x

Karakter Nagini dalam Film Harry Potter. Gambar: Tangkapan laya.

Iklan

Nadya Khennis Rozana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Maret 2023

Rabu, 7 Februari 2024 08:21 WIB

Nagini Lord Voldemort dan Mitologi Sastra Jawa Kuno

Nagini adalah karakter fiksi dari seri Harry Potter yang dibuat oleh J.K. Rowling. Dia adalah tokoh penting dalam seri tersebut. Penggemar serial Harry Potter sempat dihebohkan ketika J.K. Rowling mengungkapkan bahwa karakter Nagini terinspirasi dari mitologi Jawa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nagini adalah karakter fiksi dari seri Harry Potter yang dibuat oleh J.K. Rowling. Dia adalah tokoh penting dalam seri tersebut, terutama sebagai teman setia dan Horcrux dari penyihir gelap Lord Voldemort. Nagini adalah ular berukuran dan berkekuatan besar, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan Voldemort dan melaksanakan perintahnya.

Latar belakang Nagini lebih lanjut dijelajahi dalam seri film Fantastic Beasts”, di mana terungkap bahwa dia pernah menjadi seorang Maledictus, seorang manusia yang dilanda kutukan darah yang secara bertahap mengubah mereka menjadi makhluk. Bentuk manusia Nagini diperankan oleh aktris Claudia Kim.

Sepanjang seri Harry Potter, Nagini melayani Voldemort sebagai senjata yang tangguh, membantunya dalam berbagai tugas jahat dan tindakan teror. Dia memainkan peran penting dalam peristiwa yang mengarah pada kejatuhan Voldemort dalam “Harry Potter and the Deathly Hallows.” Pada akhirnya, dia bertemu ajalnya dalam Pertempuran Hogwarts, di mana dia dibunuh oleh Neville Longbottom menggunakan Pedang Gryffindor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penggemar serial Harry Potter sempat dihebohkan ketika J.K. Rowling mengungkapkan dalam cuitannya bahwa karakter Nagini terinspirasi oleh kisah mitologi Jawa. Dalam budaya masyarakat Jawa, sosok Nagini memang hidup dalam sastra Jawa kuno, khususnya muncul dalam Tantri Kamandaka.

Nagini dalam Tantri Kamandaka

Menurut tulisan yang disebutkan, Dewi Nagini adalah putri seorang raja ular. Dalam cerita tersebut, Nagini ketahuan sedang berzina dengan ular sembarangan oleh Prabu Aridarma, yang kemudian memukul ekornya. Nagini merasa sakit hati dan mengadu kepada ayahnya, sang raja ular. Sang raja kemudian mengubah dirinya menjadi ular kecil untuk menyelinap di pembaringan Prabu Aridarma.

Namun, alih-alih menuntut balas, sang raja menyadari kesalahan putrinya setelah mendengar cerita dari Prabu Aridarma kepada permaisuri. Sang raja kemudian mengubah bentuknya menjadi seorang brahmana dan menawarkan kemampuan berbicara dengan hewan kepada Aridarma.

Tantri Kamandaka sendiri adalah sebuah kumpulan prosa yang memuat kisah-kisah tentang hewan atau satwa. Bisa dianggap sebagai cerita fabel yang mengandung pesan moral atau pelajaran etika di setiap bagian ceritanya. Sementara itu, relief Tantri Kamandaka yang dipahat di Candi Panataran, Blitar, Jawa Timur, menampilkan gambaran atau ukiran dari cerita-cerita di dalamnya.

Dewi Naga Gini dan Pandawa

Di sisi lain, karakter Nagini juga sempat dihubungkan dengan Dewi Naga Gini. Dalam cerita pewayangan Jawa, Dewi Naga Gini adalah anak perempuan dari Batara Antaboga, dewa yang memerintah atas bumi dan berwujud naga. Batara Antaboga telah membantu Bima dalam mengatasi ancaman pembunuhan terhadap Pandawa oleh Kurawa dalam peristiwa yang dikenal sebagai bale sigala-gala. Akibatnya, sebagai ungkapan terima kasih, Bima menikahi Dewi Naga Gini.

Dalam wawancara dengan Tirto.id, Prapto Yuwono, seorang dosen Sastra Jawa di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, menyatakan bahwa karakter Nagini tidak terkait dengan Dewi Naga Gini. Jika dibandingkan dengan tokoh Nagini dalam Harry Potter, kedua karakter tersebut jelas memiliki perbedaan yang signifikan.

Menurut Prapto, karakter Nagini lebih cocok jika diasosiasikan dengan Mitologi Naagin dari India. Naagin adalah siluman ular kobra yang memiliki sifat pencemburu dan licik. Dalam buku yang ditulis oleh Mark Berninger yang berjudul “Comics As a Nexus of Cultures: Essays on the Interplay of Media, Disciplines and International Perspectives” (2010), disebutkan bahwa Naagin dan Naag merupakan pasangan siluman kobra yang bisa hidup hingga 100 tahun.

Namun, mereka lebih sering mengambil wujud manusia daripada ular. Kedua siluman tersebut tidak ragu untuk menggigit dan mengambil nyawa manusia, terutama jika ada yang mencoba melukai mereka atau mencuri Naag Mani, sebuah batu berharga yang dimiliki oleh mereka. Kekuatan sepasang manusia-ular ini hanya bisa dikendalikan oleh seorang pawang ular dengan menggunakan alat musik bernama Been.

Dengan demikian, meskipun karakter Nagini dalam Harry Potter memiliki nama yang mirip dengan mitologi Sastra Jawa atau Naagin dari India, namun keduanya menunjukkan perbedaan yang cukup jelas. Hal tersebut menyoroti antara kompleksitas dan keunikan karakter dalam konteks budaya serta karya fiksi yang berbeda.

Ikuti tulisan menarik Nadya Khennis Rozana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu