x

Laki Laki Dari Selatan

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 28 Januari 2024 12:29 WIB

Laki-laki dari Selatan - Konsep tentang Lelaki Sejati

Apakah yang membuat seorang lelaki disebut lelaki sejati? Seks? Harta? Keluarga?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Laki Laki Dari Selatan

Penulis: Tan Tjin Siong

Tahun Terbit: 2004

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Grasindo

Tebal: 149

ISBN: 979-732-902-X

 

Apa yang membuat seorang lelaki benar-benar menjadi lelaki sejati? Apakah karena keperkasaannya dalam menaklukkan perempuan? Atau karena keberhasilannya dalam ekonomi? Atau karena keberhasilannya membangun keluarga yang bahagia?

Novel karya Tan Tjin Siong  yang berjudul “Laki-Laki Dari Selatan” ini mengajak kita untuk merenungi tentang kesejatian seorang lelaki. Tan Tjin Siong menggambarkan pergumulan tokoh utamanya untuk mencari makna tentang lelaki sejati. Tan Tjin Siong juga mengajak kita untuk mengamini dahsyatnya cinta sehingga mampu meredam gemuruh nafsu lelaki.

Ada empat lelaki yang dikisahkan oleh Tan Tjin Siong di buku ini. Selain Rustam sebagai tokoh utama, Tan Tjin Siong juga menamilkan Misto, Kasan dan Kadir. Meski Misto, Kasan dan Kadir tidak banyak ditulis, namun kita bisa belajar tentang kesejatian lelaki dari ketiga tokoh ikutan tersebut.

Cerita yang dibeber di novel ini sudah bisa diduga sejak dari halaman judulnya. Cover buku menggunakan gambar seorang lelaki kekar dengan tato hati yang terpanah di dada kiri, berdampingan dengan seorang perempuan bergaun merah. Tulisan “Laki-laki” berwarna kuning dengan jilatan api. Latar belakang cover berwarna merah dengan sketsa gadis-gadis montok telanjang. Cover ini menggambarkan bahwa cerita akan berkisar pada nafsu seks seorang lelaki.

Memang benar. Novel ini menggambarkan kisah Rustam, seorang lelaki yang mempunyai kemampuan seksual yang dikagumi, bahkan oleh para pelacur. Sampai-sampai ia mendapat julukan “Laki-laki dari Selatan.”

Rustam yang awalnya disangka sebagai seorang banci - karena tak pernah dekat dengan perempuan sampai masa SMA, ternyata adalah seorang lelaki normal. Pertemuannya dengan seorang perempuan bernama Nini, menyebabkan Rustam jago dalam bercinta di ranjang. Nini adalah seorang mantan simpanan pejabat. Ninilah yang mengajari Rustam yang masih hijau menjadi seorang lelaki yang dikagumi karena kemampuan seksualnya.

Rustam menggunakan kemampuannya tersebut untuk bertualang. Ia mengunjungi berbagai kompleks pelacuran. Ia juga mengencani perempuan-perempuan desa yang mengaguminya.

Perilaku yang dianggap kurang baik itu membuat Misto – ayah Rustam, menjadi gundah. Misto meminta Rustam untuk segera menikah. Rustam menikah dengan Ginah. Namun pernikahannya hanya bertahan setahun. Sebab Ginah cemburu karena Rustam mengencani gadis tetangga desa. Cerai dengan Ginah, Rustam menikah dengan Nunung, seorang gadis yang taat beragama.

Rustam sangat mencintai Nunung. Sebab Nunung adalah istri yang baik, bisa membantu mengelola bisnis dan sangat santun. Meski masih sering menyeleweng, namun Rustam berupaya setia kepada Nunung. Persoalan tidak adanya anak membuat Nunung meninggalkan Rustam. Rustam tidak bisa punya anak karena ia sering minum obat supaya persetubuhannya dengan para perempuan tidak menyebabkan perempuan hamil. Ia juga sering minum antibiotic supaya terhindar dari penyakit kelamin. Rustam dan Nunung akhirnya cerai setelah Nunung meninggalkannya dalam waktu yang cukup lama.

Dalam kondisi kalut ditinggal Nunung, kelakuan Rustam untuk mengunjungi rumah-rumah pelacuran kembali berkobar. Rustam bertemu dengan seorang pelacur bernama Milah. Milah yang akan dijual oleh sang germo ke Singapura, ditebusnya dan dijadikan istri simpanan. Sebab Rustam – saat itu, belum resmi cerai dengan Nunung. Ternyata Milah menyeleweng. Mengetahui bahwa Milah menyeleweng, Rustam menceraikannya.

Saat kalut karena ternyata keperkasaan seksualnya justru membuat hidupnya kacau, Rustam bertemu dengan Naning. Naning adalah anak seorang pedagang sapi saingan Rustam. Naning terancam dinikahkan kepada rentenir akibat ayahnya kalah judi. Dalam kondisi kalut tersebut, Naning datang ke rumah Rustam untuk menjual sapi guna membayar hutang.

Pertemuan singkat tersebut membuat Rustam memutuskan untuk membantu Naning dan malah mengajaknya menikah. Setelah menikah dengan Naning, Rustam berupaya keras supaya bisa punya anak. Dengan cinta yang senantiasa diberikan oleh Naning, akhirnya mereka mempunyai anak.

Menarik untuk membahas petualangan Rustam yang dari awalnya menganggap kesejatian lelaki adalah pada kemampuan seksualnya yang dikagumi oleh banyak perempuan, menjadi lelaki yang berbahagia karena mempunyai keluarga yang saling mencintai. Kesejatian Rustam justru karena ia bisa membantu Naning dan keluarganya, mempunyai rumahtangga yang penuh cinta dan dikaruniai anak.

Secara tersamar Tan Tjin Siong menggambarkan bahwa gelora seksual Rustam tak bisa diredam oleh kecantikan (Ginah), religius (Nunung) atau oleh layanan seksual (Milah). Gelora seksual Rustam bisa ditaklukkan oleh cinta seorang perempuan sederhana bernama Naning.

Marilah kembali membahas 3 lelaki lain yang juga digambarkan di novel ini. Misto adalah seorang lelaki yang juga perkasa secara seksual. Namun ia setia kepada satu istri. Ia sukses sebagai pedagang sapi dan mempunyai keluarga yang bahagia. Misto adalah tokoh masyarakat yang disegani. Bapaknya Rustam ini adalah lelaki ideal yang digambarkan di awal novel.

Kasan adalah lelaki kedua. Kawan sekolah Rustam saat SMP ini berasal dari keluarga miskin. Ia sudah harus merantau ke Surabaya karena tidak mampu melanjutkan sekolah. Kasan menikah dengan seorang gadis anak orang kaya. Kasan dijadikan wakil direktur. Namun meski sukses secara ekonomi, tetapi Kasan sangat takut kepada istrinya. Takut kepada istri bukan berarti ia menjadi penurut. Di luar rumah Kasan justru mengikuti perilaku Rustam. Ia mempunyai simpanan. Kasan adalah contoh lelaki yang tidak sejati.

Tokoh lelaki ketiga adalah Kadir, kakak lelaki Rustam. Kadir digambarkan sebagai seorang lelaki yang hanya mencari kesenangan. Termasuk kesenangan dengan perempuan. Ia menggunakan kekayaan ayahnya untuk berfoya-foya. Saat ayahnya telah tiada Kadir mengalami masalah dengan ekonomi keluarga. Kadir juga contoh lelaki yang tidak sejati.

Kesejatian lelaki adalah kalau dia mampu membangun rumah tangga yang penuh cinta. 814

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 jam lalu

Terpopuler