Meningkatkan Literasi Sains Siswa SD Melalui LKPD Berbasis Guided Inquiry

Jumat, 13 Desember 2024 21:10 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
inkuiri
Iklan

Minat siswa SD di bidang sains sangat rendah. Padahal literasi sains penting untuk membekali siswa menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

Sebagai guru inovatif dan mahasiswa pascasarjana Pendidikan Dasar di Universitas Negeri Malang, saya, Balik Sholikhatus Sakina, merasa terpanggil untuk menciptakan pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mampu meningkatkan literasi sains siswa.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi pendidikan dasar saat ini, saya percaya bahwa pendekatan inovatif adalah kunci untuk mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi abad ke-21.

Mengapa Literasi Sains Itu Penting?

Literasi sains adalah salah satu kompetensi esensial di abad ke-21. Kemampuan ini memungkinkan siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, rendahnya literasi sains masih menjadi permasalahan di banyak sekolah dasar. Metode pembelajaran konvensional yang terlalu berpusat pada guru sering kali membuat siswa kurang terlibat aktif dalam proses belajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam penelitian saya, saya menemukan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Guided Inquiry dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi tantangan ini. Guided Inquiry adalah metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, memotivasi mereka untuk mengeksplorasi, berpikir kritis, dan memecahkan masalah secara mandiri.

LKPD Berbasis Guided Inquiry: Solusi Inovatif

Saya mengembangkan LKPD yang dirancang khusus untuk topik perubahan wujud zat. LKPD ini dirancang dengan langkah-langkah sistematis yang memandu siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Misalnya, pada tahap awal, siswa diminta mengamati gambar batu bata dan es batu untuk menemukan persamaan dan perbedaan. Kemudian, mereka membuat hipotesis berdasarkan video bertema “Gletser Himalaya.”

Proses penyelidikan ini dilanjutkan dengan berbagai eksperimen, seperti:

  • Membuat lilin aroma terapi untuk memahami perubahan wujud padat menjadi gas.

  • Membuat masker telur timun untuk mempelajari perubahan cair menjadi padat.

  • Mengamati bunga es di freezer sebagai contoh perubahan gas menjadi padat.

Setelah melakukan eksperimen, siswa menganalisis data dan menarik kesimpulan. Langkah-langkah ini dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif dan memberikan pemahaman mendalam tentang konsep perubahan wujud zat.

Hasil yang Menginspirasi

Penelitian saya menunjukkan hasil yang signifikan. Kelompok siswa yang menggunakan LKPD berbasis Guided Inquiry mengalami peningkatan literasi sains sebesar 33,28%, jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang hanya meningkat 23,45%. Hasil belajar siswa juga meningkat secara signifikan dengan rata-rata N-Gain 20,69% pada kelompok eksperimen dibandingkan 11,23% pada kelompok kontrol.

Metode ini tidak hanya meningkatkan hasil akademik, tetapi juga memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Mereka lebih percaya diri dalam bertanya, berdiskusi, dan menyampaikan ide. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk membentuk siswa yang kritis, kreatif, dan kolaboratif.

Harapan ke Depan

Sebagai pendidik, saya berharap hasil penelitian ini dapat menginspirasi guru-guru lain untuk menerapkan pendekatan serupa di kelas mereka. LKPD berbasis Guided Inquiry telah membuktikan dirinya sebagai alat yang efektif dalam meningkatkan literasi sains dan hasil belajar siswa. Dengan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua, saya yakin pendidikan dasar Indonesia dapat melahirkan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global.

Saya percaya bahwa inovasi dalam pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari bergerak bersama untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan memberdayakan anak-anak bangsa.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler