x

Ilustrasi Napoleon Bonaparte. Gambar oleh Jacques-Louis David/Wikipedia

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Jumat, 29 Desember 2023 10:08 WIB

Ambisi Buta Napoleon Membawa Sengsara

Napoleon pernah jadi kaisar Prancis, pernah menaklukkan sejumlah negara Eropa. Dia pernah jaya tapi hidupnya berakhir di dalam tahanan. Apakah dia orang sukses? Mari kita renungi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Napoleon Bonaparte lahir di kota Ajaccio di pulau Corsica pada bulan 15 Agustus 1769.  Nama aslinya adalah Napoleone Buonaparte.  Ayahnya Bernama Carlo Maria Buonaparte, seorang lawyer dan diplomat.  Carlo adalah keturunan Italia. Karena  Pulau Corsica dulu sebelum Napoleon lahir adalah bagian dari Republlik Genoa, yang masuk wilayah Italia. Tapi beberapa bulan sebelum Napoleon lahir pulau Corsica dianeksasi oleh Prancis.  Jadi sebenarnya Napoleon berdarah Italia.  Di keluarganya mereka berbicara dalam Bahasa Corsica yang sangat mirip dengan Bahasa Italia dialek Tuscan. 

Bahasa resmi di Pulau Corsica dulunya adalah Bahasa Italia. Setelah dianeksasi oleh Prancis barulah bahasa resminya berganti menjadi bahasa Prancis. Nama mereka juga disesuaikan. Nama ayahnya menjadi Charles Marie Bonaparte dan anaknya menjadi Napoleon Bonaparte.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Pada umur sembilan tahun Napoleon pindah ke daratan Prancis untuk melanjutkan sekolahnya.  Di sana dia belajar Bahasa Prancis. Konon dia butuh beberapa bulan untuk menguasainya. Tapi karena bahasa aslinya adalah Bahasa Corsica, maka ketika dia berbicara Bahasa Prancis dia tetap mengucapkannya dengan aksen Corsica yang kental.

 

Inilah salah satu sebab dia diolok olok oleh teman temannya.  Selain bahasa, latar belakang sosial budayanya juga menjadi unsur lain yang membuat dia tidak sepenuhnya diterima di lingkungan sosial Prancis saat itu.  Perlakuan  itu sangat berkesan dalam kejiwaannya. Di belakang hari unsur ini adalah salah satu faktor yang membentuk kepribadiannya. Dia merasa tidak nyaman dan tidak aman. Dia merasa tidak mendapat pengakuan sepenuhnya.  Namun unsur ini jugalah yang membangkitkan semangatnya untuk maju.

 

Faktor lain yang memperkuat perasaan tidak aman itu diduga adalah faktor ekonomi. Ayahnya tidak sampai miskin sih, bahkan lumayan terpandang di Corsica. Tapi bukan berarti mereka kaya raya.  Apalagi Carlo memiliki delapan anak. Maka kehidupan mereka pas pasan saja.  Jadi Napoleon sering merasa tidak aman secara ekonomi juga.  Ketika ayahnya meninggal terpaksa Napoleon yang menanggung kehidupan ibu dan saudara saudaranya.

 

Persenyawaan faktor psikis dengan keadaan sosial ekonomi politik Prancis ibarat menjadi ketapel buat Napoleon.  Di akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 itu Prancis sedang dalam keadaan tidak stabil secara ekonomi dan politik.

 

Para politisi mengumbar angkara murka saling merebut kekuasaan. Karir militer Napoleon dengan cepat melesat samai ke tingkat nasional.  Bahkan akhirnya dia mampu melakukan kudeta tak berdarah.  Jadilah dia penguasa tunggal.  Pada 1804 dia mengangkat dirinya menjadi kaisar Prancis.  Artinya langkah mundur dalam politik Prancis. Republik yang dengan susah payah direbut dari dinasti Bourbon dihancurkan oleh Napoleon. Kekuasaan absolut kembali lagi sehingga demokrasi sirna.

 

Dalam posisi puncak itu, masuklah dia ke percaturan politik internasional terutama di kancah Eropa Barat.  Sekali lagi unsur psikologi politik bermain. Perasaan tidak aman itu yang mendorongnya melakukan serangan ke tetangganya di Eropa. Awalnya dia mampu menghancurkan pasukan Austria, Prusia dan Rusia dan Italia.  Tapi kemudian ketika menyerang Rusia, pasukannya dihancurkan oleh pasukan Rusia.

 

Pukulan paling menentukan buat Napoleon adalah kekalahannya di pertempuran Waterloo, sebuah Kawasan yang sekarang masuk dalam wilayah Belgia.  Di ditulah pasukan Napoleon dihancurkan oleh pasukan gabungan Eropa.

 

Dengan pasukan yang hancur, Napoleon tidak bisa mencegah kejatuhannya.  Dia ditahan oleh pasukan sekutu.  Akhirnya dia ditahan di sebuah pulau bernama Pulau St Helena, di mana dia diasingkan dan dijaga ketat.  Enam tahun kemudian dia meninggal dalam usia limapuluh satu tahun.  Masih muda untuk ukuran Indonesia sekalipun. 

 

Keberhasilan karirnya yang dibina dengan susah payah akhirnya hancur.  Dia meninggal dalam tahanan tentara musuhnya.  Sirna sudah segala yang pernah dimilikinya.

 

Kehidupan pribadinya tidak bisa dibilang sukses.  Dia bertemu dengan Josephine, seorang janda beranak dua di sebuah pesta.  Saat itu Josephine adalah pacar seorang politisi.  Napoleon jatuh cinta pada pandangan pertama.  Tak lama kereka kemudian menikah.  Tapi Napoleon tidak mendapatkan keturunan dari Josephine.

 

Napoleon sangat mencintai Josephine.  Tapi sayang mereka berdua sama sama suka selingkuh.  Josephine paling tidak sekali. Demikian juga Napoleon. Lagipula Napoleon tidak mendapatkan keturunan dari Josephine. Akhirnya mereka berpisah. Meskipun demikian Napoleon masih menyayanginya karena masih sering menyurati dan bahkan menemui. Bahkan kata kata terakhirnya sebelum meninggal adalah Prancis, tentara dan Josephine.

 

Dengan kehidupan pribadi yang demikian dan dengan kehancuran di akhir hidupnya, sulit mengatakan bahwa Napoleon orang yang sukses secara lengkap. Pernah sih sukses menjadi jendral dan penguasa. Naun akhirnya hancur.  Tidak heran banyak orang yang mengatakan bahwa dia adalah seorang ‘broken man’ dalam Bahasa Inggrisnya.

 

Sejak lama saya sudah tertarik dengan kebudayaan Prancis.  Dalam pandangan saya kebudayaan Prancis itu eksotik.  Meskipun saya orang Jawa, saya merasa kebudayaan Prancis jauh lebih menarik.  Itulah sebabnya saya tidak melewatkan nonton film Napoleon.

 

Sampai di rumah saya masih terbayang film itu.  Saya lantas googling dan menonton beberapa film lain yang tersedia di Youtube. Saya juga membaca beberapa artikel.   Malam sudah larut ketika saya merenungi kisah Napoleon.  The rise and fall of Napoleon itu benar benar mengesankan buat saya.

 

Saya tidak ingin meresensi film tersebut.  Saya hanya ingin menyoroti kehidupan Napoleon dari sudut pandang saya sendiri.  Dalam pandangan saya yang berdasarkan Islam, Napoleon hanya memperolah sukses parsial saja. Hanya sukses sebagian dan sementara saja.

 

Dia hanya sukses mendapatkan kekuasaan di Prancis. Itupun hanya selama kurun waktu tertentu saja. Dia menjadi kaisar Prancis pada tahun 1804. Dia kalah dalam pertempuran Waterloo di tahun 1815 lalu menjadi tahanan.  Jadi dia berkuasa hanya selama sebelas tahun saja. Kurun waktu yang sangat pendek.

 

Sedangkan kehidupan rumah tangganya tidak bisa dibilang sukses.  Oleh karena itu Napoleon tidak bisa dijadikan teladan oleh ummat Islam. Meskipun demikian kehidupannya bisa dijadikan bahan renungan kita.

 

Sukses yang ideal untuk ummat Islam adalah sukses lengkap dunia akherat. Di dunia ini sebaiknya berhasil dalam karir dan rumah tangga. Kemudian di akherat masuk sorga.  Pertanyaannya, bagaimana mencapainya?

 

Jawabannya panjang, tapi secara singkat ya menghambakan diri kepada Allah saja, tidak kepada yang lain. Tidak kepada kekayaan dan kekuasaan. Penghambaan diri ini harus terlihat nyata dalam profesi. Boleh bekerja sebagai apa saja asal halal.  Hati dan pikiran tetap meniatkan menghambakan diri hanya kepada Allah swt. Jangan kepada mahluk. 

 

Apabila dilakukan dengan sungguh sungguh dan sebaik baiknya maka kita akan mendapatkan bimbingan Allah swt. Hidup kita akan lurus. Kita akan mendapat sukses di kehidupan dunia dan akherat. Meskipun belum tentu kita menjadi milyuner atau memiliki jabatan tinggi. Ukuran sukses memang bukan banyaknya harta dan tingginya jabatan. Sekedar kecukupan semua kebutuhan sudah bisa dibilang sukses. Kemudian jalan hidup yang lurus juga.  Jadi tidak hanya orang yang berada di puncak saja yang sukses. Orang kebanyakan bisa juga sukses dengan lengkap, sukses dunia dan akherat.  Semoga kita termasuk kaum yang sukses dunia dan akherat.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu