Merdekakah Indonesia Kita?

Senin, 1 September 2025 14:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Demokrasi Deliberatif
Iklan

Hingar bingar dan euforia rasa bahagia perayaan kemerdekaan masih melekat dalam ingatan, bahkan umbul - umbul dan bendera belum lagi diturunkan.

***

Rasa suka cita itu mendadak beralih rupa menjadi duka lara yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Perjalanan bangsa ini kembali harus berjumpa dengan kegetiran yang tak biasa. Beragam analisa mulai bermunculan seiring semakin meluasnya aksi demostrasi yang terjadi hampir diseluruh belahan negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berawal dari kericuhan akan kenaikan tunjangan para anggota legislatif tanpa mempertimbangkan kondisi perekonomian masyarakat secara luas, juga kekecewaan masyarakat akan kenaikan pajak yang tak masuk akal, belum lagi perilaku para wakil rakyat yang menantang rakyat dan berjoget ria menertawakan kekecewaan rakyat. Percikan-percikan amarah terakumulasi dalam bentuk demonstrasi yang awalnya terkendali berubah jadi lautan api.

Kemarahan yang tak teratasi karena para wakil rakyat yang tetap bersembunyi, ditambah kecelakaan yang menimpa seorang pengemudi ojol karena kecerobohan polisi, aksi anarkis tak bisa dibendung lagi. Dalam situasi yang bagaikan perang ini, tak nampak kesungguhan dari ketua maupun para anggota legislatif yang menjawab kemarahan rakyat dengan bukti akan keberpihakan mereka kepada rakyat yang katanya diwakili.

Sungguh hal yang sangat mengenaskan, ketika pemberitaan tentang meluasnya aksi dan semakin bertambahnya korban jiwa maupun harta benda, tetapi mereka yang menikmati uang pajak tetap tenang dalam persembunyiannya. Mungkin opsi yang dilontarkan oleh sebagian rakyat untuk membubarkan DPR benar-benar perlu diwujudkan, agar para anggota dewan itu mau memetik pembelajaran, bahwa dalam demokrasi, tetap rakyatlah yang memegang kendali.

Merdeka, sebuah kata yang terkesan jauh panggang dari api jika kita melihat kondisi saat ini. Negeri ini tidak butuh orang-orang yang hanya bisa "ngapusi" , tapi ibu pertiwi butuh anak negeri yang mau berjuang sepenuh hati. Jika kepercayaan rakyat hanya dijadikan alat untuk memperkaya diri sendiri, tidak sepenuhnya salah jika rakyat menyusun petisi.

Politisi yang telah terbukti mengumbar janji tapi tidak ditepati, sebaiknya berpikir dua kali untuk tetap bertahan duduk dikursi. Hari ini, akan menjadi bagian perjalanan panjang negeri ini untuk benar-benar menikmati arti Merdeka yang hakiki.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Anita Rakhmi Shintasari Rakhmi Shintasari, S.Pd.

Guru BK SMPN 22 Semarang-Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Pentingnya Komitmen Untuk Menumbuhkan Praktik Baik

Senin, 15 September 2025 22:32 WIB
img-content

Apakah Kami Boleh Menolak Potongan Ini

Selasa, 2 September 2025 14:31 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler