Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.

Tiba‑tiba Nge-blank,  Itu Artinya Otak Sedang Istirahat Diam-diam

Selasa, 10 Juni 2025 13:45 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi otak kita kosong
Iklan

Pernah tiba-tiba bengong tanpa tahu sedang mikir apa? Bisa jadi itulah cara otakmu mengambil jeda diam-diam dari padatnya aktivitas mental.

***

Anda sedang berbicara di depan umum atau membaca buku, lalu tiba‑tiba semuanya terasa kosong. Pikiran seolah berhenti bekerja. Fenomena ini dikenal sebagai mind blanking, dan ternyata lebih umum terjadi daripada yang dibayangkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah tinjauan ilmiah terbaru yang mempelajari lebih dari 80 penelitian mendapati bahwa kondisi “pikiran kosong” ini bisa terjadi sekitar 5 hingga 20 persen dari waktu bangun seseorang. Tidak seperti mind wandering, yang terjadi ketika pikiran melayang ke topik lain, mind blanking adalah saat seseorang benar-benar tidak memikirkan apa-apa.

Peneliti menyimpulkan bahwa kondisi ini bukan sekadar hilang fokus, tetapi benar-benar keadaan mental kosong. Dalam beberapa studi menggunakan elektroensefalografi (EEG), ditemukan bahwa otak menampilkan pola gelombang lambat seperti ketika seseorang sedang tidur lokal — sebuah kondisi di mana bagian-bagian otak “beristirahat” meski orang tersebut dalam keadaan sadar.

Penurunan aktivitas ini juga terlihat dalam studi pencitraan otak. Ketika peserta diminta untuk sengaja “tidak memikirkan apa pun,” area seperti korteks frontal inferior, area Broca, hippocampus, dan bagian sistem motorik menunjukkan penurunan aktivitas. Namun, para ahli menekankan bahwa ini berbeda dari mind blanking spontan, yang terjadi tanpa diminta atau direncanakan.

Salah satu penjelasan yang muncul adalah bahwa mind blanking terjadi ketika tingkat rangsangan (arousal) otak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Artinya, otak tidak mampu mempertahankan keseimbangan aktivitas, dan akhirnya mengalami jeda sementara.

Situasi seperti kelelahan fisik, stres berkepanjangan, atau konsentrasi ekstrem bisa menjadi pemicu utama. Setelah otak bekerja keras dalam waktu lama, ia tampaknya “mematikan sebagian fungsi” sejenak untuk memulihkan energi.

Menariknya, individu dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) diketahui lebih sering mengalami mind blanking. Ini berkaitan dengan pola aktivitas jaringan otak yang berbeda, khususnya pada default mode network — bagian otak yang aktif saat seseorang tidak fokus pada dunia luar.

Kondisi neurologis lain seperti kecemasan, trauma, dan cedera otak juga dikaitkan dengan frekuensi mind blanking yang lebih tinggi. Meski begitu, para ahli sepakat bahwa fenomena ini tidak selalu menandakan gangguan kesehatan.

“Ini bisa menjadi mekanisme perlindungan otak,” kata salah satu peneliti seperti dikutip popularscience.com.  “Otak butuh waktu untuk ‘bernapas’. Jadi ketika ia kehilangan fokus sejenak, itu mungkin bentuk pemulihan alami.”

Kendati bisa terjadi kapan saja, mind blanking kerap muncul dalam situasi penuh tekanan — seperti saat harus berbicara di depan publik atau sedang menyelesaikan tugas penting. Dalam momen seperti itu, banyak orang merasa frustrasi karena mendadak tidak tahu harus berkata apa.

Namun ada cara untuk menghadapinya. Teknik pernapasan dalam, memberi jeda sejenak, atau mengulangi pertanyaan bisa membantu otak kembali “tersambung.” Yang penting, tidak panik.

Fenomena ini membuka peluang baru dalam penelitian kesadaran manusia. Para ilmuwan berharap pemahaman yang lebih mendalam tentang mind blanking dapat membantu dalam pengembangan terapi untuk gangguan mental dan meningkatkan produktivitas kerja.

Meskipun terkesan mengganggu, otak yang tiba-tiba kosong,  mungkin hanya sedang mengambil jeda yang diperlukan. Seperti perangkat elektronik, kadang otak juga butuh “restart” untuk kembali berfungsi optimal. ***

 

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler