x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 14 Februari 2024 06:32 WIB

Lupakan Bujuk Rayu Politisi, Datangi TPS dan Tunjukkan Kita Rakyat Berdaulat

Kinilah saatnya kita sebagai rakyat memberi pelajaran terbaik kepada politisi agar mereka tidak seenaknya memperlakukan rakyat bak mainan. Kita tunjukkan bahwa rakyatlah yang berdaulat dengan cara mendatangi Tempat Pemungutan Suara dan menggunakan hak pilih sesuai nalar sehat dan suara nurani kita, lupakan bujuk rayu dan janji-janji para politisi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memilih pemimpin bukanlah perkara yang berdampak sesaat. Setidaknya dalam lima tahun ke depan, atau mungkin malah 10 tahun ke depan, kita berada di bawah kepemimpinan figur yang memperoleh suara terbanyak dalam pilpres sekarang. Jika kita keliru memilih pemimpin untuk diberi amanah, dampaknya bahkan bisa melebihi 10 tahun. Jika dampaknya baik, baik pula kita untuk waktu yang panjang. Jika dampaknya buruk, keadaan kita akan buruk berkepanjangan.

Bagi rakyat, pemberian suara yang dijadwalkan berlangsung Rabu ini, 14 Februari 2024, akan menjadi momen yang sangat penting. Pilihan bagi rakyat hanya ada dua: Apakah kita akan surut ke masa lampau yang suram atau kita akan maju ke arah masa depan yang lebih baik. Kita harus menyadari peran kita sebagai pemilik suara dalam menentukan arah sejarah bangsa dan negeri ini. Salah memilih pemimpin akan berdampak buruk, bukan hanya pada diri kita sendiri, tapi juga ke anak dan cucu.

Sebagai rakyat yang berdaulat, kita jangan tergiur oleh janji-janji yang sudah ratusan kali diucapkan para politisi dalam beragam kesempatan: saat debat, ketika kampanye, tatkala menemui rakyat. Percayalah, janji memang ‘barang dagangan’ asli politisi. Tanpa janji, politisi akan kebingungan apa yang hendak mereka jual. Repotnya lagi, apabila kemudian mereka tidak mampu memenuhi janji, mereka punya seribu alasan untuk mengelak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jangan tukar suara kita dengan sembako apapun, jangan serahkan suara kita dengan harga berapapun. Sembako dan harga yang diberikan politisi itu tidak sebanding dengan nilai masa depan yang baik, yang mungkin dapat kita nikmati bila kita memilih pemimpin yang benar dan amanah. Kesalahan dalam memilih pemimpin sama saja dengan menyerahkan diri kita sendiri kepada masa depan yang suram, yang mungkin berlangsung berkepanjangan.

Setelah para politisi berbusa-busa menebar beragam janji, maka kini saatnya bagi rakyat untuk menegaskan bahwa rakyatlah pemilik kedaulatan, bukan politisi maupun penguasa. Dalam upaya meraih suara rakyat, siapapun bisa saja bersikap tidak peduli apakah cara-cara yang mereka tempuh legal dan etis ataukah tidak. Mereka juga tidak peduli apakah tindakannya menerabas aturan atau mengubah aturan demi membuka jalan bagi diri mereka. Langkah-langkah ini jelas awal yang buruk bagi masa depan negeri ini, dan karena itu rakyat harus bersikap.

Rakyat dapat menjadi hakim yang memutus perkara ini dengan cara memilih calon pemimpin yang memang layak dan pantas untuk dipilih, yang selama proses pencalonan tidak memiliki masalah etis serta tidak melanggar maupun memanipulasi aturan. Pemungutan suara kali ini harus menjadi momen untuk menunjukkan rakyatlah yang berdaulat. Jangan biarkan kita menjadi objek yang dapat sesuka hati dimanipulasi oleh politisi. Jangan biarkan kita menjadi objek yang dapat dipermainkan seenak hati oleh politisi.

Kinilah saatnya kita sebagai rakyat memberi pelajaran terbaik kepada politisi agar mereka tidak seenaknya memperlakukan rakyat bak mainan. Kita tunjukkan bahwa rakyatlah yang berdaulat dengan cara mendatangi Tempat Pemungutan Suara dan menggunakan hak pilih sesuai nalar sehat dan suara nurani kita, bukan karena bujuk rayu dan janji-janji para politisi. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler