Akal Bulus Labora Sitorus

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kepemilikan uang berjumlah 1,5 triliun dalam rekening Labora Sitorus tentu membuat orang waras siapapun menaruh curiga terhadapnya.

 

Labora Sitorus. Mantan polisi yang bertugas di Sorong yang juga terpidana kasus pembalakan liar dan pencucian uang ini penuh dengan kontroversi. Kepemilikan uang berjumlah 1,5 triliun dalam rekeningnya tentu membuat orang waras siapapun menaruh curiga terhadapnya. 

Mahkamah Agung memvonisnya dengan hukuman 15 tahun penjara plus denda sebesar 5 miliyar pada September 2014. Lalu, pada Februari 2015 Labora ditahan di LP  Sorong (Kompas 6 Maret 2015). Labora memainkan akal bulusnya. Seminggu kemudian dia keluar dengan alasan sakit. Sejak saat itu dia tidak pernah kembali hingga upaya penangkapan kembali pada 4 Maret lalu gagal (Kompas  8 Maret 2016).

Ini merupakan tamparan keras bagi Kementerian Hukum dan HAM. Seharusnya penanganan kasus Labora dikhususkan dan diawasi dengan ketat. Hampir setahun dia bebas keluyuran. Hal ini mengingatkan pada kasus Gayus Tambunan, mantan pegawai perpajakan yang mempunyai rekening puluhan miliyaran rupiah. Saat dipenjara, dia bebas keluyuran ke luar negeri dan menonton tenis di Bali. Ya, Gayus memperlihatkan realita di negeri ini kalau hukum bisa dibeli.

Labora lagi-lagi memainkan akal bulusnya. Dia mengangkangi insitusi penegak hukum negeri ini. Aparat gabungan dari kepolisian dan Kemenkumham yang berjumlah lebih dari 100 orang mencoba untuk membawa pulang Labora dengan mengepung rumahnya. Adakadabra,  Labora tidak berada di rumahnya. Dia telah kabur !

Upaya aparat penegak hukum guna menjemput Labora ternyata dihalang-halangi oleh warga setempat. Sempat terjadi friksi antara warga dengan aparat kepolisan. Dan yang mengagetkan, halaman rumah labora dihalangi oleh kontainer. Ini sebuah kegilaan ! Sepertinya upaya penjemputan Labora sudah tercium sehingga adanya upaya penghalangan.

Negara tidak boleh kalah oleh mafia. Negara tidak boleh lagi dikangkangi dan dilecehkan oleh individu. Kasus ini bukanlah kasus biasa. Perputaran uang panas tidaklah sedikit.  Labora telah menyerahkan diri. Apakah Labora bermain seorang diri ? Apakah rekening gendut ini mengalir ke aparatur negara lainnya ? Ini menjadi tantangan bagi penegak hukum guna membongkar aliran fulus hingga ke akar-akarnya.

Masih ingatkah dengan  revolusi mental yang digembar-gemborkan Jokowi ? Katanya revolusi mental dimulai dari aspek penegakan hukum. Janjinya, penegakan hukum di negeri tidak akan pandang bulu terhadap siapapun dan harus menimbulkan efek jera. Semoga pengusutan kasus fulus Labora Sitorus mencerminkan wajah keadilan yang tidak pandang bulu dan membuatnya jera.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Muhamad Faisal Al'ansori

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Akal Bulus Labora Sitorus

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler