan, patokan kita pas hanya kota-kota yang berada di seputaran ibukota, yang terlihat maju. Akan tetapi sekolah di desa-desa hingga ke pelosok, sangat redup. Inilah peran sentral pemuda untuk masuk ke dalam, untuk menjadi tenaga pendidik serta membangun guru-guru untuk mereduksi IPTEK ke desa dan pelosok. Hal ini dilakukan demi untuk memajukan teknologi dari desa dan pelosok, sebagai akar penguatan bangsa kita.

“Kita jangan pernah mewarisi abunya sumpah pemuda, tetapi kita harus mewarisi apinya sumpah pemuda" Ucap Bung Karno, dalam pidatonya di atas podium untuk membakar semangat pemuda saat itu.

Ikuti tulisan menarik Yafet Ronaldies lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 jam lalu

Terpopuler