x

Iklan

Muhamad Faisal Al'ansori

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bala-bala Gengster, Gengster yang Baik Hati #1

Penyuka Kupat Tahu

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apa kesan Anda saat mendengar kata ‘gengster’ ? Penjahatkah ? Bisa jadi sadistis kali ya ? Identik dengan perkelahian ? Atau dekat dengan kekerasan ? Tapi tenanglah, pemakaian kata ‘gengster’ yang satu ini jauh dari makna darah ataupun luka.  

Adalah bala-bala gengster. Bala-bala merupakan nama lain dari gorengan bakwan. Penyebutan kata ‘bala-bala’ lazim digunakan dalam pergaulan di tatar Sunda. Penganan yang satu ini acap kali menarik perhatian perut. Irisan tipis dari wortel dan kol, lalu dibungkus dengan adonan tepung, menjadikannya sebagai cemilan gurih nan nikmat. Terlebih lagi disantap saat masih hangat. Kepulan asap yang membumbung ke udara mampu membuat air liur berdecit. Apalagi menyantapnya sambil ditemani secangkir kopi hitam atau segelas teh manis hangat. Hmm.

Jadi ceritanya begini. Di salah satu sudut Pasar Ujung Berung, Kota Bandung, terdapat penjual gorengan. Tempat ini populer dengan nama Bala-bala Gengster. Penjualnya merupakan pasangan suami istri yang dibantu dua orang pemuda. Nampaknya, pasangan ini tidak meyukai hal-hal yang berbau arus utama. Disaat para penjual gorengan keluar rumah pada pagi, siang, atau sore hari, maka mereka mulai membuka lapak dagangannya pada jam 9 malam.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kata si ibu penjual gorengannya, dulu beberapa pembeli datang kesini dengan kondisi muka babak belur. Mereka merupakan gengster yang sudah berkelahi” cerita seorang kawan yang pernah menduduki posisi penting di salah satu lembaga pers kampus di timur Bandung ini menirukan ucapan salah satu penjual gorengan saban hari.

Mungkin, ini merupakan salah satu versi mengapa gorengannya dinamakan bala-bala gengster. Konon, masih ada lagi versi lainnya mengenai asal-usul nama bala-bala gengster. Saya belum sempat mencari versi lainnya. Rencananya akan dilanjutkan dalam tulisan bala-bala gengster#2. Hehe.

Keunikan dari bala-bala gengster yaitu dari segi ukurannya. Tiga tahun lalu, dengan ukurannya yang jumbo: sebesar telapak tangan orang usia 20-an, satu potongnya hanya berharga 500 rupiah. Jadi, dengan mengeluarkan kocek 2.000 rupiah, perut kenyang merupakan sebuah jaminan yang bakal dibawa pulang. Tapi sekarang, bala-bala gengster dijual per paket. Paket dimulai dari harga 3.000 rupiah untuk lima potong. Ada juga paket 20.000 rupiah untuk 34 potong. 

Teman Mesra 

Harga makanan murah tapi mengenyangkan merupakan dambaan para mahasiswa, terutama bagi anak kos. Apalagi disaat momen yang penuh perjuangan untuk bertahan hidup: saat akhir bulan. Oleh karena itu, saat lapar menyerang pada malam hari, berburu bala-bala gengster merupakan langkah yang sangat tepat.

Bagi pegiat pers kampus, bala-bala gengster merupakan teman mesra. Membayangkannya saja sudah membuat mereka sumringah. Apalagi jika sudah ada di hadapan muka. Itu merupakan sebuah kemewahan dari sebuah penganan yang penuh kesederhanaan.

“Ayo ah kita beli balgeng !” Biasanya kalimat ajakan itu lazim terdengar saat lapar mulai menerjang. Balgeng merupakaan sapaan akrab dan tidak lain merupakan akronim dari bala-bala gengster.   

Aktivitas para pegiat pers kampus berbeda dengan mahasiswa arus utama. Selain menghabiskan waktu di ruang kuliah, biasanya sekre lembaga pers kampus menjadi ‘ruang kuliah’ lainnya yang senantiasa dihiasi dengan diskusi dan perdebatan mengenai isu sexy.Saat dikejar deadline dalam menggarap tabloid atau majalah contohnya, mereka biasa menghabiskan sisa malam di dalam sekre. Saat momen inilah, kehadiran balgeng menjadi hal yang amat dinanti dan dirindukan.

Sembari memelototi layout dihadapan layar komputer atau mengoreksi typo dalam secarik dami, potongan balgeng atau jenis gorengan lainnya mampu menggelorakan semangat untuk merampungkan tulisan. Karena kalau terbitnya molor, maka Pemimpin Redaksi akan mengambil alih urusan. Jika sudah begini, waspadalah kalian para redaktur dan anggota !

Ikuti tulisan menarik Muhamad Faisal Al'ansori lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler