x

Iklan

sabina adinda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Oktober 2023

Rabu, 13 Desember 2023 20:33 WIB

Perekonomian Pasca-Pandemi Tantangan dan Peluang dalam Ekonomi Makro

Perekonomian pasca-pandemi menghadapi sejumlah tantangan signifikan, seperti pemulihan ketidakpastian global, fluktuasi harga komoditas, dan ketidakseimbangan ekonomi makro.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

      Pada tahun 2019 telah terjadi Pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menyebabkan dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, dengan konsekuensi jangka panjang yang perlu diatasi untuk membangun keberlanjutan ekonomi. Penurunan daya beli menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam memulihkan perekonomian pasca pandemi. Menurut Aditiya et al. (2022). Dalam penelitian mereka tentang potensi suku ritel dan suku tabungan dalam mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi, diperlukan upaya untuk mendorong sektor ritel dan menggunakan instrumen keuangan yang tepat untuk memulihkan daya beli masyarakat.

      Pemulihan ekonomi pasca pandemi juga menjadi fokus di daerah-daerah terpencil seperti Pulau Tunda. Dalam penelitian yang membahas pemulihan ekonomi dan sosial di Pulau Tunda, intervensi dari berbagai pihak, termasuk universitas dan pemerintah setempat, telah dilakukan untuk menstimulasi aktivitas ekonomi dan sosial di pulau tersebut. Pengembangan infrastruktur, promosi pariwisata, dan pengembangan sumber daya manusia pariwisata menjadi langkah penting dalam memperbaiki Pulau Tunda. Penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya intervensi ini, terjadi peningkatan signifikan dalam sektor pariwisata Pulau Tunda. Wisatawan lokal maupun internasional mulai mengunjungi pulau tersebut, membawa dampak positif bagi ekonomi lokal. Selain itu, program pelatihan dan pendidikan yang diperkenalkan juga membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat setempat, sehingga mereka dapat berkontribusi secara lebih aktif dalam industri pariwisata (Wijaya andEvitasari Aris, 2022)

Tantangan dan Peluang:

        Pasca pandemi COVID-19, terdapat beberapa tantangan makroekonomi yang perlu dihadapi untuk membangun keberlanjutan ekonomi. Penurunan aktivitas bisnis dan pembatasan mobilitas menjadi salah satu tantangan utama (Fahrika and Roy, 2020). Hal ini berdampak negatif pada sektor usaha dan mengurangi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, penurunan daya beli masyarakat juga menjadi masalah serius (Junaedi and Salistia, 2020). Selain itu, (Aulia et al., 2021) setelah pandemi berdampak pada penurunan aktivitas bisnis dan penurunan daya beli masyarakat. Dengan adanya penurunan pendapatan dan ketidakpastian ekonomi, masyarakat cenderung mengurangi pengeluaran, yang berdampak pada permintaan agregat. Tantangan lain yang muncul adalah kenaikan pengangguran dan ketidakpastian lapangan kerja (Fahrika and Roy, 2020). Dalam situasi ini, banyak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja atau mengurangi jumlah karyawan, sehingga meningkatkan tingkat pengangguran. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan langkah-langkah strategis yang efektif (Rakhmawati andAfandi, 2022).

       Untuk mengatasi tantangan penurunan daya beli masyarakat, diperlukan strategi yang efektif. Penurunan daya beli masyarakat terutama di wilayah pedesaan sangat terdampak (Swara and Wulandari, 2023). Dengan adanya strategi bisnis yang tepat merupakan faktor penting untuk mendukung keberhasilan BUMDes dalam membangun perekonomian desa (Karneli and Ayesha, 2023). Strategi yang lain salah satunya adalah dengan memberikan stimulus ekonomi guna mendorong pengeluaran konsumen (Edy Sutrisno, 2021). Langkah ini dapat dilakukan melalui insentif pajak atau subsidi bagi sektor-sektor yang terdampak. Melalui stimulus ini, daya beli masyarakat dapat ditingkatkan, yang pada gilirannya akan memacu pertumbuhan ekonomi (Atmojo and Pratiwi, 2022).

     Pemerintah memiliki peran penting dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi dengan memberikan insentif yang tepat. Pemberian insentif pajak merupakan salah satu cara yang efektif untuk mendorong investasi dan pertumbuhan bisnis (Malik, 2022). Insentif ini dapat meliputi pemotongan pajak atau fasilitas khusus bagi pelaku usaha. Selain itu, bantuan keuangan langsung kepada sektor yang terdampak juga perlu diberikan (Fahrika and Roy, 2020).

    Dalam kondisi krisis ekonomi, sektor-sektor seperti pariwisata, perhotelan, dan transportasi membutuhkan dukungan finansial untuk tetap bertahan. Pemerintah juga harus memberikan stimulus dan dukungan khusus bagi sektor usaha kecil dan menengah (Siregar and Nurzanah, 2021). Sebagai penggerak utama ekonomi, UMKM memerlukan perhatian dan dukungan untuk memulihkan usaha mereka (Mawesti, 2021).

      Dalam menghadapi tantangan makroekonomi pasca pandemi, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting. Diperlukan komitmen bersama untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang efektif, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dan membangun keberlanjutan ekonomi yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat (Junaedi and Salistia, 2020).

     Pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 memerlukan upaya yang komprehensif dan sinergis. Melalui strategi yang tepat, seperti meningkatkan daya beli masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan insentif pemerintah, kita dapat membangun keberlanjutan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. Pemulihan ekonomi bukan hanya tentang mengatasi krisis saat ini, tetapi juga tentang mempersiapkan fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.

 

Sabina Dinda Kartika Putri Universitas Pembangunan Jaya

Ikuti tulisan menarik sabina adinda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

13 jam lalu

Terpopuler