Jalan Tikus: antara Penyelamat dan Malapetaka

Senin, 30 September 2024 08:44 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Percaya atau tidak, jalan tikus ini bisa merupakan metafora hidup yang menarik. Kadang, dalam perjalanan menuju tujuan, kita memilih untuk mengambil jalan pintas: terlihat menjanjikan, tetapi bisa saja berakhir di tempat yang lebih ribet.

Siapa di antara kita yang tidak pernah tergoda mengambil jalan tikus? Di tengah kemacetan yang menyiksa, papan nama bertuliskan "jalan alternatif" atau cerita teman tentang jalur rahasia pasti menggoda.

Membayangkan bisa menyelinap lewat gang-gang sempit, menghindari kemacetan, dan tiba di tujuan lebih cepat terasa begitu menggembirakan. Jalan tikus, seolah menawarkan solusi bagi kita yang sudah putus asa melihat Google Maps merah menyala sepanjang jalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi, seperti kata pepatah, tidak semua yang berkilau itu emas. Jalan tikus kadang hanya pelipur lara sementara, sebuah oase yang menipu.

Awalnya, kita senang bisa menghindari lampu merah dan barisan mobil yang tak bergerak. Namun, bagi yang kurang beruntung atau tidak paham betul peta jalan tikus, gang-gang ini malah membawa pada petualangan tak terduga. Mulai dari jalanan sempit yang cuma muat satu mobil, belokan tak jelas, sampai tiba-tiba ketemu jalan buntu yang bikin putar balik.

Bahkan, tak jarang jalan tikus justru memusingkan, seperti labirin yang lebih cocok untuk hewan percobaan daripada pengemudi. Seharusnya perjalanan lebih cepat, eh malah kesasar jauh lebih lama.

Kalau sedang sial, bukannya terhindar dari macet, memalui jalan tikus malah terjebak di gang sempit bareng pengemudi lain yang punya ide serupa.  Akhirnya, kemacetan pindah dari jalan utama ke jalan tikus. Alhasil, jadi mirip parade kendaraan yang stuck, cuma dengan pemandangan gang-gang kumuh dan rumah-rumah berjejeran.

Kadang, kita memutuskan ambil jalan tikus bukan karena yakin bakal sampai lebih cepat, tapi lebih sebagai upaya "berdamai dengan nasib" atau menghindari kejemuan. Ini pilihan psikologis: daripada cuma diem nggak bisa apa-apa di tengah macet, mendingan ambil risiko—walaupun itu mungkin membuat kita tersesat. Seperti kata orang, "daripada stuck, mending gerak meski nggak jelas arahnya".

Namun, jalan tikus juga punya pesona tersendiri. Ada sensasi petualangan yang datang bersamanya. Kita merasa jadi semacam penjelajah modern, orang yang bisa menemukan jalan-jalan rahasia yang tak diketahui banyak orang. Apalagi kalau berhasil, rasanya seperti menang jackpot kecil: sampai lebih cepat dari ekspektasi, plus bonus cerita heroik buat dipamerkan ke teman atau keluarga.

Di sisi lain, bagi yang kurang familiar dengan jalur-jalur ini, perjalanan di jalan tikus bisa jadi penuh kebingungan dan cemas. Salah belok sedikit, peta mental buyar, dan tiba-tiba kita sudah tersesat jauh dari tujuan. Dan ya, yang nggak kalah ngeselin: tidak semua jalan tikus benar-benar bebas hambatan.

Terkadang, jalan alternatif ini sudah terlalu populer sampai jadi “jalan utama kedua” yang sama macetnya. Jadi, akhirnya sama saja: macet di jalan besar, atau macet di jalan kecil. Bedanya cuma pada seberapa besar rasa frustasi yang kita alami.

---

Percaya atau tidak, jalan tikus ini juga metafora hidup yang menarik. Kadang, dalam perjalanan menuju tujuan, kita memilih untuk mengambil jalan pintas: terlihat menjanjikan, tetapi bisa saja berakhir di tempat yang lebih ribet daripada sebelumnya.

Jalan tikus adalah simbol dari keputusan-keputusan yang kita ambil dengan harapan menghindari masalah, tapi sering kali justru menambah masalah baru. Seperti keputusan untuk skip antrean di jalan, skip kerjaan yang ribet, atau bahkan skip kewajiban, yang berujung pada konsekuensi yang jauh lebih menyulitkan.

Intinya, jalan tikus itu seperti hadiah yang tersembunyi: kadang membawa keberuntungan, kadang menambah beban. Kalau beruntung, kita bisa sampai lebih cepat dan selamat. Kalau tidak, bersiaplah untuk jalan lebih jauh, lebih pusing, dan lebih capek.

Jadi, besok kalau kamu dihadapkan pada kemacetan yang memicu stres dan muncul godaan untuk ambil jalan tikus, jangan lupa siap-siap. Siapkan peta, keberanian, dan mental kuat untuk menghadapi segala kemungkinan. Siapa tahu, di ujung jalan tikus itu, bukan bebas dari macet yang kamu dapatkan, tapi malah perjalanan lebih panjang yang bikin frustasi.

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler