x

Ilustrasi Guru. Gambar oleh Peggy und Marco Lachmann-Anke dari Pixabay

Iklan

Masdariah Tammuwali

Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Selasa, 13 Februari 2024 13:58 WIB

Guru Lulus Seleksi ASN PPPK dalam Lingkaran Pemilu

Bagi para politisi yang jeli, tentu akan menjadikan momen penerimaan guru ASN PPPK ini sebagai salah satu tambang untuk mendulang suara. Diabisa menggunakan trik dan pendekatan yang melibatkan pihak lain.kepentingan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Guru adalah profesi yang independen, namun terkadang guru juga adalah obyek politik.  Itu tidak bisa kita sangkal. Seperti pada pesta demokrasi tahun ini, ada hal yang agak spesifik, yaitu adanya momen penerimaan guru ASN PPPK tahun 2024.   

Rangkaian proses seleksi guru ASN ini berlangsung pada  pertengahan hingga akhir tahun 2023.  Ini merupakan kelanjutan dari penerimaan guru  ASN PPPK Guru tahun sebelumnya sebagai upaya pemerintah menuntaskan target penyelesaian masalah guru honor di sekolah negeri. Masalah ini selama bertahun-tahun seperti bisul yang tak bisa pecah. Penerimana itu sekaligus untuk mengisi kekurangan guru berstatus ASN pada beberapa sekolah yang berstatus negeri.

Pada seleksi perimaan guru ASN tahun 2023, pelaksanaannya agak berbeda dengan tahun 2022.  Pada 2022 para pelamar formasi guru dapat melihat nama sekolah yang membuka lowongan, sehingga bisa langsung memilih dan menentukan sendiri sekolah yang dinginkannya. Nama-nama sekolah yang yang ada pada formasi muncul pada sistem seleksi penerimaan,  dengan demikian para pelamar bisa langsung mengklik nama sekolah yang diinginkannya. Pelamar bisa membuat strategi dan memutuskan sendiri pilihannya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, seperti lokasi, linearitas jenjang atau jurusan yang ada pada suatu sekolah  dengan latar belakang pendidikan calon ASN tersebut, peluang mengembangkan karier di masa depan dan lain sebagainya. Dan pertimbangan yang paling utama adalah seberapa banyak pelamar lain yang akan menjadi kompetitor dalam memperebutkan kesempatan untuk menjadi guru ASN pada sekolah yang dituju.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika pilihan sudah dijatuhkan dengan meng-klik opsi pilihan, maka sudah bisa dipastikan bahwa besar kemungkinan mereka akan ditugaskan di sekolah pilihannya tersebut. Selanjutnya pelamar bisa fokus pada persiapan ujian saja agar bisa lulus seleksi.

Sedangkan pada seleksi 2023 ini hal tersebut berubah. Para pelamar tidak lagi bisa menentukan dan memilih sekolah yang diinginkannya. Bahkan ada salah seorang guru honor SMK Negeri yang cukup favorit di daerahnya, sudah menyandang gelar sebagai guru penggerak dan fasilitator daerah untuk mata pelajarannya, harus berusaha keras mencari pertolongan agar tidak disingkirkan dari sekolah induknya sendiri setelah lulus dalam seleksi penerimaan ASN PPPK ini. Pimpinan di sekolah induknya lebih memilih untuk memberikan tempat bagi guru honor yang bahkan belum lulus ujian, dengan alasan agar bisa mengambil formasi di sekolah tersebut jika di masa datang kembali dibuka  penerimaan ASN. Situasi seperti ini menimbulkan keresahan dan ketidakpastian di dalam diri para lulusan ini.   

Bagi para politisi yang jeli, tentu akan menjadikan momen penerimaan guru ASN PPPK ini sebagai salah satu tambang untuk mendulang suara, yang tentu saja dengan trik dan pendekatan yang melibatkan pihak lain  mulai dari yang halus sampai yang cenderung terang-terangan dengan memanfaatkan  kondisi psikologis para calon ASN yang khawatir dengan tempat penugasan yang belum diketahuinya. Situasi ini menjadi celah yang bisa diamanfaatkan oleh para calon legislator untuk mendapatkan calon-calon pemilih yang loyal dan bisa diikat oleh suatu kepentingan.

Bagi para legislator yang sedang duduk sebagai anggota DPR, bekerja sama dengan eksekutif adalah suatu keniscayaan, sehingga terjalin suatu hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan, meski seyogyanya peran legislatif adalah sebagai pembuat undang undang dan mengawasi pelaksanaan undang-undang yang telah di setujui. Berangkat dari hubungan yang harmonis dan terbiasa ini memberi peluang untuk saling memberikan sesuatu yang saling menguntungkan , yang ironisnya bisa merembet ke luar dari peran yang seharusnya diemban dari masing-masing pihak. Dan hal itu merupakan suatu hal yang tidak bisa dipungkiri di negeri ini. Bahkan masyarakat awam dan tidak mengerti politik pun mahfum akan hal ini.

Pada pemilu tahun 2024 ini legislator yang sedang berupaya keras untuk melanjutkan karier untuk tahap lima tahun berikutnya berusaha mengambil peran untuk “membantu” para calon ASN yang sedang menunggu SK penugasan agar bisa mendapatkan tempat penugasan yang sesuai dengan harapannya, yakni dengan cara  menghubungkan para Calon ASN PPPK ini  dengan eksekutif atau pejabat yang terkait dengan hal itu, disinilah para calon ASN PPPK ini diberi penawaran  dengan konsekuensi harus memberikan imbalan dalam bentuk suara pada saat hari pencoblosan tiba, dan bukan hanya suara dari calon ASN PPPK itu sendiri, melainkan beberapa dari mereka sudah diberi target sebanyak jumlah tertentu. Salah seorang dari mereka yang sempat penulis wawancarai  mengatakan bahwa mereka ditarget sebanyak belasan hingga puluhan suara untuk setiap  calon ASN.  Meski ini terasa cukup berat, namun mereka menyetujuinya.  Beberapa dari mereka  mengatakan tidak akan memaksakan diri mengejar  jumlah yang ditargetkan, namun akan berusaha memintanya dari kalangan terdekatnya saja.

Satu pertanyaan yang  muncul adalah mengapa para guru calon ASN ini mau melakukan hal ini padahal mereka sudah lulus, apa yang mereka khawatirkan ?. jawabannya adalah adanya kekhawatiran bahwa mereka akan diberi penugasan pada tempat yang jauh dari wilayah domisilinya saat ini.  Ini akan menjadi satu beban tersendiri dan sangat tidak diharapkan, karena itu berarti mereka akan berpindah domisili dan jika tidak maka mereka harus menempuh perjalanan jauh ke tempat tugas yang baru setiap harinya, dan itu akan menguras waktu, biaya dan energi yang lebih. Alih-alih untuk dialokasikan merancang pembelajaran yang bermakna yang terjadi malah guru setiap hari mengalokasikan banyak waktu dijalan dan kelelahan setibanya di rumah.  Dan yang lebih parah lagi jika mereka mendapatkan penugasan pada sekolah dengan kondisi ketidakcukupan jam mengajar bagi guru yang sudah bersertifikat pendidik dan kesulitan mendapatkan tugas tambahan yang berakibat tidak cairnya tunjangan profesi guru yang diharapkan.

Tulisan ini dimaksudkan hanya untuk memberikan sedikit gambaran tentang kondisi sebagian para calon ASN PPPK guru yang masih menunggu SK penugasan dari pihak yang berwenang. Dan berharap ditempat tugasnya yang baru mereka tetap menjadi abdi bangsa yang akan mampu membangun karakter  para generasi emas  penerus negeri ini.

 

Ikuti tulisan menarik Masdariah Tammuwali lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 jam lalu

Terpopuler