Menyelami Ejaan dan Tanda Baca: Fondasi Kecil yang Berdampak Besar

Minggu, 25 Mei 2025 09:31 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Kurikulum Indonesia
Iklan

Artikel ini membahas pentingnya ejaan dan tanda baca dalam tulisan, serta cara penggunaannya yang tepat agar pesan tertulis lebih mudah dipahami

Pendahuluan
Pernahkah Anda merasa kebingungan saat membaca sebuah tulisan karena penggunaan tanda baca yang tidak tepat? Atau mungkin Anda pernah melihat kata yang ditulis dengan huruf kapital secara sembarangan? Meski terlihat sepele, ejaan dan tanda baca merupakan unsur penting dalam berkomunikasi secara tertulis. Tanpa keduanya, pesan yang disampaikan bisa berubah makna atau bahkan gagal dipahami. Artikel ini mengajak pembaca untuk menyelami pentingnya ejaan dan tanda baca dalam Bahasa Indonesia, serta bagaimana penggunaannya yang tepat dapat meningkatkan kualitas tulisan.

Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
Huruf kapital digunakan untuk menandai awal kalimat, nama diri, gelar, dan berbagai unsur lain dalam penulisan resmi. Misalnya: “Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol baru.” Huruf miring, di sisi lain, digunakan untuk menandai istilah asing atau judul karya tulis. Contoh: online, Majalah Tempo.

Penggunaan Tanda Baca Titik, Koma, dan Titik Dua secara Tepat
Tanda baca bukan hanya pemanis tulisan, melainkan penuntun logika kalimat. Titik menandai akhir pernyataan, koma memisahkan elemen dalam satu kalimat, dan titik dua mengantar rincian atau penjelasan. Salah dalam penggunaan tanda baca dapat menimbulkan ambiguitas. Contoh:

  • Salah: Saya suka makan kue teman saya.

  • Benar: Saya suka makan kue, teman saya.

Tanda Baca dalam Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Dalam kalimat langsung, tanda petik digunakan untuk mengutip ucapan. Contoh: Andi berkata, “Saya akan datang.” Dalam kalimat tidak langsung, tanda petik tidak digunakan: Andi berkata bahwa ia akan datang.

Kesalahan Ejaan dan Tanda Baca dalam Teks Akademik dan Media Sosial
Di era digital, banyak terjadi penyimpangan dalam ejaan dan tanda baca, terutama di media sosial. Penulisan yang serampangan berdampak pada menurunnya kualitas komunikasi tertulis dan bahkan bisa menyebabkan salah paham. Teks akademik pun tak lepas dari ancaman ini, misalnya dalam penggunaan akronim yang tidak dijelaskan, atau penulisan istilah yang tidak konsisten.

Kesimpulan
Ejaan dan tanda baca merupakan aspek mendasar dalam penulisan yang sering diabaikan. Padahal, dari hal-hal kecil inilah makna besar dapat tersampaikan dengan benar. Mari kita mulai memperhatikan dan memperbaiki cara kita menulis, dimulai dari memahami fungsi dan penggunaan ejaan serta tanda baca dengan tepat. Karena komunikasi yang baik selalu dimulai dari tulisan yang tertata.

Daftar Pustaka

  1. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemdikbud.

  2. Moeliono, Anton M. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

  3. Alwi, Hasan, dkk. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

  4. Chaer, Abdul. (2009). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

  5. Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler