Siapakah Suku Alawi? Sejarah, Keyakinan, dan Peran Mereka di Timur Tengah

Kamis, 13 Maret 2025 20:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Pendukung Bashar Al Assad
Iklan

Suku Alawi adalah kelompok keagamaan minoritas di Suriah, berasal dari cabang Islam Syiah, dengan keyakinan unik dan peran politik penting.

Suku Alawi, atau yang juga dikenal sebagai Alawi, adalah kelompok keagamaan dan etnis yang memiliki peran penting dalam sejarah dan politik Timur Tengah, khususnya di Suriah. Meskipun jumlah mereka relatif kecil, pengaruh mereka cukup signifikan, terutama dalam beberapa dekade terakhir. 

Asal Usul dan Sejarah Suku Alawite

Suku Alawite berasal dari cabang Islam Syiah dan memiliki akar sejarah yang panjang. Nama "Alawi" diambil dari nama Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad, yang dihormati dalam tradisi Syiah. Kelompok ini mulai terbentuk sekitar abad ke-9 dan ke-10 di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Suriah utara, terutama di daerah pegunungan dekat Latakia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama berabad-abad, suku Alawi sering mengalami penindasan dan penganiayaan karena keyakinan mereka yang dianggap menyimpang oleh kelompok Muslim Sunni yang dominan. Mereka hidup secara terisolasi di pegunungan Suriah, yang membantu mereka mempertahankan identitas dan tradisi mereka. Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, mereka dianggap sebagai kelompok minoritas yang terpinggirkan dan sering menjadi sasaran diskriminasi.

Keyakinan dan Praktik Keagamaan

Keyakinan suku Alawi merupakan perpaduan antara ajaran Islam Syiah, filsafat Yunani kuno, dan unsur-unsur kepercayaan lokal. Beberapa aspek keyakinan mereka dianggap esoteris dan hanya diketahui oleh anggota komunitas yang telah diinisiasi.

Beberapa ciri khas keyakinan Alawite meliputi:

  1. Penyembahan terhadap Ali bin Abi Thalib: Ali dianggap sebagai perwujudan Tuhan di dunia.

  2. Trinitas dalam Keyakinan: Mereka percaya pada trinitas yang terdiri dari Ali, Muhammad, dan Salman al-Farisi.

  3. Kepercayaan pada Reinkarnasi: Mereka percaya pada konsep reinkarnasi, yang tidak umum dalam Islam mainstream.

  4. Praktik Rahasia: Banyak ritual dan doa mereka dilakukan secara tertutup dan hanya diikuti oleh anggota komunitas.

Karena keyakinan mereka yang unik, suku Alawi sering dianggap sebagai kelompok minoritas yang terpisah dari Islam Sunni dan Syiah mainstream. Bahkan, beberapa ulama Sunni menganggap mereka di luar Islam karena perbedaan doktrin yang mendasar.

Peran Politik Suku Alawite di Suriah

Suku Alawi memainkan peran penting dalam politik Suriah, terutama sejak abad ke-20. Keluarga Assad, yang berasal dari komunitas Alawite, telah memimpin Suriah sejak tahun 1970. Hafez al-Assad, ayah dari presiden Suriah saat ini, Bashar al-Assad, adalah tokoh kunci yang membawa suku Alawite ke puncak kekuasaan.

Hafez al-Assad, seorang mantan pilot dan pemimpin militer, mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada tahun 1970. Di bawah kepemimpinannya, suku Alawite mendapatkan posisi strategis dalam pemerintahan, militer, dan intelijen Suriah. Hal ini menciptakan ketegangan dengan kelompok Sunni mayoritas, yang merasa terpinggirkan oleh dominasi Alawi.

Ketegangan ini semakin memanas selama Perang Saudara Suriah yang dimulai pada tahun 2011. Suku Alawi dianggap sebagai pendukung utama rezim Assad, sementara kelompok oposisi didominasi oleh Sunni. Konflik ini telah menyebabkan ribuan korban jiwa dan mengubah peta politik Timur Tengah.

Populasi dan Penyebaran Suku Alawite

Mayoritas suku Alawi tinggal di Suriah, terutama di wilayah pegunungan di dekat pantai Mediterania, seperti Latakia dan Tartus. Diperkirakan ada sekitar 2-3 juta orang Alawite di Suriah, yang merupakan sekitar 10-15% dari total populasi negara tersebut.

Selain di Suriah, ada juga komunitas kecil Alawite di Lebanon, Turki, dan negara-negara lain di Timur Tengah. Di Lebanon, mereka tinggal di wilayah utara dan memiliki hubungan dekat dengan kelompok Syiah Hizbullah.

Tantangan dan Masa Depan Suku Alawite

Suku Alawi menghadapi berbagai tantangan, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, ada tekanan untuk memodernisasi dan mengintegrasikan diri dengan masyarakat yang lebih luas. Generasi muda Alawi mulai mempertanyakan tradisi dan keyakinan mereka, terutama dalam menghadapi globalisasi dan modernisasi.

Secara eksternal, mereka sering menjadi sasaran diskriminasi dan kekerasan karena dianggap sebagai pendukung rezim Assad. Selama Perang Saudara Suriah, banyak komunitas Alawite yang menjadi target serangan oleh kelompok oposisi.

Masa depan suku Alawi sangat tergantung pada perkembangan politik di Suriah dan kawasan Timur Tengah. Jika konflik terus berlanjut, mereka mungkin akan tetap menjadi kelompok yang terisolasi. Namun, jika perdamaian tercapai, ada peluang untuk integrasi yang lebih baik dengan masyarakat Suriah yang lebih luas.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana

80 Pengikut

img-content

Strategi Pertumbuhan Konglomerat

Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
img-content

Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking

Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler