x

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bung Karno, Jokowi, dan Seniman

Karya seniman dibuat dengan rasa. Ada kejujuran di dalamnya. Begitu kira-kira yang saya tangkap dari ucapan Mendagri Tjahjo Kumolo di Taman Ismail Marzuki.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Karya seniman dibuat dengan rasa. Ada kejujuran di dalamnya. Begitu kira-kira yang saya tangkap dari ucapan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Taman Ismail Marzuki (TIM), kemarin. 
 
Jumat malam, 18 Desember 2015, petang baru saja habis. Remang malam pun mulai merambat. Di TIM, ada keramaian lain dari biasanya. Di salah satu pojok komplek 'kampung seniman' itu, sedang digelar sebuah hajatan. Gapura terpampang dengan tulisan mencolok : " Pesta Seni Rupa Indonesia 2015", menyambut para pengunjung yang datang. 
 
Jumat malam itu, saya diminta meliput agenda Menteri Tjahjo. Ya, malam itu, mantan Sekjen PDIP itu diundang oleh komunitas para seniman yang punya gawean di sana untuk membuka pameran seni lukis. 
Tiba di TIM, malam sudah mulai merambat.  Suasana di TIM, sudah ramai. Bahkan parkiran sepeda motor pun penuh. Begitu juga, parkiran mobil. Dengan tergesa saya menuju tempat acara pembukaan pameran. 
 
Ternyata, saat saya tiba, acara baru saja dimulai. Ketua panitia sedang memberi kata sambutan. Seorang lelaki berpakaian ala jawara, berikat kepala, berambut gondrong sedang berpidato. Dalam pidatonya, si lelaki yang sepertinya seorang seniman, menghaturkan terima kasih atas kesediannya Menteri Tjahjo sudi datang membuka pameran. Seraya ia pun berharap pemerintah memberi perhatian kepada para seniman. Memberi dukungan bagi seniman untuk berkarya. Dan, bersedia menjadi fasilitator mempromosikan karya para seniman kepada masyarakat. 
 
Menteri Tjahjo malam itu, datang dengan berbatik lengan panjang. Duduk di tenda kecil,  menyimak dengan serius pidato ketua panitia di depan panggung kecil. Wajahnya cerah, dan begitu sumringah. Sampai kemudian, setelah pengelola TIM memberi sambutan pendek, Tjahjo di daulat ke depan panggung untuk berpidato, memberi semacam kata sambutan, membuka pameran seni rupa rakyat. 
 
Tanpa teks, Menteri Tjahjo memulai pidato sambutannya. Kata dia,  pemerintah, terutama para pemimpin memang harus dekat dengan para seniman. Karena lewat seniman, para pemangku kebijakan bisa belajar, terutama untuk mengasah rasa agar peka menampak suara kebenaran. Ia pun kemudian bercerita, bahwa dulu Bung Karno sangat menghargai para seniman. Bahkan, sang proklamator itu begitu dekat dengan para seniman. Selalu diluangkan waktu untuk bercengkrama dengan para seniman.
 
" Bung Karno dulu rutin mengundang para seniman," kata Tjahjo. 
 
Dan tradisi mengundang para seniman ke Istanan, kini mulai dilanjutkan kembali oleh Presiden Jokowi. Kemarin, kata dia, Jokowi mengundang para seniman lawak ke Istana untuk makan malam dan bercengkrama. Dan, setelah itu seniman-seniman lain akan diundang pula. 
 
" Kedepan akan di undang juga seniman lukis," ujarnya. Tepuk tangan pun terdengar ramai dari yang hadir di acara pembukaan pesta seni rupa rakyat. 
 
Tidak lupa, Tjahjo berjanji, akan mengusahakan kemudahan untuk para seniman, agar bisa berekpresi dengan leluasa di TIM. Bahkan ia berjanji akan berbicara dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok untuk mendukung kegiatan para seniman di TIM. 
 
" Saya kira ini harus direspon positif. Ini harus jadi agenda tiap tahun. Dan tiap tahun, kalau bisa tak usah sewa tempat, gratis. Nanti saya sampaikan ke pak gubernur," katanya. 
 
Tjahjo melanjutkan pidatonya. Kata dia, Indonesia adalah negeri yang indah juga kaya. Alamnya begitu indah. Masyarakat dan budayanya sangat beragam. Dan, ini lahan seniman untuk berkarya, memotret serta melukis Indonesia dari segala sisi. Tjahjo pun mengaku kagum dengan cara kerja seniman. Seniman di mata dia, adalah orang-orang yang jujur dalam mengekspresikan segala rasa, ide, gagasan dan apa yang dilihatnya.  
 
" Seniman, apakah dia itu pelukis pasti merekam dengan perasaan, dengan hati nurani dengan kejujuran, " katanya.
 
Dan, peran seniman sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedepan bahkan ia punya obsesi,  semua daerah ada pamera pesta seni rupa rakyat. Karena Indonesia punya potensi untuk itu. 
 
" Ini saya kira harus diselenggarakan secara rutin. Bahkan pameran, harus dilaksanakan di kabupaten atau provinsi," katanya.
 
Kepada para seniman kata Tjahjo, semua harus belajar. Lewat para seniman, semua bisa belajar bagaimana mengasah rasa dengan kejujuran. Seniman, kata dia, adalah sosok-sosok yang bisa dikatakan memberi pencerahan.
 
"Lewat pameran, para seniman memberi pencerahan pada seluruh masyarakat. Saya pecinta seni. Seniman pasti sampaikan pikiran, gagasan, ide lewat coretan, lewat puisi dari apa yang dilihat sesungguhnya tanpa keinginan apapun," tuturnya. 
 
Di ujung pidatonya, kembali Tjahjo mengulang janjinya untuk membantu para seniman. Ia akan buat surat kepada Gubernur DKI Jakarta, agar ajang semacam pesta seni rupa rakyat jadi agenda rutin. Bahkan, ia minta, pemerintah bisa memberi semacam subsidi untuk kegiatan pameran para seniman. 
 
" Supaya bisa menggairahkan pamerannnya. Maka, dengan ucapan Bismillah saya resmikan pameran lukis nusantara ini. Semoga ini memberikan kesuksesan bagi kita semua," katanya. 
 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

10 jam lalu

Terpopuler