x

Nelayan menangkap ikan sumber foto : https://manado.tribunnews.com

Iklan

Jumat, 2 Februari 2024 14:11 WIB

Nasib Nelayan Kecil di Antara Anomali Musim Barat dan Pemilu

Nelayan kecil sepanjang tahun mengahadapi musim barat dan musim timur yang tidak bersahabat. Saat mengahadapi musim Pemilu, nelayan kecil dalam posisi tawar rendah, dan seringkali dijadikan obyek untuk mendulang suara.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Secara umum nelayan didefinisikan sebagai orang yang aktif melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya. Nelayan pada umumnya tinggal di pesisir, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya.

Dalam perspektif sosiologi, nelayan memiliki karakter yang keras, tegas, supel, dan terbuka, karena nelayan menghadapi sumber daya bersifat open acces yang menyebabkan mereka berpindah-pindah dengan segala resiko yang dihadapi untuk memperoleh hasil tangkapan maksimal.

Salah satu klasifikasi nelayan berdasarkan besaran kapal atau perahu yang digunakan menangkap disebut dengan nelayan mikro atau nelayan kecil. Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2016, bab I pasal 1 item 4, menyebutkan: “Nelayan Kecil adalah Nelayan yang melakukan Penangkapan Ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang tidak menggunakan kapal penangkap Ikan maupun yang menggunakan kapal penangkap Ikan berukuran paling besar 10 (sepuluh) gros ton (GT)”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nelayan kecil (peasant-fisher) adalah nelayan yang mengunakan teknologi penangkapan sederhana, peralatan tangkap yang dioperasikan secara manual dengan tenaga manusia, kemampuan jelajah operasional terbatas pada perairan pantai. Nelayan kecil dalam melakukan operasi tangkapan ikan dengan segala keterbatasan, seperti; kapal kecil, peralatan tangkap sederhana, dan Anak Buah Kapal (ABK) sendirian atau maksimal tiga nelayan.

Nelayan kecil siap menanggung segala resiko berangkat untuk mengarungi lautan tanpa dilengkapi peralatan keamanan diri sesuai dengan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Saat musim timur kurang ramah dan musin barat yang tidak bersahabat, nelayan kecil tetap semangat melaut untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya.

Dampak Anomali Musim Barat dan Musim Pemilu

Berdasarkan kajian klimatologi, musim barat terjadi pada bulan Desember sampai dengan Februari, terkadang sampai Maret. Musim barat ditandai dengan angin kencang dari arah barat laut, gelombang besar bergulung-gulung, dan awan hitam pekat disertai dengan hujan sepanjang hari. Di musim barat nelayan libur total tidak melaut, kondisi ini dialami nelayan kecil di perairan utara pulau Jawa.

Perubahan musim tahun ini terjadi tidak seperti biasanya, di awal Desember sampai dengan akhir Januari belum ada tanda-tanda masuk musim barat. Baru pekan keempat ada tanda-tanda, misalnya; awan tipis-tipis dan angin agak kencang dari arah barat laut, serta mulai ada gelombang besar. Para ahli dan aktivis lingkungan hidup menyebutkan bahwa anomali musim barat tahun ini sebagai dampak perubahan iklim global dan badai El Nino.

Nelayan kecil merasakan dampaknya, terutama hasil tangkapan sepanjang tahun 2023 sangat sepi dan berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ketika musim barat tiba, nelayan kecil memiliki kebiasaan mengisi liburan melaut dengan aktivitas memperbaiki perahu dan peralatan tangkap. Pasca musim barat, biasanya musim panen hasil tangkapan, namun anomali musim barat 2024 menjadikan nelayan kecil tidak melaut karena hasil tangkapan sepi.

Pada saat nelayan kecil benar-benar membutuhkan solusi baik menghadapi musim barat, namun bersamaan dengan penyelengaraan Pemilu 2024. Proses dan tahapan Pemilu 2024 sesuai dengan jadwal yang dimulai sejak tahun 2023, maka profesi nelayan menjadi bagian obyek sasaran empuk bagi calon legislatif (Caleg), pasangan Capres dan Cawapres untuk menawarkan program dan janji demi mencari simpati dan dukungan.

Harus diakui bahwa posisi tawar nelayan kecil sangat lemah sehingga dalam setiap musim Pemilu seringkali dimanfaatkan untuk pengerahan massa dalam even kampanye. Penyelenggaraan Pemilu 2024 bersamaan dengan musim barat menjadikan nelayan kecil lebih punya waktu mengikuti proses sosialisasi dan tawaran program caleg, tim sukses capres, dan cawapres.

Secara kelembagaan profesi nelayan sebenarnya mempunyai beragam induk organisasi dari tingkat desa sampai pusat, tetapi secara hierarki terdapat perbedaan kepentingan dan dukungan antara pengurus dan anggota sehingga diberikan kebebasan dalam menentukan pilihan.

Nelayan kecil benar-benar menikmati euforia musim Pemilu 2024 dengan harapan Pemilu berjalan dengan jujur dan adil sehingga terpilih anggota legislatif, presiden, dan wakil presiden yang memiliki kepedulian terhadap Nelayan kecil. (*)

Ikuti tulisan menarik Ali Efendi (Ka. SMPM-14 PP. Karangasem Paciran – Tinggal di Kampung Nelayan Lamongan) lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu